Sudah dua hari ini Jeno tidak mau ditinggal Ten walau hanya lima menit. Setelah terkena demam beberapa hari yang lalu Jeno lebih mudah merengek dan menangis mungkin efek badannya yang kurang sehat setelah sakit. Seperti saat ini, Ten berpamitan pada si kembar karena ia belum mandi dari pagi tetapi Jeno selalu menghalangi.
" Mmaaa."
" Sebentar sayang, main dulu ya dengan nana."
Tidak ingin mengalah, Jeno tetap mengikuti ibunya sampai di depan pintu kamar mandi.
" Angan di tutup pintuna."
" Iya, tunggu di depan pintu saja ya."
Jeno mengangguk dengan mata berbinar. Walau pintu terbuka Ten tetap menutup diri dengan tirai kamar mandi. Takut-takut kalau ada yang masuk, meskipun itu Taeyong.
Suara shower dan gemericik air mulai terdengar. Barusaja Ten akan membilas tubuhnya, suara Jeno kembali menginterupsi.
" Mmaaa."
" Belum nak."
Jujur saja Ten merasa lelah dengan putranya tapi apa boleh buat Jeno tidak mau digendong orang lain dan akan menangis kencang jika tidak ada dia disebelahnya. Tak ada suara lagi dari Jeno, Ten penasaran apa yang sedang dilakukan oleh putranya tersebut. Ten menahan tawa ketika melihat Jeno sibuk melihat semut (?) yang berjalan di lantai.
" Jeno."
Jeno hanya menoleh pada ayahnya tanpa mau meninggalkan pintu kamar mandi sedetikpun.
" Sini sama appa, biarkan eomma mandi dulu."
Taeyong mencoba mengangkat tubuh Jeno tapi yang ada anak itu malah memberontak dalam gendongan sang appa.
" Sudah biarkan Jeno di situ, aku sudah hampir selesai tinggal pakai baju saja."
Taeyong menuruti perkataan istrinya. Tak berselang lama Ten sudah keluar dari kamar mandi.
" Mmaaa!"
" Sudah senang lagi eomma menggendongmu."
Pletak
Suara mainan terjatuh, siapa lagi pelakunya kalau bukan Jaemin. Ia cemburu dari tadi eommanya hanya asik dengan Jeno saja.
" Nana mau peyuk juga."
" Baiklah, kemari eomma akan memelukmu."
Dengan susah payah Jaemin turun dari tempat tidur lalu berlari pada ibunya.
" Eoh, hanya eomma yang kalian peluk appa tidak."
Taeyong memasang raut muka kesal pada ke dua anaknya. Jeno dan Jaemin beralih memeluk Taeyong.
" Mark juga ikut." Tiba- tiba Mark berlari dan menabrakan tubuhnya pada Taeyong. Walau sedikit oleng Taeyong masih bisa menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh menimpa buah hatinya.
" Sudah berpelukannya. Ayo kita ke ruang bioskop kalian bilang ingin menonton film. Eomma akan memanggil pelayan untuk membuatkan camilan dan minuman."
Taeyong dan anak-anaknya berlari duluan ke ruang bioskop. Selain ruang keluarga untuk bersantai di rumah ini juga ada ruang bioskop yang biasa mereka gunakan untuk menonton film hiburan bersama. Jadi tidak perlu takut tertular korona dimana saat seperti ini tidak diperbolehkan pergi ke pusat perbelanjaan. Ten kembali dengan beberapa pelayan yang membawa kereta makanan berisi semangkuk besar popcorn, sosis bakar lalu es krim untuk anak-anak dan limun untuk diri sendiri dan Taeyong.
Sudah hampir dua jam, anak-anak mereka hingga tertidur pulas di sofa.
" Ayo pindah ke kamar saja." Ajak Taeyong.
Anak-anak sudah tidur di kamar masing-masing. Kini sepasang suami-istri tersebut juga berada di kamar mereka. Mereka memilih untuk cuddling dengan Ten yang tiduran di atas dada Taeyong.
" Hari ini sangat melelahkan ya, Jeno menempelimu terus." Ucap Taeyong sambil mengecup puncak kepala Ten.
" Tidak juga. Dia tidak terlalu rewel seperti Mark dulu. Tenagaku benar-benar habis saat Mark sakit dulu." Ucap Ten sambil menyamankan posisinya.
" Kalau begitu istirahatlah."
Tidak ada jawaban dari Ten. Taeyong mengulas senyum ternyata Ten sudah tertidur.
" Selamat tidur istri dan ibu dari anak-anakku." Ucap Taeyong pelan sebelum ikut ke alam mimpi.
-----
Ola, back again. Sorry baru bisa update malam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lee family (TaeTen)
Fanfictionsequel fyafm. berisi one shoot keseharian keluarga Lee Taeyong. Taeyong bapak yang bobrok Ten emak yang galak Mark si kakak receh Jeno dan jaemin kembar kesayangan semua