SC-16

999 138 15
                                    

Sebuah mobil mewah melaju membelah jalanan kota Beijing yang tak terlalu padat. Di dalam mobil tersebut terlihat Wang Yibo tengah mengemudikan mobilnya sambil sesekali melirik ke pria cantik yang duduk tenang di bangku penumpang disampingnya.

Ada perasaan bahagia, haru, sedih, juga rindu yang kini tengah bercampur di dalam dada Wang Yibo. Jujur saja jika bukan karena ucapan Li Xian yang mengatakan kalau Xiao zhan sangat trauma hingga dirinya sama sekali tak ingin kembali berurusan dengan keluarga Wang (yang di dalamnya Wang Yibo juga termasuk tentu saja), saat ini pasti Wang Yibo sudah membawa pria cantik itu ke dalam pelukannya. Bahkan mungkin dia akan mencium setiap inch wajah mungil Xiao zhan untuk menyampaikan seluruh perasaan yang dia pendam selama ini.



"Namamu Xiao zhan, benar?" Tanya Wang Yibo memecah keheningan yang menurutnya begitu menyesakkan.

Sedang Xiao zhan, pria cantik itu hanya mengangguk samar sebagai jawabannya.

"Sial.. kenapa jadi begitu canggung? Isshhh.."_gerutu Wang Yibo dalam hati.

"Mmm.. apa kau lapar? Kita bisa mampir untuk makan siang, bagaimana?" Tanya Wang Yibo sekali lagi.

Namun lagi-lagi Xiao zhan hanya menggerakkan kepalanya untuk merespon pertanyaan Wang Yibo.

Kesal? Tentu saja Wang Yibo kesal karena Xiao zhan bersikap dingin padanya. Tapi tidak, Wang Yibo tak ingin merusak semuanya hanya karena dirinya tak bisa mengendalikan diri hingga membuat pria cantik itu berakhir dengan membencinya.

"Kau tau kalau kau akan tinggal bersamaku mulai sekarang, bukan? Aku berharap kita bisa berteman. Jadi.. bisakah kita--"

"Tak bisa." Sela Xiao zhan yang tentu saja membuat Wang Yibo mengernyitkan dahinya seolah ingin menunjukkan kalau dirinya tak setuju.

"Tak bisa? Tapi kenapa?" Protes Wang Yibo yang semakin kesal karena Xiao zhan bersikap tak adil menurutnya. Bagaimana tidak? Xiao zhan bersikap sangat ramah bahkan manja pada Li Xian yang jelas-jelas hanya orang asing yang sengaja mencelakainya demi uang. Sedangkan dia, dia Wang Yibo. Pria yang sangat mencintainya, ya.. walau saat ini dia hanya orang asing. Tapi menurut Wang Yibo,  sikap Xiao zhan yang seperti ini benar-benar tak adil baginya.

"Tak ada alasan khusus. Tapi aku hanya merasa kalau aku tak bisa. Aku sangat berterima kasih padamu karena kau mau menampung pria cacat sepertiku di rumahmu. Tapi bisakah kita mempertahankan jarak hubungan kita seperti ini saja? Aku akan melakukan pekerjaan rumah untukmu sebagai balasan karena kau sudah membiarkanku tinggal di rumahmu."

"Tapi bagaimana bisa dua orang yang tinggal dalam satu rumah, bertemu setiap hari, tapi tetap bertingkah seolah orang asing? Tidakkah itu terasa begitu canggung?"

"Mungkin bagimu. Tapi tidak bagiku."

Mendapatkan jawaban yang tegas dan sarat akan penolakan, tentu membuat Wang Yibo kesal sekaligus sedih. Tapi lagi-lagi dia tak ingin menyerah begitu saja. Dia tak ingin menjadi orang asing bagi Xiao zhan. Dia ingin menjadi satu-satunya orang yang paling Xiao zhan percaya. Jadi Wang Yibo akan memikirkan berbagai cara untuk meluluhkan hati batu dari patung es cantik yang bernama Xiao zhan ini. Berterima kasihlah pada darah tuan Wang yang mengalir di tubuhnya sampai detik ini. Karena dengan begitu Wang Yibo secara tidak langsung juga mewarisi sifat licik dari tuan Wang.

"Baiklah kalau begitu keinginanmu, aku takkan memaksa. Tapi setidaknya kau harus tau namaku bukan?" Putus Wang Yibo berusaha mencairkan suasana yang entah sejak kapan menjadi begitu tegang.

"Kurasa tak perlu. Aku bisa memanggilmu tuan."

"Bagaimana bisa kau hanya memanggilku tuan tanpa tau namaku? Bagaimana kalau kau tersesat? Kalau ada yang menculikmu? Atau--"

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang