4.Freakfour

24 5 0
                                    

"bukan karena lo beda, lo jadi aneh."

++++

Angkasa merasa bodoh sekali saat ini, ia duduk dikursi yang bersebelahan dengan ian dan didepan nya ada ben dan belle yang semangat sekali bercerita tentang angkasa yang terus terusan diam dan dikucilkan selama bersekolah.

"Sa, lo pernah cek loker lo?"Tanya belle, angkasa diam, dia bahkan tidak peduli punya loker atau tidak. Ia menggelengkan kepalanya.

"Lo harus cek, serius. Banyak banget fans gelap lo yang ngasih lo makanan, ian aja sering nyopet makanan lo kalau dia lagi bokek."Belle terkikik, sementara ian menajamkan matanya, si belle asal ceplos aja, bikin malu! Batinnya.

Angkasa memutar bola mata,"Kenapa kalian tetep ganggu gue?" walaupun begitu, ia sedikit senang karena akhirnya ada yang mau mengajaknya berbicara

"Emang lo gak bosen sendiri terus?"Tanya ben balik, membuat angkasa terdiam seribu bahasa.

"Lo butuh temen sebelum jadi gila sendirian."belle nyengir, meneruskan ucapan ben. Namun angkasa masih menatapnya dengan tatapan sebal

"Lo gila juga? Atau Orang tua lo hantu? "Tanya angkasa sarkas

"Nggak, tapi gue bisa liat hantu terus ngobrol sama mereka. Gue juga temenan sama 300 hantu, bahkan yang dari luar kota, hebat kan?"Bangga belle menaikan kepalanya, angkasa merasa semakin aneh. Yang begituan kok dibanggain, batin angkasa.

"Ian juga aneh, banget. ben apalagi. Kalau lo mau tau, nanti sore pulang sekolah kita ketemu dirumah kosong kemarin, oke?"Angkasa mengedikkan bahunya, tidak tertarik. Ia lebih memilih menidurkan kepalanya dimeja. Lalu terlelap.

++++

Ian menutupi wajahnya dengan buku kimia, ia malu setengah mati setelah kakinya jatuh diselokan dekat gerbang sekolah karena sibuk menggoda cewek.

"Ben, jangan deket deket ian. Bau."Belle menarik ben yang ingin mendekati ian dan menyemangatinya.

"Jauh jauh lo semua dari gue! Gue malu, Gue malu!"Bisik ian, masih dengan wajahnya yang tertutup buku kimia.

Angkasa hanya diam memperhatikan kebodohan mereka bertiga, merasa aneh karena mau bergabung dengan mereka. Tapi anehnya, ia senang karena mengenal mereka bertiga, walaupun orang orang ini tampaknya tidak waras.

"Lo sih, liat yang bening dikit belok, liat yang mirip model iklan shampoo dikit belok. Kena kan batu nya."Belle masih tertawa terbahak bahak, bahkan sekarang ia memukul mukul punggung ian saking tidak kuat menahan tawa.

"Gue tadi kesihir! Mana bisa ngelewatin kesempatan deketin nadia yang cantiknya mirip miss universe 2020?"Ucap ian membela dirinya sendiri

Angkasa berdecih kecil,"Makan noh miss universe."

Diperjalanan menuju rumah kosong blok C, mereka tidak henti hentinya meledek ian. Kecuali angkasa tentunya, ia tetap diam memperhatikan sambil sesekali menarik sudut bibirnya---membentuk senyuman tipis, tipis sekali sampai tidak ada yang akan menyadari bahwa angkasa tersenyum.

Mereka berempat naik kerumah kosong blok C, duduk dirooftop yang kini sudah dialasi rumput palsu oleh belle. Belle tidak suka duduk langsung dilantai rooftop itu yang hanya dipoles semen, nodanya sering menempel dibajunya yang lebih sering berwarna cerah.

 POWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang