III

36 8 2
                                    

⚠️Trigger Warning⚠️ : Some contents about rape🔞

"Hah, baiklah aku akan melakukannya disini."

Terlihat lelaki itu sudah meletakkan perempuan tadi ke lantai dan sekarang mulai melepaskan sabuknya.

"Sudah lama sekali sejak aku terakhir kali melakukan ini. Aah.. aku sangat bersemangat," monolog lelaki tersebut sambil menatap mangsanya penuh nafsu. Tanpa dia sadari, ada sosok dibelakangnya yang berniat untuk mencelakainya.

BUGH!

Lelaki tersebut perlahan-lahan mulai roboh, lalu ikut terbaring di sebelah perempuan yang tadi yang seharusnya menjadi mangsanya.

"Bajingan brengsek."

Zian segera meletakkan batu bata yang tadi dia gunakan untuk memukul bagian belakang kepala lelaki tersebut. Dengan segera dia berusaha membantu perempuan yang terbaring itu dan mencoba untuk membangunkannya.

"Lebih baik aku membawanya ke tempat lain," ucap Zian sembari bersusah payah membawa perempuan itu, tanpa menyadari bahwa pria tadi sudah terbangun dan dengan segera berdiri di belakangnya.

"Ugh.. Apa yang sedang kau lakukan, sialan?" ucap lelaki tersebut melihat Zian berjalan dengan mangsanya.

Zian merutuki dirinya sendiri karena berpikir satu pukulan akan segera menghilangkan kesadaran lelaki tadi.

"Sial. Aku harus segera pergi dari tempat ini." Zian berjalan semakin cepat. Sedangkan lelaki tadi hanya tertawa dan dengan mudah menyusulnya.

Orang itu menarik tubuh Zian dan melemparkannya ke dinding, sedangkan perempuan yang tadi dibawa Zian kembali terjatuh.

"Kau tahu? Aku pikir pekerjaanmu hanyalah seorang bartender biasa. Kau seharusnya diam saja dan tidak perlu ikut campur," sambil menatap Zian, lelaki itu berkata penuh murka. Tetapi tak lama kemudian dia menatap tubuh Zian dari atas sampai bawah, kemudian kembali menunjukkan smirknya yang menjijikan itu.

"Tetapi sepertinya, malam ini aku akan lebih puas lagi karena dirimu," ucapnya dengan senyuman menyeramkannya. Tanpa diduga, dia kembali mendapat serangan dari belakang.

Melihat hal tersebut, Zian terdiam dan terpaku melihat perempuan yang tadi terlihat tidak berdaya sekarang sedang memukuli pria itu dengan batu bata yang sama seperti yang dia gunakan tadi.

"Dasar lelaki brengsek. Kau kira kau dapat menggunakan tubuhku sebagai pemuas nafsumu?!" Perempuan tadi tanpa henti terus membenturkan bata tersebut ke kepala lelaki itu.

Zian terdiam kemudian tersadar dari lamunannya. Dengan segera, dia mengangkat perempuan itu dan menjauhkannya dari lelaki itu.

"Kita harus pergi dari tempat ini," ucap Zian. Perempuan tadi hanya terdiam lemas di pegangannya. Menyadari betapa lemahnya perempuan itu, Zian membantunya berdiri kemudian dengan segera mengambil alih batu bata di tangannya.

"Aku akan menyelesaikan hal ini. Tetapi setelah ini kita pergi dari sini. Mengerti?" tanya Zian berusaha mendapatkan respon.

Perempuan tersebut hanya menatapnya lemah. "Kenapa kau membantuku?"

Terkejut dengan perkataan tersebut, Zian berusaha untuk menjawabnya dengan baik agar perempuan tersebut bisa tetap tenang.

"Karena aku tidak ingin teman lamaku terluka, Nayang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NACREOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang