bab 8

5 1 0
                                    

Kenapa firasatku tidak enak seperti ini? Anisa membatin

"Kau kenapa tiba-tiba mendak bengong seperti ini?" Sinta menepuk pundak Anisa.

"Hah, gak apa apa. Halusinasiku mengatakan firasatku tidak enak. Tapi ya sudahlah. Aku baru saja berjumpa denganmu."

"Ooh. Mari kita pulang, situasi kita dalam bahaya sekarang! Jika kita diluar terlalu lama. Kita lanjutkan nanti dirumah." seru Sinta
Mereka berjalan bersama memasuki angkutan umum, untung saja ada angkutan umum terakhir. Kalau tidak bisa-bisa sudah dalam bahaya.

***
Di tempat yang berbeda, suasana tiba-tiba menegangkan. Di sudut mana pun telah banyak membicarakan sosok yang tengah viral. Foto seorang gadis bertubuh kurus itu tampak telah banyak di perbincangkan dalam media masa. Termasuk seisi pesantren dari santri hingga petinggi pesantren.

Hal itu telah terdengar hingga ke telinga Amak. Seketika benteng pertahanan Amak hancur mendengar berita tersebut, komplotan berbaju preman tengah di duga mengkonsumsi narkoba sekaligus salah satunya juga pengedar.

Raut wajahnya melihatkan kesedihan, matanya nanar membayangkan apa yang akan terjadi nantinya. Tak semudah membalikkan telapak tangan.

Amak merengkuh memegang dada dan nafasnya sesak "ya tuhan kenapa putriku bisa seperti ini. Kembalikan putriku seperti yang dulu tuhan, aku sudah gak sanggup lagi melihatnya seperti itu!"

Bruk

Amak terjatuh di teras depan, seketika semua santri berkerumunan melihat apa yang terjadi sebenarnya. "Amak, bangun mak." Salah satu santriwati mencoba memberikan pertolongan pertama.

"Sudah...sudah, cepat kau panggil abak. Mungkin abak lagi berada di kantor, jika tidak ada kau lihat abak di surau ya." ucap santriwati bernama Weni.

Bergantian dengan yang lain, ditambah semua santriwati menjadi panik. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan Abak sontak kaget melihat amak telah pinsan tak berdaya. Ia berlari tergopoh-gopoh menguatkan seluruh tenaganya agar berusaha tenang, keringat mulai bercucuran serta melekat di baju Koko abak.

"Apo yang terjadi sebenarnya? Siapa yang berani menceritakan kejadian semula? Abak menatap satu-satu santriwati secara bergantian.

"Begini bak, anu-tadi sebenarnya Amak tengah memegangi dadanya lalu tiba-tiba Amak jatuh begitu saja bak. Untung saja kami cepat melihat amak."

"Weni kau Carikan dokter, kau telfon dokter sekarang juga"

Weni gelagapan mendengar titah sang kyai. Tak butuh waktu lama bagi Weni untuk mencari seorang dokter.
Dalam 15 menit dokter beserta Tenaga medis dan peralatan ambulan telah sampai. Melihat ambulan berada di rumah pak kyai banyak stigma masyarakat saat itu, ada yang berbisik-bisik mencari tahu apa yang terjadi di lingkup pesantren ternama itu.

" Ih kenapa tu buk kyai sampai pingsan, jangan-jangan koma karena anaknya yang viral itu"
"Bu-ibu jangan mengumpat orangnya di belakang, baik kita doakan supaya buk kyai tidak kenapa-napa."

Dokter tampak sedang seksama memeriksa Amak, sekilas wajahnya terlihat serius. Begitu ia mencoba meraba denyut nadi Amak, dan saturasi oksigen Amak. Tidak ada satupun yang paham, dokter harus segera mengambil tindakan namun tetap dalam persetujuan pak kyai

" Pak kyai, maaf sebelumnya hal ini harus saya jelaskan kepada pak kyai. Saturasi amak dibawah batas normal. Begitu juga dengan denyut jantungnya mulai melemah. Jalan satu-satunya kita harus memasang alat bantu pernapasan untuk amak. Amak harus di rawat." jelas dokter keni kepada pihak keluarga

"Saya pasrah, lakukan apapun yang terbaik menurut dokter keni. Nanti apakah amak masih bisa dirawat secara intensif di rumah dokter? Berapapun biayanya saya siap dok, yang penting Amak masih bisa tetap berada di sini."

"Baiklah, saya setujui."

Kini Amak telah di bawa ke ruangan yang telah disulap untuk menjadi kamar perawatan Amak. Hanya orang-orang kepercayaan pak kyai yang boleh masuk untuk melihat kondisi Amak. Santriwati hanya menyaksikan petugas-petugas medis berlari, turun membatu menurunkan peralatan yang akan digunakan satu persatu. Mulai dari tabung oksigen, satu paket Ambu, dan mesin ventilator.

Segerombolan santri yang mengerti akan dunia medis tiba-tiba menangis, jika seseorang kehilangan kesadaran nya maka ventilator sebagai alat bantu nafas akan digunakan, orang yang menggunakan alat itu memiliki kesempatan untuk pulih kembali hanya 50 persen.

"Ya Allah apa yang sebenarnya terjadi di dalam, semoga amak akan pulih dan baik saja, walaupun rasanya melihat petugas medis yang dari tadi bolak balik dengan wajah yang serius menjadikan tanda tanya besar," timpal salah satu gadis yang tepat berada di kerumunan depan rumah pak kyai.

Seketika proses pembelajaran di pesantren di berhentikan saat berita telah menyebar ke penjuru pesantren bahkan berita tidak sadarkan diri seorang istri dari pemilik yayasan pesantren itu sudah menyebar keseluru penduduk nagari.

Di dalam rumah, dokter tengah berupaya melakukan penyelamatan. Proses berawal berupaya memberikan nafas buatan (Rjp)
Pertama, intubasi dilakukan untuk mempertahankan jalan nafas dengan memasukan endotrachel tube pada batang tenggorokan melalui mulut. Lalu hal ini dilakukan untuk segala upaya mencegah pasien meninggal dan berhenti bernafas. Lalu setelah proses intubasi, dilakukan pemasangan alat bantu pompa dengan menggunakan mesin ventilator yang tersambung pada ETT. Ventilator digunakan sebagai alat bantu napas yang dilakukan menggunakan mesin, sehingga dari ventilator terdapat layar monitor untuk memantau perkembangan pasien.

Dokter keni tampak terlihat serius, semua santri dan santriwati menjadi tidak tenang, ia keluar untuk memberikan kondisi Amak kepada pak kyai

"Pak kyai, saya sudah memasang alat bantu pernapasan kepada Amak, untuk sementara kita akan memantau Amak 1x24 jam terlebih dahulu untuk melihat perkembangannya bagaimana, semoga ada keajaiban yang diberikan tuhan untuk kita semua." Jelas dokter keni kepada pak kyai dengan bahasa yang mudah di mengerti.

Pak kyai tertunduk lemas mendengar hasil percakapannya dengan dokter keni. Dalam hati ia berharap semoga keadaan cepat kembali pulih. Namun tetap saja situasi di pesantren hari sudah tidak kondusif lagi. Seluruh kegiatan di berhentikan seketika sampai waktu kembali normal.


Losing an Angel (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang