berdua

15 4 0
                                    

Cklek

"Astojim lo ngapain dikamar adek gue,pergi sono gue mau liat adek gue"
Crocos revan dari arah pintu kamar natelin.

"Yee enak aja nyuruh gue pergi,lo tuh bang yang seharusnya pergi nganggu orang lagi berduaan aja"
Timpal balik vano.

"Bodo amat"

"Eh dek kamu nggak papa kan!,mana yang sakit"ucap revan dengan nada kawatir.

"Apaan sih bang,aku nggak kenapa-napa cuman sakit dikit kok"ucap natelin.

"Apa perlu abang parut nih si kera laut"
Ucap revan yang mendapat tawaan dari natelin.

"Kan kan,asli ya lo bang emang nggak punya adab sama adik ipar sendiri,pakek ngatain kera laut segala lagi"kesal vano dengan revan yang sedari tadi menistakan dirinya.

"Lebay lo"

"Ya udah kalok gitu abang mau ke kamar dulu"

"Awas lo macem-macem gue cukur ntar bulu ketek lo"ucap revan dengan menatap sinir vano dan berlalu meninggalkan kamar natelin.

"Mana ada ,ketek gue mah mulus kek pantat bayi"

"Alah paling bulu ketek lo udah tumbuh panjang sampek lo kucir kek kelabang kan"

"Yah kok gitu sih kamu,jahat banget sama calon suami"ucap vano dengan gaya merajuk.

"Bwahahah sok imut lo,udah sana pulang udah sore juga"

"Au ah,ya udah aku pulang dulu ya sampai ketemu besok calon istriku"

"Hmm"

Karna masih capek natelin melanjutkan acara mimpinya yang tertunda.

•••

Sehabis pamit pulang dari rumah natelin vano memilih untuk mampir ke warung babe yang dianggap oleh geng Gaegeons sebagai maskasnya.

"Wih si boz dari mana aja lo"
Tanya celo seraya memakan mie didepannya.

"Eh iya cewek yang tadi gimana,kok dia nampar lo"Tanya dilan yang baru datang dari arah belakang dan berjalan duduk disebelah vano.

"Gara-gara lo dia marah sama gue,untung gue pinter ngerayunya"

"Lah emang dia siapa lo"
Tanya marfel dengan mengerutkan keningnya.

"Dia cewek yang gue ceritain kemarin"
Mata seluruh geng gargeons melebar mendengar jawaban vano.

Jika cewek itu tunangan vano sama saja dia cari mati dengan vano.

"Maksud lo tunangan lo!"

"Hmm,lo pada sih ngapa kagak ngasuih tau gue dulu namanya.lihat sekarang dia badannya sakit semua"ucap vano dengan menatap kesal teman-temannya ini.

"Lah lah kok nyalahin kita sih,yang mukul dia paling banyak kan lo"

"Serah lo"
Vano hanya pasrah memang ini salahnya karena tidak melihat siapa mangsanya.

•••

Hari mulai pagi sinarnya sudah berhasil masuk ke celah-celah kamar natelin sehingga membuatnya terbangun.

Natelin menatap pantulan dirinya dikaca kamarnya setelah selesai melaksanakan ritual mandinya.

"Nggak terlalu terlihat"
Gumannya dengan memegang luka dibagian pipinya.setelah selesai dia berjalan menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan yang sudah diisi abangnya.

"Good pagi abang"

"Good pagi apaan good morning kalik"
Ucap revan dengan menarik pipi natelin dengan gemas.

"Itu sama aja bang,good kan dalam bahasa inggris selamat terus kalok pagi kan bahasa indonesianya pagi"ucap natelin membetulkan.

"Serah lo deh dek"

"Nah udah jadi nih nasi gorengnya"
Ucap risa datang dari arah dapur dengan piring ditangannya.meraka memulai makannya dengan nikmat.

"Eh iya bun,ayah kok nggak ada"
Tanya natelin ketika menyadari ayahnya tidak ada.

"Ayah kan kemari pas kamu sekolah dia ada urusan ke aust"
Natelin hanya menganguk faham dan melanjutkan makannya yang tersisa sedikit.

"Bun nate berangkat dulu ya,assalamualaikum"
Ucap natelin dengan mencium pipi bunda dan abangnya.

"Loh kok lo ada disini?"
Kaget natelin ketika dia membuka gerbang  dikagetkan oleh vano yang duduk manis diatas montornya.

"Mau njemput calon bini"
Jawab vano dengan cengiran kudanya.

"Udah sarapan!"
Tanya vano ketika natelin sudah duduk di montornya.

"Udah"
Vano hanya mangut-mangut dan berlalu bergi dari pekarangan rumah dita.

Montor sportnya berjalan membelah ibu kota.dengan setelan jaket berlambang singa dipungungnya mampu membuat orang yang memerhatikannya menatap dengan takut apa arti lambang tersebut.

Natelin dibuat bingung dengan tatapan orang orang yang memerhatikan kearah dirinya dan vano.

"Van kok orang-orang pada ngeliatin kita gitu banget sih"tanya natelin dengan sedikit teriak.

"Biarin aja mereka iri"

"Apaanya yang di iriin perasaan lo kagak ada apa-apanya"ejek natelin.

"Ganteng kek gini dibilang nggak ada apa-apanya"bela vano dengan muka yang kesal karena ejekkan natelin.

"Pd banget"

Tak terasa mereka sampai di parkiran sekolah.

"Yuk kekelas"
Ajak vano dengan mengandeng jemari natelin.

"Lah emang kelas kita sama."
Ucap natelin mulai mengerutkan keningnya.

"Kita emang sekelas sayang"

"Sayang sayang apaan coba"
Kesalnya dengan menimpuk vano.

Tentu interksi vano dan natelin tak luput dari mata seluruh siswa.mereka menatap keduanya dengan kagum.

Sesampai dikelas natelin berjalan mendekat ke arah bangku dekat cloudia tapi langkahnya terhenti ketika vano menarik tangannya.

"Mulai sekarah kamu duduk sama aku"
Ucap vano sebari menuntun natelin agar duduk disampingnya.

"Kok gitu,ntar cloudia sama siapa"

"Biar sama temen aku"natelin hanya pasrah ketimbang harus adu bacot.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NatelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang