2. Part 2
Cari Typo Kuy!
Altaf mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Dalam jangka waktu lima belas menit, kini ia sudah sampai di depan pintu rumah sakit. Pikiran Altaf benar-benar sangat kalut. Perkataan Amran di telpon membuatnya pusing. Altaf tidak mau sampai terjadi apa-apa pada gadis itu. Apalagi sampai meninggal, pastinya ia akan semakin sulit mengurusi pasal kasus ini.
Begitu sampai, Altaf bergegas turun secara terburu-buru. Ia yang masih memarkirkan asal mobilnya, langsung melemparkan kunci mobil ke arah anak buahnya yang tengah berjaga di sana. Setelahnya ia langsung berjalan cepat menunju ke ICU tempat gadis itu dirawat.
Altaf berhenti di depan ICU. Ia menghampiri Amran untuk dimintai penjelasan dan penceritaan tentang apa saja yang terjadi pada gadis itu.
"Bagaimana keadaanya? Kenapa dia bisa sampai koma?" ucap Altaf yang kalang kabut.
Amran menggeleng tidak tahu. "Kami semua tidak mengerti kenapa ini terjadi, Pak. Menurut laporan medis hari ini, gadis itu sudah akan sadar pukul delapan malam."
Altaf mengusap wajahnya dengan kasar. Tubuh Altaf langsung mendarat mulus di kursi berbahan dasar stentlis. Amran menatap nanar ke arah komandannya. Pastinya Altaf sangatlah lelah dari dirinya.
"Bagaimana olah TKP di sana, Pak?" tanya Amran.
"Jakson bilang, katanya gadis itu sempat hanyut beberapa hari. Dia ditemukan tersangkut batang pohon tumbang di sungai itu," jelas Altaf yang diangguki Amran.
Amran dan Altaf langsung menengok saat melihat dokter keluar dari dalam ruangan ICU. Buru-buru Altaf dan Amran menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaannya, dok?" tanya Altaf panik.
Dokter menarik nafasnya dalam-dalam. "Maaf, Pak. Gadis itu sekarang masih dalam keadaan koma. Mungkin akan sadar selama seminggu atau mungkin lebih."
Amran menggeleng lemah, sedangkan Altaf langsung lemas dibuatnya.
"Saya permisi dulu. Jika ada apa-apa, panggil saja saya." Kedua orang itu menggangguk. Dokterpun melangkah pergi.
Altaf kembali duduk sembari menunduk menahan kepalanya dengan kedua tangan. Pikiran Altaf terus saja berkecamuk akan gadis ini. Sungguh, bagaimana nasibnya jika kasus ini gagal ia tangani? Bahkan gadis itu saja divonis dokter koma selama satu minggu.
Sekarang Altaf harus apa? Semua bukti tidak ada, gadis itu pingsan dan tak memilik keluarga. Ah, membuat pusing.
Amran kasihan melihat Altaf. Pastinya sungguh berat menerima kasus seperti ini. Bahkan dia juga ikut pusing.
"Pak, apa sebaiknya anda pulang dulu dan beristirahat?" tawar Amran.
Altaf menolak. "Mana mungkin saya bisa meninggalkan situasi darurat seperti ini. Apalagi gadis itu masih dalam keadaan koma."
Amran menarik nafas dalam. Benar sih, sebagai polisi dalam keadaan apapun kita harus bersiap siaga. Tapi, lihatlah keadaan Altaf sekarang. Ia sangat lelah dan kusut sekali.
"Tapi, Pak, anda sudah melewatkan beberapa waktu istirahat anda. Bahkan saya lihat anda tidak makan apapun dari tadi pagi," terang Amran agar Altaf mau pulang. "Lihatlah, Pak, ini sudah hampir pukul sembilan malam. Ibu Layra pasti sangat khawatir di rumah," bujuk Amran sekali lagi.
Altaf mendongakan kepalanya. "Lalu kau sendiri tidak akan pulang?" Altaf bertanya balik.
"Saya sudah pulang sore tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Reveal!
AcciónSuatu malam Ayesha mengetahui semuanya. Semua rahasia sang pacar yang ternyata anak dari seorang gembong mafia pengedar narkotika dan obat terlarang. Namun pada malam itu pula Ayesha kehilangan semuanya. Mulai dari orang tua yang tega dibunuh oleh p...