"Dia buta. Sejak sepuluh tahun yang lalu, dia mengalami kebutaan akibat cairan kimia yang tanpa sengaja mengenai matanya. Dan itu semua karena kesalahanku." Jelas pria asing yang menuntun Xiao zhan ke salah satu kursi kayu yang ada di hadapan Wang Yibo.
Sedang Wang Yibo, pria pucat itu menggertakan giginya berusaha mencoba menahan emosinya yang kembali memuncak akibat penjelasan pria asing itu. Namun lagi-lagi dia meredam amarahnya karena dia tak ingin sampai Xiao zhan curiga padanya dan membuat pria cantik itu ketakutan.
"Xiao zhan, ini temanku. Mulai hari ini, kau akan tinggal bersamanya." Ucap pria asing itu sembari mengusap kepala Xiao zhan sayang yang tentu saja membuat Wang Yibo semakin cemburu karenanya.
"Kenapa? Xian ge.. kau mau kemana? Kenapa kau menyerahkanku pada orang asing? Aku tak mengenalnya. Aku tak mau. Bawa aku bersamamu ge. Aku janji aku takkan merepotkanmu." Rengek Xiao zhan pada pria asing yang berdiri belakangnya tersebut.
Melihat Xiao zhan yang merengek seperti itu jelas membuat Wang Yibo heran sekaligus cemburu. Bahkan saat bersamanya dulu, Xiao zhan sama sekali tak pernah menunjukkan sisi lemahnya apalagi sampai merengek seperti ini. Tapi apa ini? Wang Yibo sungguh kesal namun dirinya tak bisa melakukan apa-apa selain menjadi penonton.
"Xiao zhan, kau tau bukan kalau aku harus pergi ke tempat yang sangat jauh? Dan itu sangat berbahaya jika kau ikut bersamaku. Jadi aku mohon padamu, untuk kali ini percayalah pada temanku yang satu ini seperti kau mempercayaiku. Karena aku yakin kalau kau akan bahagia dan aman bersamanya, hm?"
"Tapi ge.."
"Sstt.. kau percaya padaku, bukan?"
Lama Xiao zhan diam sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Anak baik. Aku bangga padamu. Kau tau kalau aku sangat menyayangimu, bukan? Dan aku akan selalu menyayangimu sampai kapanpun. Bukan karena rasa bersalahku padamu. Tapi lebih karena aku mencintaimu. Kau tau itu kan?" Ucap pria asing itu sembari menangkup wajah Xiao zhan sembari sesekali mengusap kedua pipi pria cantik itu menggunakan ibu jarinya. Dan lagi-lagi Xiao zhan membalasnya dengan anggukan kepala.
Lain Xiao zhan, lain pula dengan Wang Yibo. Pria pucat itu sudah pasti dengan geram mengepalkan kedua tangannya sekaligus menggertakkan giginya.
"Kalau begitu, kau harus bersiap. Kau harus mengemasi bajumu dan memasukkannya ke dalam tas. Karena hari ini kau akan ikut dan tinggal bersama dengan temanku." Ucap pria asing itu sekali lagi sembari menuntun Xiao zhan untuk kembali ke kamarnya.
Tak butuh waktu lama, pria asing itu kembali menemui Wang Yibo yang menatapnya tajam seolah ingin membunuhnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau cemburu?" Ledek pria asing itu yang membuat Wang Yibo semakin menatapnya kesal.
Melihat respon yang dia dapat dari Wang Yibo, membuat pria asing itu terkekeh.
"Dengar, aku tau kau cemburu. Aku juga tau kalau kau mencintai Xiao zhan bukan karena dia kakakmu. Tapi percayalah, aku tak pernah bisa menggantikan dirimu di hatinya. Meski berulang kali aku mengatakan kalau aku mencintainya, tapi dia tetap menutup pintu hatinya untukku. Dan mungkin ke semua orang di dunia ini, selain kau tentu saja." Lanjut pria asing itu mencoba untuk mencairkan suasana tegang yang secara sengaja sudah Wang Yibo ciptakan.
Mendengar ucapan pria asing itu membuat Wang Yibo perlahan mulai melonggarkan otot-otot wajahnya yang semula kaku. Karena sungguh, saat ini dirinya lega sekaligus bahagia begitu tau kalau pria pujaannya masih tetap menjaga hati untuknya.
"Kalau begitu.. siapa kau sebenarnya? Dan bagaimana bisa Xiao zhan berakhir seperti itu?" Tanya Wang Yibo setelah sekian lama hanya diam sembari menahan emosinya yang meluap-luap.
"Aku Li Xian. Dan alasan kenapa Xiao zhan berakhir seperti ini karena tuan Wang. Semua berawal dari sepuluh tahun yang lalu. Dimana tuan Wang membayarku untuk membunuh Xiao zhan. Dia menyuruhku untuk berpura-pura menjemput Xiao zhan di bandara Auckland dan menghabisinya saat itu juga. Tapi aku tak pernah bisa melakukannya. Karena aku pikir apa yang dialami Xiao zhan selama hidupnya tidaklah adil. Lalu aku menyusun sebuah rencana dimana aku akan memanipulasi kematiannya. Aku juga berencana untuk sedikit merusak wajahnya agar tak ada yang mengenalinya, terutama tuan Wang. Saat itu aku mengikat kaki, tangan serta membungkam mulut Xiao zhan agar dia tak membuat kegaduhan. Namun ketika aku hendak menyiram cairan kimia pada wajahnya, tanpa sengaja cairan itu tumpah ke tanganku sendiri dan sedikit percikannya mengenai kedua mata Xiao zhan yang membuatnya menjadi buta seperti ini. Aku sungguh menyesal. Aku bahkan selalu dihantui rasa bersalah setiap kali aku menatap wajah polosnya. Dia bahkan dengan mudah memaafkanku dan menganggap semua tak pernah terjadi. Dia juga selalu berterima kasih padaku karena aku sudah menyelamatkan hidupnya. Ini benar-benar membuatku semakin merasa bersalah padanya. Selama sepuluh tahun aku menunggu kabar kematian tuan Wang dan selama itu pula aku selalu menangisi kecerobohanku yang sudah membuat cahaya di mata indah itu hilang. Tapi sejak aku mendengar kabar kalau tua bangka itu mati, aku langsung terbang ke Beijing dari Auckland hanya untuk menemuimu dan memastikan kalau kabar itu benar."
"Lalu.. bagaimana caranya kau meyakinkan tua bangka itu kalau kau sudah menyelesaikan tugasmu?" Tanya Wang Yibo yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan penjelasan pria asing yang bernama Li Xian tersebut.
"Aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku meneteskan darah babi yang ku beli di pasar pada beberapa bagian tubuhnya termasuk pada leher juga kepalanya. Aku melakukan itu ketika Xiao zhan tertidur pulas di atas kursi setelah aku mengikat kaki, tangan serta membungkam mulutnya. Kemudian aku mengambil beberapa gambar dan mengirimkannya pada tuan Wang. Lalu untuk menyempurnakan rencanaku, aku merusak wajahnya. Tapi bukan wajahnya yang rusak malah matanya yang buta. Huft.. aku benar-benar ceroboh."
Setelah mendengar semua penjelasan dari pria asing yang bernama Li Xian tersebut jelas membuat Wang Yibo ingin menonjok wajah pria di hadapannya itu saat ini juga. Namun dia urung melakukannya karena jujur dalam hati kecilnya, Wang Yibo berterima kasih karena Li Xian tak benar-benar membunuh Xiao zhan.
"Lalu apa yang kau inginkan? Aku akan memberikan semua yang kau mau sebagai imbalan karena sudah menjaga Xiao Zhan-ku." Ucap Wang Yibo dengan menekankan kata kepemilikannya terhadap Xiao zhan.
Mendengar ucapan Wang Yibo, membuat Li Xian terkekeh sembari menggelengkan kepalanya.
"Hehe.. kau ini.. astaga benar-benar spoiled brat khas orang kaya. Dengar.. aku tak meminta apapun padamu selain satu hal. Cukup jaga dan lindungi Xiao zhan itu sudah lebih dari kata cukup buatku. Karena hanya dengan begitu aku bisa mati dengan tenang."
"Apa maksudmu?"
"Umurku sudah tak lama lagi. Penyakit yang bersarang di tubuhku semakin lama semakin menggerogotiku. Tapi aku mohon jangan sampai Xiao zhan tau tentang ini karena aku tak ingin membebaninya lagi." Lirih Li Xian sembari menatap langit-langit flat mungil yang dia sewa dengan tatapan sendu.
"Kau sakit apa? Aku bisa memberikan pengobatan terbaik untuk kesembuhanmu? Katakan padaku karena aku akan--"
"Tidak. Tidak. Ini semua keinginanku. Aku tak ingin hidup dengan penyesalan. Aku lelah dan aku ingin beristirahat. Jadi aku mohon, jaga dan lindungi Xiao zhan. Buatlah dia bahagia, karena itu sudah lebih dari cukup bagiku. Ku mohon. Anggap saja ini permintaan terakhirku."
Mendengar permohonan Li Xian membuat Wang Yibo tak berkutik. Pria dingin itu hanya bisa menghela nafasnya yang terasa begitu menyesakkan sebelum akhirnya mengangguk samar sebagai jawabannya.
Di sisi lain, Xiao zhan yang tengah berdiri di balik pintu mendengar semua percakapan Li Xian dengan pria asing yang dia tau adalah teman dari Li Xian tersebut hanya bisa menangis dalam diam.
Tbc
Terima kasih buat semua temen-temen readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
FanfictionKetika cinta mereka akhirnya menguak rahasia masa lalu, akankah mereka bertahan? Ataukah mereka memilih untuk menyerah dan membuang semua rasa itu?