Siapa yang akan menyangka jika orang yang terlihat biasa saja adalah kumpulan para mafia yang sangat disegani?
⚠️ TRIGGER WARNING ⚠️ : Alkohol, obat-obatan terlarang, narkoba, suicide, murder, self-harm, harsh words, rape.
a collab story with; @shar...
Hai semuanya! Jangan lupa vote sama komennya ya! Apresiasi dari kalian itu udah bisa bikin kita semangat banget jadi makasih ya!! - 🍓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa kau selalu menyeretku ke hal-hal yang tidak baik?"
Dua pria muda terlihat berlari di tengah hujan seperti sedang dikejar.
"Karena kau adalah moralku," ucap salah satu pria tersebut yang kemudian disusul suara tawa.
"Buat apa aku menjadi moralmu jika kau tidak pernah mendengarkan omonganku." Pria satunya terdengar jengkel, tetapi dia tetap ikut tertawa kecil.
Melihat sebuah gang kecil, mereka berdua memilih berbelok karena berpikir bahwa kawanan yang mengikuti mereka akan kehilangan jejaknya.
"Juna, apa kau tidak lelah mencoba bermain terus dengan orang-orang bodoh itu?" tanya salah satu pria yang terlihat lebih tua.
Pria yang ditanya hanya tertawa dan menjawab pertanyaan tersebut sambil tersenyum, "Itulah yang membuat semuanya menyenangkan, Jeano."
Sambil berusaha untuk menetralkan napas, mereka tidak sadar dengan kehadiran sekelompok orang yang sudah terlihat membawa benda-benda berbahaya.
"Hei, bajingan. Akhirnya kalian sudah terpojoki. Kalian tidak akan bisa kabur lagi," ucap salah satu orang di kawanan tersebut yang terlihat seperti pemimpinnya. Orang yang dipanggil hanya menoleh kemudian kembali menatap satu sama lain.
"Sepertinya dia terlalu banyak omong kosong. Bisakah kita selesaikan dengan cepat?" tanya lelaki yang notabene bernama Jeano itu.
"Piece of cake. Mari kita bagi rata ya, kau ambil sisi kiri dan aku akan ambil sisi kanan," sahut Juna, temannya—lebih tepatnya sepupu, kepada dia.
Mereka berdua pun mulai berdiri dengan tegak dan mendekati kawanan yang terlihat sedang meremehkan mereka.
"Hey, memakai senjata dan berkeroyok itu curang. Tetapi sepertinya walaupun kalian menggunakan cara seperti itu, tetap tidak ada gunanya," ucap Juna sebelum akhirnya mereka berdua mulai mengotori tangan mereka dengan darah lawannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
