BAB 28

3.8K 679 29
                                    

"You may not be able to control
what others may say,
but you sure can control what
you listen to."
- Anonymous

DENTINGAN gelas para barista, alunan musik klasik dan riuh-rendah orang-orang yang mengobrol menyemarakkan suasana kafe. Aroma biji kopi menyeruak di udara, bercampur dengan wangi harum kue yang baru matang dari oven.

Javier melonggarkan dasi, melepas jas dan menyampirkannya di kursi. Ia hendak menyandarkan diri, namun urung tatkala matanya menangkap suatu pemandangan asing.

Tempat ini bisa dibilang adalah comfort place-nya, tempat ia beristirahat sejenak dari pekerjaannya yang melelahkan. Ini bukan jam sibuk, jadi Javier hafal di luar kepala siapa saja pengunjung rutin di sini. Namun gadis ini adalah hal baru.

Bukannya ia cantik luar biasa. Javier sudah sering bertemu perempuan yang jauh lebih cantik dan seksi daripada gadis itu. Namun entah bagaimana ... gadis itu punya semacam aura penghisap. Ia melenggang seperti hanya dirinyalah yang ada di dunia ini. Matanya bulat dan indah, namun juga tajam seperti elang. Rambut hitam panjangnya tersibak sewaktu ia berjalan, dan tanpa Javier sadari tubuhnya sudah bergerak sendiri, menghampiri meja gadis itu.

Dagu gadis itu terangkat dengan anggun. "Maaf, ada perlu apa ya?"

Sudut bibir Javier meruncing. Ia sudah sering menaklukkan berbagai macam wanita—mulai dari yang tergila-gila padanya hingga yang membencinya setengah mati. Menaklukkan gadis seperti ini adalah pengalaman baru. "Do you love The Smiths?"

Gadis itu mengerjap beberapa kali, lalu tawanya pecah. Tawa renyah, seperti cookies yang baru diangkat dari oven. "Harusnya itu dialog aku."

"No, no," Javier menggeleng. "Gue bukan Tom, dan gue nggak mau jadi dia."

"Kenapa?"

"Karena dia nggak berhasil mendapatkan Summer pada akhirnya," Javier memandangi gadis itu lekat-lekat.

Sudut bibir gadis itu terangkat, membentuk seringai tipis. "500 Days of Summer, ya. Itu punch line yang lagi ngetren saat ini?"

Javier tergelak. "Nggak. Saya berimprovisasi. Soalnya kam—lo mengingatkan gue pada Summer."

"Oh ya? Kenapa?"

"Seems like you have 'The Summer Effect'." Javier tersenyum miring. "Apa jawaban gue cukup bagus buat diizinkan duduk di sini?"

Bulu mata lentik gadis itu mengerjap. Diam-diam, Javier mengulum senyum. Even a girl like her can't resist his charm.

"Oke. Lumayan," balasnya kemudian.

"Great. Gue ambil barang-barang dulu."

Beberapa menit kemudian, Javier sudah berpindah tempat ke seberang gadis itu. "Gue Javier," ujarnya, memperkenalkan diri.

"I know," ia tertawa kecil. "Kamu cukup terkenal."

"Oh ya?"

"Aku Kayla, FHUI '18." Senyumnya merekah lebar,"Kak Javier, kan? Kita satu almamater. Nama Kak Javier dan alumni-alumni hebat lain udah nggak asing di telinga."

Javier menahan diri untuk tidak tersenyum seperti orang bodoh. Gadis ini mengenalnya. Bahkan, adik kelas di kampus lamanya. Kebetulan yang menyenangkan.

"Oh, anak FH juga? Ngambil konsentrasi apa?"

"Hukum pidana, Kak."

Retrouvailles : (Bukan) Rama dan ShintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang