1.Animalanggue

76 14 5
                                    

Tok. Tok. Tok.

Angkasa mendelikkan matanya ketika mendengar suara langkah kaki yang berat itu. Mata coklatnya yang tajam mencari cari sang pemilik suara.

Mengabaikan suara langkah tadi, ia kembali menatap jalanan. Ia baru sadar bahwa ia berada dilorong gelap yang tidak ia kenali. Lorong itu gelap, tidak ada lampu kecuali satu lentera diujung lorong.
Fikiran angkasa sedang bergelut saat ini, panik, tapi juga ia mencoba memberanikan diri.

"Angkasa?"

Angkasa menengok kebelakang, mencari orang yang mencoba main main dengan nya. Ia tidak tenang, ia tidak tahu akan berurusan dengan siapa saat ini. Tapi dia juga tidak bisa mundur saat ini.

"Angkasa?..."

"Persetan lo siapa, Jangan cuma berani dibelakang bangsat!"Angkasa berteriak, ia tidak bisa lagi diam. Mau itu perampok, orang gila atau apapun sebutan nya, angkasa tidak peduli. Ia hanya ingin melawan, terserah mau kalah sampai mati atau dia yang menang.

"LO BAKALAN BAYAR SEMUANYA!!!!!!!!"

Setelah teriakan itu, telinga angkasa terasa penging seakan ada seseorang meniupnya dengan keras. angkasa mencoba menutupi telinga nya dengan telapak tangan, tapi tidak mempan sama sekali, suara itu semakin berdengung sampai angkasa merasa telinganya sudah berdarah saat ini.

"ARRRRGHHHHH!"

Angkasa terbangun dengan keringat bercucuran, sudah 2 minggu ia dihantui mimpi buruk yang tidak jelas asalnya seperti itu. Ia berdecih, kesal karena masih tidak tahu siapa orang yang terus terusan memanggil namanya didalam mimpi tersebut.

"ANGKASA, BANGUN!" angkasa menoleh kearah pintu yang digedor---tentu oleh mira bibinya, sebenarnya bukan 'bibi' karena angkasa dan mira sama sekali bukan saudara, mira hanya orang yang mau ditumpangi oleh angkasa. Angkasa lalu mengelap dahinya yang basah karena keringat dan bangun, berjalan kearah pintu dan membukakan kenopnya.

" jam berapa sekarang?!"Bentak mira, tangannya sudah berada dipinggul. Mira itu punya muka yang putih, terlalu putih lebih tepatnya.

Angkasa menggaruk tengkuk,"Iya iya, Ini juga mau berangkat."Balas angkasa malas malas.

Angkasa lalu menutup pintu kamar dengan keras, ah, kamarnya ini tidak bisa disebut sebagai kamar sebenarnya. Luasnya hanya 2 x 2 meter persegi, hei.. itu gudang!

Mira dan suaminya membenci angkasa sejak dulu, entah karena apa angkasa bisa tinggal bersama kedua manusia yang paling membencinya di dunia ini

Angkasa mengambil botol air mineral, membukanya dan menyiramkan ke wajahnya, ia lalu memakai pakaian sekolah dan menggendong tasnya. Lalu ia turun ke lantai bawah dan matanya bertemu dengan Rama----Yap, suami dari bibinya. Angkasa menarik sudut bibirnya, tersenyum sinis lalu berjalan keluar rumah.

+++++

Angkasa menatap jam didinding kelas, ia berdecak bosan. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 13 menit yang lalu dan guru didepan nya ini masih saja mengoceh.

"Baiklah, hari ini sudah selesai dan kalian boleh pulang." mendengar kabar baik itu, angkasa berdiri semangat menggendong tasnya, membuat semua murid dikelas menatapnya keheranan.

 POWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang