Queen Rania (Short Story)

3 1 0
                                    

   Rania menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah melihat apa yang ada di teras rumah. Sebuah boneka teddy besar dan mawar putih kesukaannya. Dia tidak menyangka Shaher –kekasih Rania- akan memberikannya kejutan seperti ini. Rania tahu kalau Shaher adalah tipe lelaki yang romantis. Dia sering mendapatkan kejutan-kejutan dari pacarnya itu tapi, boneka teddy besar, hahaha, dia tidak pernah membayangkan kalau Shaher akan memberikan itu untuknya.

               Perlahan, orang yang membawa boneka teddy itu menampakkan wajahnya, membuat Rania menurukan tangannya dari mulutnya itu. Dengan cepat dia sudah memeluk Shaher dengan eratnya, dia sangat senang, tidak menyangka Shaher akan datang dengan cara seperti ini kerumahnya. Shaher terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu, dipeluknya dengan erat tubuh mungil Rania. Saking mungilnya Rania, Shaher ingin membawa Rania pulang kerumahnya.
  

   Rania melepaskan pelukannya namun, tangannya masih setia melingkar di pinggang Shaher, di tatapnya kekasihnya itu, dagunya menyentuh dada Shaher karena tinggi Rania hanya sebatas dada Shaher. Mereka saling tatap dalam diam, tak ada kata yang terlontar, hanya tatapan saling menyayangi antara dua insan, wajah Shaher semakin mendekat ke wajah Rania, namun tatapannya tak lepas dari mata indah cokelat milik Rania, setelah cukup dekat wajah mereka, Rania langsung mencium pipi Shaher sebagai ucapan terima kasihnya. Shaher tersenyum kearah Rania, membuat wajah Rania bersemu merah.

   “Masuk yuk.” ajak Rania, Shaher dengan senang hati menerima ajakan Rania, tak lupa dia memberikan boneka teddy itu kepada Rania dan buket bunga mawar putih kesukaan Rania.

   Berjalan dengan memeluk boneka teddy, membuat Rania gemas dengan boneka yang hampir sebesar dirinya itu, sambil berjalan dia pun menggesek-gesekkan hidungnya ke hidung boneka itu, membuat Shaher yang berjalan disampingnya miris melihat adegan itu.

   “Yang, udah dong, masa bonekanya yang di gituin terus.” kata Shaher saat melihat kekasihnya terus menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung boneka itu.

   “Ihhh.. biarin aja, aku gemes tau sama boneka ini, kayak kamu.” Rania masih menggesek-gesekkan hidungnya. Shaher mengambil paksa boneka itu dan meletakkan boneka itu di atas sofa, dan seketika Shaher memeluk pinggang Rania, dalam peluknya Shaher berucap, “Boneka-nya nanti dulu ya, sekarang ada aku, jadi kamu peluk aku aja, jangan boneka mulu, aku nya kapan? Hehe.”

   Rania tertawa kecil mendengar ucapan kekasihnya itu, “Iya sayang, gak gitu lagi.” Kata Rania. Mereka berdua berdiri menghadap, dengan tangan Shaher yang melingkar sempurna di pinggang Rania, mereka beradu tatap dalam keheningan di rumah yang megah itu. Shaher mendekatkan wajahnya ke wajah Rania, membuat gadis itu refleks memejamkan matanya,.

   Tak ada yang lebih bahagia bagi Rania saat ini, menghabiskan waktu hari Minggu dengan jalan-jalan, shopping, hingga ke taman sekalipun hanya berdua dengan Shaher.

***

LINE

Rafathar Genofefa : Ran

Queen Rania : Oit, ada apaan? Yuhuuu^^

Rafathar Genofefa : CUMI. Seneng banget kayaknya.

Queen Rania : Iya dong^^. Gue emang lagi seneng bangeeetttt…

Rafathar Genofefa : Seneng nape? Seneng ya gue chat?

Queen Rania : Alay lu valak!! Geer amat dih.. Di chat ama lo mah udah biasa.

Rafathar Genofefa : Njirr.. gak mau lagi gue chatan ama lo

Queen Rania : Dasar anak alay tukang baperan njir, seneng karena tadi tuh Shaher dateng kerumah dan ngasih gue kejutan dia so sweet banget.. uwuwuwu

Wattpadesurd BerceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang