3

7 6 0
                                    

Sarapan pagipun berjalan dengan clotehan yang membuat dua orang dewasa beda kelamin berucap syukur , tiga puluh tahun yang lalu , pengorbanan mereka agar bisa memeliki keturunan , pewarinya , penyemangatnya , bisa dikatakan mereka orang desa tapi pengetahuannya kota , ibu halimah dan  pak samsul .
.
.
.
.
.
Di siang yang terik ini rara mengayuh sepedanya untuk dibawa keliling desa dengan memakai rok levis baju pink jilbab dongker , angin bertiup dengan kencang mengakibatkan jilbab yang dia gunakan berkibar , dari arah belakang terdapat mobil fortuner hitam yang di kendari seorang pemuda yang bernama azam , melaju dengan  stadar kebingungan karena yang berkedara di dapan oleng dan .
.
.
.
.
.
Bruuk , bruk , , ummaaaaa huhuhuhuhuhu
Iyaa dia rara yang jatuh dari sepada karena jibab nya yang tertiup angin mengakibatkan pandangannya kabur ,
Pria yang menaiki mobil turun dan "kamu gak papakan ada yang luka , mari saya bantu " .....
Satu kata di pikiran rara "tampan" , setelah sadar dari keterkejutan rara segera beristigfar , "trimakasih saya tidak apa - apa " , dengan berusa mendirikan sepedahnya dengan dibantu dengan pria yang tak lain adalah azam , "apa perlu saya antar ke puskesmas atau pulang , kebetulan rumah nenek saya tidak jauh dari sini "....
"Tidak trimakasih insa'allah saya masih kuat , rumah saya juga tidak jauh dari sini , trimakasih tawarannya assalamu'alaikum" ...
Satu kata yang terlintas di pikiran azam "manis".
"Wa'alaikumsalam" , kemudian dia berlalu naik mobil dan melanjutkan perjalanannya ke rumah neneknya yg tidak jauh dari kalejadian..
.
.
.
.
.
"Assalamu'alaikum , huhuhuhuhu ummaaaa , huhuhu"
"Wa'alikumsallam , astagfirullah kamu kenapa sayang kok bajunya kotor semua ?"    
"tadi jatuh umma gara - gara jilbabnya nutupin pandangan rara"
"Astagfirullah , bukan salah jilbabnya sayank , sini umma obatin " sambil berlalu untuk mengambilkan kotak obat di sebelah tv , dengan telaten umma membersikan luka yang tidak terlalu parah , rara aja yamg emang lebai wkwkkw.
Setelah beres umma berlalu mengembalikan kotok obat ke tempat semula agar mudah dicari lagi .
.
.
.
.
Siangpun berganti sore , sorepun berganti malam , setelah sholat jama'ah di masjid abi baru sadar tetnya putri tercintanya belum membuat keributan , abi pun duduk di meja makan sambil menunggu umma yang sedang menyiapkan makanan .
.
.
.
.
"Tumben umma kok sepi " sabil mencomot tahu bulat buatan umma
"Hehehehe.....sepi ya , rara lagi dikamar dia ngambek tadi jatuh dari sepeda umma omelin , salah sendiri udah dewasa kok croboh " sambil mondar mandir nyusun makanan di meja , "loh abi kok gak dikasih tau umma , " sambil berjalan kekamar rara tok tok tok  krek ..."abii huhuhuhu , rara jatuh abi " sambil nangis bombai ke arah abi yang di balas dengan gelengan kepala "kamu ngapainsih nduk kok bisa jatuh dari sepeda , pasti kamu ndak perhatikan jalan " " bukan abii , tadi jilbanya nutupin pandangannya rara , trus jatuh deh " sambil mengulurkan ke dua tangan di depan wajah abi kode buat gendong  " ngapain tangan kamu , abi ndak bisa gendong badan kamu besar , di papah aja yaa , lagian labay jatuh dikit mintak gendong" sambil nuntun rara ke meja makan yang sudah tersaji makanan dan umma yang duduk manis sambil geleng - geleng kepala "tuman manja sama abi , biarin aja bi ..di kamar biar klaparan lagian udah dewasa mau nikah kok yaa masih ngrengek sama abi , "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Yang Hilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang