5. mimpi tambahan

32 4 1
                                    

Angkasa sudah mencari petunjuk tentang siapa dirinya dan orang tuanya diseluruh rumah. Kini sudah pukul 22.45 dan angkasa masih sibuk mengobrak - abrik laci semua laci yang ada dihadapannya.

Angkasa berdesis, tidak ada satu pun petunjuk dirumah ini. Mungkin tebakannya tentang bibinya tidak tahu apa apa benar."Sia sia gue ngeluarin tenaga, ck."

Angkasa menendang meja nakas karena tidak menemukan apapun, ia naik ke kamarnya dan merebahkan tubuh. Pertanyaan tentang siapa dirinya dan orang tuanya bergeming dikepalanya membuat ia tidak tenang. Berkali kali angkasa mencoba untuk tertidur, tapi pertanyaan itu seaakan melarangnya beristirahat.

TOK TOK TOK!!

angkasa mengerutkan dahi, ketukan dipintu depan terdengar. Apa bibi dan paman nya sudah pulang? Angkasa buru buru turun, membukakan pintu.

"SUNRISE!"Angkasa terlojak saking kagetnya, dihadapan nya kini ada Ian yang memakai baju tidur berwarna pink cerah, nyengir kepadanya.

"lo, ngapain lo disini?"tanya angkasa tidak bersahabat

"Gue diusir, mau numpang nginep"Ian masuk ke dalam rumah dengan santai, melewati angkasa yang masih bingung

"Diusir?"bingung angkasa,"gara gara?"

"Ga sengaja jatohin lemari piala mami gue."Ian membalikkan tubuhnya menatap angkasa, masih dengan cengirannya."Ada apa dikulkas?"

"Gak ada apa apa,"Jawab angkasa refleks, kini matanya mengamati ian yang duduk disofa.

"Kenapa harus kesini?"Tanya angkasa menatap ian yang masih setia memandangi rumah bibinya seakan "sa, ternyata lo orang kaya ya, tapi kok lo kayak gembel sih."

"Lo sendirian dirumah, siapa tau kesepian"Ian melirik wajah angkasa yang masih bertanya,"Feeling sa, gausah GR. gue gak baca fikiran lo."

"Sa, lo gak ada cita cita nawarin minuman? makanan? uang jajan gitu?"Angkasa memutar bola matanya, lalu berdiri

"Minum apa?"Tanyanya tak niat

"Jus boleh deh"

"Gak ada"

"Green tea enak, boleh juga"

"Gak ada"

Ian mendelik,"Es teh manis deh, murmer."

"Gak ada"

"Adanya apa sialan?"

"Air putih"

"TERUS BUAT APA NAWARIN?!"Teriak ian kesal, angkasa mengedikkan bahu nya seakan tak peduli dan mengambilkan ian minum.

"makasih."Ucap ian sarkas ketika angkasa menyodorkan minuman, ian lalu menengguknya sampai habis.

Ian berdiri dengan semangat, membuang wajah cemberutnya,"Kamar tidur dimana?"Tanyanya

"Dih, siapa yang nerima lo disini? Pergi Sono"Usir angkasa, ian lagi lagi mendelik. memajukan bibirnya beberapa centi.

"Sa, masa tega sih liat temen sendiri tidur diluar kayak gembel..."

"Gak peduli, keluar sono"Ian berdecak, namun ia tidak menyerah dan malah naik ke lantai 2. Ian akan mencari sendiri tempat tidurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 POWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang