"Hujan kembali.
Dipeluknya tanah seerat mungkin, sekali lagi.
Gadis itu lebih rela jatuh dari deraian rintik.
Jatuh pula sepatunya, menginjak bianglala yang entah sejak kapan datangnya.
Gadis itu lebih dingin ujung bibirnya.
Menyeka cipratan yang entah apa.
Bersibaku pada mega yang sebentar lagi gaib wujudnya.
Aku menghela napas.
Lamat-lamat menatapnya beranjak.
Ah, tintaku habis.
Gadis itu berjalan ke ufuk senja.
Sebentar semburat merah kan menghiasi cakrawala pipinya.
Sebab berhenti menunggu kekasihnya.
Rindu menjelma sebijak tetesan air. Terserap akar-akar pohon itu."[29/08/2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐩𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐒𝐚𝐣𝐚𝐤 ✔ [TELAH TERBIT]
Thơ caAkulah kehampaan yang bernyawa. Merangkai aksara hanya demi menghibur jiwa. Akulah kesunyian yang putus asa. Merangkai sajak hanya tuk mengisi masa. ___________________________ ______________________ Status: COMPLETED Genre: PUISI, SAJAK, KATA PE...