04

8.7K 1.5K 170
                                    

Hari ini Renjun pergi kuliah. Walaupun sudah lulus tapi dia disini adalah seorang mahasiswa. Jadi dia harus melancarkan aksi nya.

Renjun berjalan di koridor kampus bersama Haechan. Beberapa hari mengenal Haechan, Renjun paham pemuda ini cukup hyperactive.

"Kamu kemarin kemana?" Tanya Haechan.

"Aku sibuk. Ada beberapa hal yang harus aku urus" jawab Renjun.

Haechan mengangguk mengerti.
"Aku kira kamu sakit. Aku ingin menghubungi mu tapi tak punya nomer ponsel mu, ingin mengunjungi mu tapi tak tau alamat apartment mu." Ujar Haechan.

Renjun tertawa mendengar penjelasan Haechan.
"Aku tak sakit. Sekarang kamu sudah punya nomer ponsel ku. Lain kali kamu aku ajak ke apartment ku" Renjun.

..

Hari ini mata kuliah Renjun hanya sampai siang. Jadi pemuda manis itu sudah pulang. Ia bahkan mengabaikan Haechan yang mengajak nya makan siang.

Ia terlalu khawatir dengan Jisung. Ngomong ngomong anak itu bersama Jaemin, Renjun tak tau harus menitipkan Jisung pada siapa. Melihat kejadian beberapa hari yang lalu membuat Renjun mengerti penghuni lain tak menyukai Jisung. Dan itu membuat nya tak bisa mempercayai mereka.

Renjun pulang dengan membawa makanan. Tadi ia sempat membeli makanan.

Renjun masuk dan melihat Jaemin sedang bermain dengan Jisung. Anak kecil itu mulai sedikit terbuka dengan mereka berdua. Jisung juga sudah takut dengan Renjun maupun Jaemin, hanya saja jika dengan orang asing ia akan takut.

"Jisungie" panggil Renjun.

Jaemin dan Jisung menoleh.
"Aku bawa makanan. Kalian pasti akan suka. Ayo makan" ajak Renjun.

Jaemin dan Jisung dengan semangat menghampiri Renjun.

..

Renjun dan Jaemin berada pada salah satu tetangga apartment nya. Mereka berniat mencari tau tentang Jisung, dan anak itu sekarang hanya diam duduk diantara Jaemin dan Renjun dengan kepala menunduk.

Pemilik apartment sudah duduk di depan mereka.
"Kalian ingin bertanya tentang anak ini?" Pemilik apartment.

Jaemin dan Renjun mengangguk.
"Iya. Tentang keluarga nya juga" Renjun.

"Aku akan memberi tahu apa yang ku tau. Tapi sebelum nya lebih baik anak ini ajak kalian bermain. Aku bisa bicara dengan salah satu dari kalian" pemilik apartment.

"A-ah.. Aku mengerti. Jaemin bisa bicara dengan nya kan. Aku akan ajak Jisung main" ujar Renjun.

Jaemin mengangguk.
"Ya. Jangan jauh jauh dan hati hati" ujar Jaemin memperingati.

"Iya aku mengerti" setelahnya Renjun dan Jisung keluar, meninggalkan Jaemin bersama seorang wanita paruh baya pemilik apartment.

"Jadi? Bagaimana?" Tanya Jaemin.

"Baiklah. Sebenarnya saya kurang tau jelas nya bagaimana, karena saya dengan suami dan anak saya baru pindah kesini sekitar setengah tahun yang lalu. Kebetulan juga keluarga anak itu tetangga saya. Yang saya tau, ayah dari anak itu pemabuk entah bagaimana tapi ayah anak itu selalu pulang kerja dalam keadaan mabuk. Ayah nya juga sering menyiksa ibu nya dan anak itu. Ibu nya sangat baik dan ramah, dia sangat menjaga anak nya. Tapi pada malam itu mereka ribut besar, mereka ribut di depan pintu dan otomatis semua orang keluar untuk melihat.

Ayah dari anak itu tiba tiba menusuk istri nya dan anak nya melihat. Kami juga sangat terkejut dan masih tak percaya dengan keadaan. Mungkin anak itu merasa marah dan tertekan dengan ayah nya. Lalu ia pun menusuk ayah nya sendiri. Dan setelah itu ia hidup sendirian, ia sering pergi ke taman belakang. Tapi setelah kejadian itu semua nya berubah. Anak itu juga sudah akan di serahkan ke panti asuhan tapi ia tak mau. Sesekali kami selalu bergantian untuk memberi nya makan. Hanya itu yang aku tau" jelas pemilik apartment.

Jaemin mengangguk mengerti. Ia sedikit paham tentang masa lalu Jisung. Mungkin itu juga yang menyebabkan Jisung ingin dirasuki roh jahat. Itu karena perasaan anak itu tertekan. Jelas saja itu akan memudahkan roh roh jahat seperti itu masuk.

Jaemin berdiri dan pamit.
"Terimakasih kasih sudah meluangkan waktu. Saya permisi" Jaemin.

"Iya. Sama sama." Pemilik apartment.

..

Hari sudah malam, Jaemin belum pulang ke apartment nya. Dan Renjun yang mulai jengah melihat pemuda grey itu masih disini.

Sebenarnya tak masalah, hanya saja ini sudah malam. Apa pemuda ini tak ada kegiatan lain?..

"Kamu pengangguran?" Tanya Renjun.

Jaemin yang di tanya tiba tiba tersadar dari pikiran nya.
"Apa?" Jaemin.

Renjun menghela napas.
"Kamu pengangguran?" Tanya Renjun.

Jaemin menggeleng.
"Tidak. Aku punya pekerjaan" Jaemin.

"Lalu? Kenapa kamu masih disini?" Renjun.

"Ini sudah malam. Apa yang harus aku kerjakan? Kerjaan ku sudah selesai" Jaemin.

"Benarkah? Dari pagi kamu disini!" Renjun berjalan menghampiri Jaemin yang sedang duduk di sofa.

"Memang. Kan kamu yang menyuruhku untuk menjaga Jisung, jadi aku tak bisa kemana mana" Jaemin.

Renjun terdiam jika di pikir pikir itu benar juga.
"Eemm... Kamu benar benar tak ada pekerjaan?" Tanya Renjun.

Jaemin menatap malah Renjun.
"Kan aku sudah bilang. Pekerjaan ku sudah selesai!" Jaemin gemas dengan Renjun yang terus bertanya.

"Baiklah baiklah aku percaya. Sekarang cerita apa yang kamu dapat tentang Jisung" Renjun.

Mereka mulai serius membicarakan Jisung, Jaemin juga menceritakan apa yang ia dengar dari tetangga pemilik apartment

Beruntung Jisung sudah tidur jadi mereka bisa bebas membicarakan hal ini.

"Setelah ini akan bagaimana?" Tanya Jaemin.

Renjun menatap Jaemin.
"Aku sudah memikirkan ini. Aku berencana mengangkat Jisung menjadi anakku" Renjun.

Jaemin cukup terkejut dengan itu. Ia Kira Renjun akan menyerahkan Jisung pada panti asuhan.
"Beberapa hari tinggal bersama Jisung membuat ku terbiasa dengan nya. Dan aku jadi tidak kesepian. Merawat dan menjaga Jisung membuatku terasa seperti orang tua. Jadi aku akan merawatnya!" Lanjut Renjun.

"Kamu serius?" Jaemin.

Renjun mengangguk.
"Aku serius. Aku akan mengurus semua hak asuh atas Jisung" Renjun.

Jaemin mengangguk.
"Baik. Aku mengerti. Pertanyaan ku, Jisung akan memanggilmu apa?" Jaemin bertanya sambil mendekati Renjun.

Renjun berkedip cepat sambil menatap Jaemin.
"Tentu saja. Appa, Ayah, Papa, atau mungkin Baba" jawab Renjun.

Jaemin menggelengkan kepalanya.
"No no no! Kamu terlalu cantik untuk di panggil seperti itu. Bagaimana dengan Mama?" Jaemin.

Renjun menatap Jaemin jengkel. Lalu ia memukul belakang kepala Jaemin.
"Aduhh!! Ya ampun. Tenaga mu itu!" Keluh Jaemin sambil mengusap belakang kepalanya.

"Berhenti berbicara omong kosong. Lebih baik kamu pulang!! Ini sudah malam!! Cepat!!" Renjun menendang Jaemin.

Jaemin yang di tendang mengaduh sakit. Tenaga pemuda mungil ini tak bisa di remehkan. Kecil kecil seperti bison. Sangat mengerikan.
"Iya iya aku pulang! Besok aku kesini!!" Jaemin membuka pintu dan keluar.

Renjun langsung menutup pintu. Ia lelah menghadapi manusia spesies seperti Jaemin. Kenapa juga ia harus bertemu Jaemin?...

Eh?!.

Tapi.. jika tidak bertemu Jaemin bagaimana nanti nasib nya dan Jisung?..

Renjun menggelengkan kepalanya, membuang segala pikiran negatif yang hinggap di otak nya. Lalu ia pergi ke kamar nya dan tidur bersama Jisung.

Tbc...

Oh My Ghost ||  JaemRen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang