"pengumuman-pengumuman...sebentar lagi saya Weni santriwati kelas 12 akan memberikan berita sekaligus permohonan bantuan kalian semua." Weni memanggil santriwati dan santri untuk berkumpul di surau.
Pengumuman tersebut terdengar keseluruh pesantren, dilihat pukul masih menunjukkan jam 3 subuh, semua orang terlihat kalang kabut dan berlari tergesa-gesa mendengar pengumuman dari Weni, jika Weni yang telah bertindak maka seluruh santri pasti akan ketakutan jika satu saja yang terlambat siap-siaplah mendengar amukan amarah Weni.
"Assalamualaikum teman-teman semua, saya mengumpulkan rekan-rekan semua memiliki tujuan tersendiri, dari kejadian yang menimpa keluarga pemilik yayasan pesantren, dan sampai sekarang masih membutuhkan pertolongan. Maka dari itu saya meminta teman-teman semua membantu ikut mendoakan Amak kita, yang menjaga kita di pesantren ini." Semuanya tampak paham akan apa yang mesti dilakukan " ditambah di tengah-tengah kita sudah ada beberapa anak yatim nantinya yang akan ikut membantu berdoa memintanya kepada sang pemilik segalanya untuk kesembuhan Amak."
Dari pukul tiga subuh dinihari, satupun tidak ada yang tertidur, sholat tahajud tengah dilakukan lalu disambung dengan pembacaan yasiin. Ditengah pembacaan Yasin terdengar saut-saut tangisan oleh salah satu santri hingga menyusul yang lainnya. Rasa haru tak kuasa menahan perihnya air mata melihat amak terbaring tak sadarkan diri.
Yasin...
Walquranilhakim...
Hingga seterusnya selama 3 jam seluruh santri beserta beberapa anak yatim sengaja di hadirkan dari semalam tak henti-hentinya berdoa berharap kesembuhan Amak. Keputusan hari ini untuk menunda sementara proses belajar mengajar menjadi satu tujuan utama agar para santri bisa fokus untuk mendoakan Amak.
Di saat seluruhnya berkumpul di surau, salah satu santri melihat jika petugas medis yang dari semalam tampak berjaga-jaga terburu-buru berlari kedalam sehingga membuat suasana ricuh dan panik.
***
Situasi yang terjadi di dalam begitu sangat menegangkan. Dilihat Abak tak kuasa menahan tangis melihat istri tercintanya terbaring lemah.
Tiba-tiba kode code blue terdengar di seluruh HT yang telah diberikan kepada seluruh petugas medis yang tengah bertugas di dalam pesantren.
Dokter keni, dan petugas lainnya berlari menangani kondisi Amak dengan cepat. Tertera di layar monitor bahwa resutasi dan jantung Amak melemah, dokter keni selalu dokter spesialis jantung melakukan segala upaya, tampak dari ambulan diturunkan sebuah alat defribulator di bawa kedalam ruangan. Dokter segera membantu menyelamatkan Amak.
Berkat upaya pertolongan dokter, resutasi jantung Amak kembali normal. "Alhamdulillah... Denyut jantung Amak kembali normal, semoga amak bisa sadar segera mungkin," ucap dokter keni kepada kyai, terlihat senyum bahagia ditengah letihnya Kyai itu menjaga istrinya. Perlahan-lahan tangan istri Kyai Estan Jamaris menunjukkan satu perkembangan, matanya sudah mulai terbuka, tampak seakan ia ingin menyampaikan sesuatu namun terlihat kesulitan.
Dokter yang mengerti akan isyarat itu mencoba membuka sebentar alat bantu nafas tersebut, Amak tampak membuka mulutnya dan berbicara terbata bata, hingga Abak pun mengikuti arah tangan Amak yang menunjukkan sesuatu di dalam sebuah Al-Qur'an.
"Tip-tip surraat ini kepada putriku, Anisa. Jaga dia dan bawalah dia kembali kejalan yang ben..."
Bib.....
Ventilator itu berbunyi tak ada irama hanya garis lurus yang ada. Tangan Amak di pegang pak Kyai jatuh melemas. Pak kyai melihat itu semua tak kuasa menahan tangisnya di susul oleh staff pengajar pesantren dan utusan santriwati yaitu Weni. Weni yang melihat dengan matanya tertunduk lesu dibalik ruangan. Sehingga timbul pertanyaan- Pertanyaan oleh santriwati yang lainnya.
Duka yang begitu mendalam, seakan orang kepercayaan pak Kyai terinagt akan Putri tunggalnya itu yang harus di hubungi, namun terlihat sorot mata pak Kyai yang melarang semuanya.Begitu juga dengan weni, Weni tak kuasa melihat kesedihan pak kyai yang amat dalam hingga keputusan untuk mengumumkan berita duka itu berada pada Weni.
Selang hitungan menit berita duka meninggalnya istri dari pemilik yayasan telah menyebar kemana-mana, saat bendera kuning tertancap dan ribuan santri juga ikut hadir menyolatkan ibu asuh mereka ketika di pesantren.
Namun berbeda dengan salah satu orang kepercayaan pak kyai selama ini, jimmy yang tak rela harus membiarkan putri sulung pak kyai itu hidup dijalanan Tampa tahu kejadian sebenarnya.
Terlebih tanggapan warga dan santriwati bahkan Weni yang menolong Amak sesaat ketika Amak pingsan juga menjadi benci dan amarah melihat tingkah Putri tak biadab itu."Jangan ada salah satu dari kalian yang mencarinya, biarkan saja dia pulang sendiri dengan penyesalannya nanti. Aku sudah tidak ingin mengurusinya, dia yang menjadi penyebab ibu kandungnya sendiri meninggal dunia," tegas pak Kyai Estan Jamaris kepada seluruh orang kepercayaan dan kaki tangannya untuk mengurusi pesantren kala ia sudah tidak ada nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing an Angel (Complete)
Teen Fiction"Anisa kecewa pada Abak. Anisa gak betah. Anisa tertekan di sini! Sudah seharusnya Abak memahami Anisa. Anisa capek. Semua keinginan Anisa selalu Abak bantah,"_ucap Anisa, ketika membantah perkataan ayahnya. Anisa marah dan kecewa pada Kyai Estan Ja...