Drabble dari Pratama

10 1 0
                                    

Tema : Ulang Tahun

Yuri dan Juni Shinoyama menarik terompet di depan Yuriko, Ibu  mereka sedang duduk di atas ranjang. Beliau terkejut melihat kejutan anak-anaknya. Memang untuk pertama kalinya, mereka terlihat bersenang-senang. Meski dalam kehidupan Juni dan Yuri harus menghadapi banyak cobaan. Contohnya saja, mereka dibully habis-habisan saat bergabung dengan sekolah militer. Belum lagi perlakuan atasan yang dianggap melecehkan kedua putrinya itu. Ingin rasanya menemuinya, namun Yuri dan Juni selalu menolak.

“Surprise! Happy Birthday, Ibu!” kompak Yuri dan Juni berteriak.
“Makasih, nak! Ibu sangat terharu,” ucapnya berlinang air mata.

Kamar tidur Yuriko tidak terlalu luas. Hanya 6x4 meter persegi. Rumah yang ditinggali keluarga Yuri adalah hasil peninggalan almarhum ayah tercinta. Keduanya tidak akrab dengan beliau, dikarenakan sakit leukemia yang diderita selama setahun. Alhasil, Ibunya selalu menceritakan kisah heroic sang ayah. Bahkan fotonya juga terpajang di sana.

“Maaf ya, Bu. Kami terpaksa membeli ini untuk hadiah Ibu,” ujar Juni menggenggam hadiah pemberian bersama kakaknya, Yuri.

Ibu Yuriko hanya tersenyum. Beliau menerima pemberian dari Juni sekaligus membukanya. Ternyata … itu sebuah kalung. Bentuk menyerupai tetesan air mata, warna biru dan berkelap-kelip. Beliau sangat antusias pemberian mereka.

“Gak apa-apa, kok. Malahan, Ibu akan menyimpannya sebagai kenang-kenangan,”

“Beneran, Bu?” ucap Juni terperanjat kaget.

Juni menatap Yuri untuk kesekian kalinya. Keduanya tersenyum lebar sekaligus tertawa bersama dengan Ibu Yuriko. Walau gitu, ada sedikit kesedihan dalam diri beliau. Pasalnya, Ibu Yuriko didiagnosa penyakit Hematoma. Penyakit yang sulit dideteksi dan sumbernya dari organ tubuh. Beliau sudah terkena di bagian arteri. Karena itulah, Ibu Yuriko diam-diam pergi ke rumah sakit, tanpa sepengetahuan anaknya. Beliau berdoa, semoga penyakit yang diderita tidak sampai menular kepada anak-anaknya, mengingat pernah mengalami kecelakaan beberapa tahun sebelum kelahiran mereka.
“Bu, kok diam saja?” tanya Yuri khawatir.

“Gak apa-apa kok. Memangnya tadi kalian ngomong apa?” ucapnya berbohong.

“Gini Bu. Kami ingin memberitahukan sesuatu,” ucap Juni tersenyum, “Kami diterima magang menjadi crew kapal legendaris Bu. Star Dominion, kapal yang disukai oleh Ibu saat masih kecil.”

Seketika, Ibu Yuriko terkejut bukan main. Menurut kabar yang pernah dengar, Star Dominion sudah tidak beroperasi lagi semenjak umur beliau 12 tahun. Lantas kenapa tiba-tiba Kerajaan Azelcantium berubah pikiran? Namun di sisi lain, beliau bernapas lega. Karena satu crew dan bisa bersama-sama walau beda posisi.
“Aduhh, selamat ya, anak Ibu!” Ibu Yuriko mencium kening Yuri dan Juni.

Kedua umur mereka selisih setahun. Yuri berumur 17 dan Juni 16 tahun. Namun kalau soal favorit kapal, keduanya memiliki pandangan berbeda. Yuri lebih suka Gremlin I, sedangkan Juni Jupiter III. Keduanya memiliki diameter sama. Akan tetapi, Yuri lebih suka kapten Gremlin I, Albert Schweirzberg. Dia menceritakan kepada Ibu Yuriko mengenai favoritnya. Sama halnya dengan Juni. Bedanya, Juni hanya suka kapalnya. Sedangkan kaptennya sendiri mengalami pergantian satu ke orang lain. Tentu jadi membingungkan bagi Juni.

“Pokoknya, kalian berdua harus menjadi anak baik, ok. Harus nurut perintah dari kapten. Karena … kapten mengendalikan kapal. Jika dirasa melakukan kesalahan, tegurlah, nak. Itu pesan Ibu,” pesan Ibu Yuriko kepada Juni dan Yuri.
“Baik, Bu!”

Keduanya memeluk beliau untuk kesekian kalinya. Namun, mereka merasa itu pelukan terakhirnya sebelum berangkat menaiki Star Dominion. Baik Yuri dan Juni bisa merasakan kehangatan yang terpancar dari Ibu Yuriko. Mereka berharap bisa terus seperti ini, momen kebersamaan. Walau hanya singkat.

Wattpadesurd BerceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang