S.for SHIVVIES

75 28 21
                                    

Seorang gadis melangkahkan kakinya di gerbang istana yang terlihat mewah namun menyeramkan.Wajah kecil itu tampak suram,ada awan hitam yang mengelilinginya.Perlahan namun pasti gadis itu melangkahkan kakinya untuk membuka gerbang itu,tanpa ia sadari air mata menetes di pipinya yang putih.

"bunda ratu,"ucapnya

Di depan pintu rumah itu berdiri wanita dengan pakaian yang terlihat kuno,namun tampak elegan.Wanita itu menatap gadis dengan tatapan yang tidak dapat diartikan

"Shivvines,bagaimana hari mu nak ?"ucap wanita itu sambil senyum.

Wanita itu membelai rambut gadis itu,dengan lembut tetapi menambah aura yang terkesan mencekam

"Aku tidak akan kembali ke sini bunda,aku ingin hidup layaknya manusia "

"Dengar nak,mau seberapa jauh kamu pergi.takdir mu akan tetap kembali di sini"

"Tidak,aku tidak mau!!"ucap gadis itu sambil berteriak.

"Kita lihat saja nanti."ucap wanita itu sambil melangkahkan kakinya ke dalam rumah tua.

Wajah damai gadis itu tergantikan dengan wajah yang terlihat ketakutan dan air mata yang mengalir dari sudut matanya.

"Tidak!!"gadis itu berteriak.

Gadis itu duduk di ranjangnya dengan nafasnya terengah-engah

"Mengapa mimpi itu seperti nyata " ucap gadis itu sambil mengatur nafasnya.

Dilihat di samping ranjangnya,terdapat jam yang menunjukan jam 06.00.Dia bergegas membereskan tempat tidurnya dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi.

Dengan senyum ceria yang menutupi rasa takutnya dia melangkahkan kakinya menuju halte bus,hari ini adalah hari ia memulai hidupnya di dunia manusia

Bus berhenti dia masuk ke bus tersebut.Dia duduk di kursi penumpang,sambil mendengarkan lagu kesukaan.Bus terus berjalan melewati gedung-gedung yang kokoh di pusat kota

Bus berhenti di halte yang gadis itu tuju.Ia pun segera turun dan melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.Ia mulai berpikir,apakah dia dapat diterima disini,apakan dia akan mendapatkan teman,apakah identitasnya tidak akan terbongkar dan sebagainya

Gadis itu sangat berbeda dengan gadis lainnya.Memiliki kulit yang putih pucat dan iris mata yang berwarna biru cerah,dengan bibir yang mungil yang agak terlihat pucat,hidung yang mancung,pipi yang tirus dan rambut yang berwarna putih.

Tak ingin larut dengan pikiranya gadis itu segera menuju kelasnya.

"Selamat pagi anak -anak."

"Pagi bu "ucap murid yang berada di kelas itu.

"Baik,kita kedatangan murid baru.Kemari nak,perkenalkan dirimu"

Mulai terdengar bisik bisik dari murid di kelas itu

"Ya!! lihat kenapa dia terlihat pucat sekali "ujar salah satu murid.

"Iya,apakah dia mayat berjalan?"ucap gadis yang duduk di pojok kanan ruangan dengan tertawa

"Hai,namaku alice.Semoga menjadi teman baik"sambil tersenyum ramah.

"Ya baiklah,silahkan duduk di kursi yang kosong"

Gadis itu melangkahkan kaki nya menuju kursi yang kosong.Guru mulai menerangkan pelajaran,alice menyimak dengan seksama.Hingga terdengar bel istirahat.Guru itu pun meninggalkan kelas,datang 3 murid dengan tampilan bak bad girl.Memandang alice dengan tertawa meremehkan.

"Yaa lihat rambutnya,putih seperti nenek-nenek"ucap gadis berambut pirang sambil memegang rambut alice.

Detik berikutnya gadis berambut pirang itu mencengkram rambut alice dan mendekatkan bibirnya ke telinga alice.

"Dengar baik-baik!,jangan merasa cantik.karena nyatanya kamu itu jelek"

Alice hanya terdiam sambil menahan amarahnya,matanya mulai berubah merah.Tetapi ia masih bisa mengendalikan diri,matanya kembali menjadi biru.

ketiga gadis itupun meninggalkan alice,alice merasa lega.Hampir saja ia mengeluarkan kekuatanya.

"Alice apa kamu tidak papa?"tanya tasya teman sebangkunya.

"Aku tidak papa"sambil tersenyum teduh.

"Maafin aku ya nggak bantu kamu.aku terlalu takut buat berurusan sama chelin"

"Hem,tasya apa kamu tau dimana letak perpustakaan?"

"Tau dong,ayo aku anterin"

Segitu dulu ya,maaf banget kalau tulisanya acak acak. Vote dan komen,sampai bertemu di chapter berikutnya.....

SHIVVINES.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang