Bab 3

1.7K 66 0
                                    

Desclaimer :

Cerita ini diambil dari pengalaman seorang perempuan bersama saudarinya,... Ia mengalami batas kengerian yang selama ini menjadi borok didalam keluarganya. Mereka tidak mengetahui hal ini, sampai akhirnya terbongkar semua bahwa ada sesuatu yang mendekam didalam rumah mereka.

Warning :

Bila saya luput dan teledor karena tidak sengaja menyebutkan clue tempat dan lain hal tolong disimpan untuk diri sendiri saja ya,.. Cerita ini sewaktu-waktu bisa saya hapus bila sudah dirasa tidak nyaman bagi saya sendiri,.. Ini bagian janji saya karena cerita ini sensitif.

Terakhir :

Kalian boleh membaca cerita ini dari awal lagi atau yang sebelumnya sudah pernah saya buat tapi tidak saya lanjutkan, bebas. Tinggal pilih.

______________________________________________________________________________

Untuk pembuka cerita ini adalah narasi saya bersama kontributor saya sebelum mulai masuk ke inti cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pembuka cerita ini adalah narasi saya bersama kontributor saya sebelum mulai masuk ke inti cerita.

Waktu itu, hari sudah mulai petang,... Orang menyebutnya waktu SOROP (SURUP), sandikala berputarnya waktu dari siang ke malam, dari terang ke gelap dan pada jam-jam seperti itu sesuatu yang asing sedang merayap keluar. Waktu yang tepat menyembunyikan anak-anak dari sosok tak kasat mata.

"Kulo niki asline soko keluarga sing gak neko-neko,.. Bapak, Ibuk, pak De, bu Lek, si Mbah, kabeh wong apik, aku percoyo niku mas, tapi.."

("Saya ini sebenarnya berasal dari keluarga yang tidak macam-macam,.. Ayah, Ibu, Paman, Bibi, Kakek semuanya orang baik mas, tapi...")

"Ncen, tekan garis keturunan mbah Nang niku pendatang sing kamudian rabi kale mbah dok, tiang jowo asli, usaha keluarga kulo niku berdagang.."

("Memang dari garis keturunan kakek,.. Beliau adalah pendatang yang kemudian menikah dengan nenek, asli jawa, usaha keluara itu berdagang..")

"Gak onok sing aneh, gak onok,.. Sampe pak De gowo mantok mbak niku, mbak sing bakal dadi bu De kulo engken"

("Gak ada yang aneh, gak ada,.. Sampai pak De membawa perempuan itu, perempuan yang nanti jadi bu De saya")

***

Saat itu Hanif masih duduk di bangku SMP kelas 7,...

Setelah sholat bersama keluarga, mereka menuju ke pawon (dapur). Di sana ada meja makan tempat anggota keluarga berkumpul. Hanif menjadi yang terakhir datang namun, saat dia akan duduk, bapak melihat kearahnya.

SOROPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang