part 2

1K 28 1
                                    

"Aku tahu aku bodoh, tapi jika dengan aku bodoh kau tetap berada disampingku itu tidak akan menjadi masalah."
-Audrey Russel

Keesokkan harinya

Alisha berdiri didepan jendela kamarnya yang terbuka lebar, membiarkan cahaya matahari mengenai tubuhnya.

Grep

Alisha merasakan sebuah pelukan dari belakang, tanpa melihat wajahnya pun Alisha sudah tahu siapa yang memeluknya tersebut.

"Apa aku membangunkan, Shaun?" Tanya Alisha kepada suaminya tersebut.

Shaun menggelengkan kepalanya, sesekali mencium lembut leher Alisha.

Shaun membalikkan tubuh Alisha, sehingga kini menghadapnya.
"Kau tadi terlihat melamun. Ada apa? Apa yang kau pikirkan?"

Alisha tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku hanya memikirkan tentang pekerjaanku"

Shaun tersenyum lembut, tangannya dengan halus membelai rambut panjang Alisha.

"Aku harap kau tidak sampai kelelahan, dalam pekerjaanmu. aku tidak ingin kau sampai sakit, kau harus menjaga kesehatanmu"

.
.
.

Audrey duduk di atas lantai kamar mandi dengan lemas.

Terlihat tangan kirinya memegang perutnya yang rata, dan tangan kanannya memegang sebuah benda kecil panjang, yang terdapat dua garis merah ditengahnya.

Audrey memejamkan matanya, matanya kini menatap kaca kamar mandi.

Tatapannya begitu kosong.

"Apa yang harus kulakukan" gumam Audrey.

.
.
.

Ting

Shaun membaca pesan masuk dari handphonenya.

Audrey

Nama pemilik nomer yang mengirimkan pesan pada Audrey.

"Aku sekarang berada di depan kantormu, keluarlah."

Shaun langsung membelalakkan matanya, lalu dengan cepat Shaun berjalan keluar dari kantornya, menemui Audrey.

.
.
.

Langkah Shaun terhenti, saat ini Shaun sudah berada di luar kantor.

Mata Shaun menatap Audrey yang berdiri tak jauh dari tempatnya kini.

Dengan langkah cepat Shaun langsung mendekati Audrey.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Shaun langsung, saat sudah berada dihadapan Audrey.

Dengan ragu tangan Audrey memberikan sesuatu pada Shaun.

Itu sebuah taspack

Shaun mengambil taspack yang diulurkan Audrey. Kedua mata Shaun sontak terkejut menatap  dua garis merah pada taspack tersebut.

"Aku hamil, Shaun" ucap Audrey tanpa ragu.

Shaun memejamkan matanya sebentar, terlihat tangan Shaun meremas erat testpack tersebut.

"Kau sengaja bukan? Kau ingin menghancurkan keluargaku, ya kan Audrey?"

Audrey menatap  Shaun tidak percaya, jujur hatinya merasa sakit dan kecewa mendengar Shaun yang menuduhnya.

Audrey menghelakan nafasnya.

"Apa kau pikir, aku selicik itu Shaun?"

Untuk sejenak Audrey diam, menatap ekspresi Shaun yang masih menatapnya dengan tajam.

Secret Love Affair 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang