hape terosssss

34 6 16
                                    


Seperti biasa, setelah sholat Isya kerjaanku cuma rebahan cantik di atas kasur kosan yang bentuknya udah mulai melengkung, efek terlalu sering dipakai rebahan. Suka sedih kalau diceritain.

Belakangan ini kerjaanku cuma memandangi laptop dan ponsel, menanti dengan setia kalau-kalau ada e-mail masuk dari perusahaan manapun yang sudah aku kirimi surat lamaran kerja, walaupun sampai sekarang belum ada juga, padahal sudah berminggu-minggu lhoo.

Kalau gitu, sudah tahu kan tandanya apa?

Yakk, betulll,
Engga usah diomongin.

Sedih? Jelas dong, mana ada orang yang senang jadi pengangguran! Ehh tapi kadang aku ngerasa senang juga sih, soalnya jadi ada banyak waktu untuk rebahan.

Engga yang seratus persen rebahan, sebenarnya sambil nonton drakor juga, dan.., ingat waktu aku tanya pekerjaan yang cocok buat orang yang suka rebahan ke google? Nah, akhirnya aku kerjain semua itu, kecuali trading saham.

Engga cuma itu aja, aku juga aktif banget ikut give away (walaupun nggak pernah menang) terus ngumpulin koin di aplikasi belanja online a.k.a aplikasi setan penggoda (walaupun katanya yang dapat 9,9jt koin adalah istri petingginya).

Ohh, aku juga mengunduh sebuah aplikasi yang.., gimana ya jelasinnya?

Intinya, di aplikasi itu kita tinggal mengunggah struk belanjaan terus nanti bakal dapat cashback dari barang-barang yang kita beli, gitu deh.

Pokoknya semua hal per-online-an yang bisa menghasilkan cuan aku kerjain. Jadi dalam 24 jam 7 hari, kegiatanku kalau engga mandangin laptop ya mandangin hape sambil rebahan.

Kalau begitu, statusku harusnya sudah naik satu tingkat, dari pengangguran jadi pekerja freelance, mantapp.






Layar hape yang hampir menampilkan Raja Lee Gon dan Letnan Jeong Tae-ul melakukan adegan kissing tiba-tiba berubah gelap.

Aku langsung kaget dan panik banget, ya Tuhan, ini hapeku kenapa? Rusak?

Jangan rusak dulu please! Aku kan belum ada uang buat beli baru. Huuuaaa, ibuuuu!

"Ya Allah, aku janji engga akan coba-coba lihat adegan kissing lagi tapi jangan rus--," belum selesai meminta kepada Tuhan, layar hape milikku menampilkan gambar panggilan masuk dari seseorang yang tidak menggunakan foto profil di WhatsApp.

Alhamdulillah!
Ya Allah,
Hapeku ternyata nggak rusak.

Kayanya Tuhan nggak rela aku berbuat dosa deh, tiap kali aku hampir nonton adegan kissing, ada ajaaa yang bikin batal.

"Halo, kenapa Dise?" sapaku dengan suara yang berusaha dikalem-kalemkan.

"Kakak ada di kosan kan?" Suara Dise terdengar dari seberang telepon.

"Iya ada, kenapa?" tanyaku lembut. Memang susah kalau orang baik, engga bisa ngomong kasar.

"Keluar dong, Kakak, sini ke ayunan."

"Kenapa? Lagi ada masalah kah?"

"Masalah? Apa tu masalah? Engga ada itu. Sini kita bersosialisasi." Aku mendengus mendengar jawaban Dise, bersosialisasi yang dimaksud tentu saja ghibah.

"Iyaaa, bentar," jawabku. Capek juga mataku mantengin layar hape terus.

"Cepetan."

"Iya, bawel." Aku mematikan sambungan telepon, turun dari ranjang, mengambil cardigan di belakang pintu dan berjalan ke halaman samping.

Quarter Life CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang