6. Kesepakatan

16 4 1
                                    

********

- Bagaimana bisa cinta seegois itu? Bahkan meski ia tau akan terluka -

********

"Sebentar lagi Lara ulang tahun. Aku bingung mau kasih dia kado apa. Gimana kalau kita buat surprise party? Kita undang teman-teman kuliah kalian diam-diam."
Kata Zoyan sambil sibuk mencari rekomendasi tempat party yang bagus lewat telepon genggamnya.

"Aku pikir kita harus bicara."
Rieka terdiam sesaat lalu menyedot beberapa kali Jus Alpukatnya.

Zoyan yang sibuk dengan telepon genggamnya sejak tadi, meletakkannya diatas meja. Lantunan lagu -pamit- dari Tulus terdengar sayup-sayup. Mereka sedang berada disebuah cafe dekat kantor Zoyan.

"Iya. Ada apa?"

Rieka menarik nafas panjang."Apakah kamu masih serius?"

"Maksud kamu?"
Zoyan balik bertanya. Masih kurang paham arah pembicaraan Rieka.

"Aku sebenarnya bingung mau bilang ini. Tapi aku harus tau. Kamu masih serius kan dengan hubungan kita? Sejak awal, sebelum pertunangan itu, aku sudah bertanya beberapa kali. Tapi jawabanmu meyakinkan aku. Tapi semakin kesini, aku meragukan itu."
Rieka memperlambat tempo suaranya.

Zoyan terdiam. Sekarang dia tau. Gilirannya yang menghela nafas panjang. Ditatapnya wanita berparas cantik dengan tahi lalat diatas dagu itu. Wajah itu terlihat sedikit sendu meski ia kelihatan mencoba terlihat baik-baik saja.

"Apakah aku kelewatan? Maafkan aku."
Zoyan meraih tangan Rieka ke genggamannya. Ia tak tau harus berkata apa. Bingung. Ia sadar, kalau sejak awal dialah yang meyakinkan Rieka untuk melakukan pertunangan itu.

"Zoyan, Kamu tau kan aku cinta sama kamu? Aku tau tidak mudah melupakan seseorang yang kita cintai sejak lama. Itulah sebabnya aku bersedia membantu kamu melupakannya dengan bertunangan denganmu. Kamu bilang Lara tidak mungkin menyukaimu. Karena dia memiliki seseorang yang spesial yang tidak mungkin dia lupakan. Tapi dengan sikap-sikapmu akhir-akhir ini, aku merasa kamu tidak sedang berusaha melepaskan diri dari cinta pertamamu itu. Lalu apa arti pertunangan kita? Aku tidak akan sampai sejauh ini jika tujuanmu hanya untuk bercanda. Ini bukan sekedar masalah kita berdua. Kita telah melibatkan kedua keluarga besar kita." Masih dengan tempo suara yang lambat.

Zoyan hanya terdiam. Benar yang dikatakan Rieka. Sejak awal mereka telah membuat kesepakatan bersama.

Semua bermula ketika Rieka mengungkapkan perasaannya pada Zoyan. Saat itu, Zoyan akhirnya mengatakan bahwa dia menyukai wanita lain sejak lama. Tepatnya sejak ia masih SMA. Wanita itu adalah Lara. Tapi dia tidak berani mengatakannya. Terlebih saat dia tau, Lara menyukai orang lain yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Dan dia tau, perasaan Lara sangat dalam. Meski pria yang disukai Lara tak pernah memberi kabar sejak kepergiannya. Bahkan di ulang tahun Lara yang ke 18, dia masih menyebut dan mengharapkan kedatangan pria itu. Zoyan yang selama ini masih menaruh harapan dengan keberadaan dia selalu disamping Lara, akhirnya patah juga. Ia akhirnya tak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Lara. Dia lebih memilih untuk tinggal disamping Lara sebagai pria dengan sebelah sayap yang tak ada harapan untuk terbang.

Rieka tau, wanita itu Lara. Sebab terbaca jelas oleh orang lain. Kecuali Lara. Saat itulah Rieka menawarkan untuk mencoba menjalin sebuah hubungan dengan Zoyan untuk mengetahui perasaan Lara. Tapi entah mengapa hubungan mereka seolah disambut gembira oleh Lara.

Bukankah tidak ada yang lebih menyakitkan saat mengetahui orang yang kita sukai selama bertahun-tahun terlihat sangat bahagia melihat kita dengan orang lain? Bukankah itu sesakit-sakitnya penolakan? Yang tidak diketahui Lara, bersama dengan itu hati Zoyan terkoyak.

Zoyan akhirnya memutuskan akan benar-benar melupakan Lara sebagai wanita yang paling dia sayangi. Dia ingin menyembuhkan hatinya dengan mencoba mengisinya dengan orang lain. Dialah Rieka. Wanita yang dia minta untuk bertunangan dengannya dan membantunya untuk melupakan Lara. Mencoba menempatkan Lara sebagai sahabat. Tidak lebih. Zoyan merasa berhak memberi hatinya kesempatan untuk berdegup pada gadis lain. Lagipula, Rieka adalah gadis yang baik. Dan terlihat sangat tulus. Dia juga bersedia bersabar membantu Zoyan melupakan Lara.

Hingga akhirnya terjadilah kesepakatan besar itu. Zoyan merasa yakin, jika statusnya semakin jelas, hatinya juga akan luluh cepat atau lambat. Tapi apa yang terjadi, dia justru merasa semakin sakit melihat Lara mencoba menjauhinya. Yang dia tidak tau, Lara merasakan sakit yang sama saat berusaha menjauhinya.

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
Rieka menatap Zoyan yang masih memegang tangannya dengan erat.

Zoyan mengangkat wajahnya sebelum kemudian mengatakan, "Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang. Maafkan aku. Kamu tau kan, dia tidak mungkin sama aku. Aku hanya mencoba membuatnya bahagia untuk terakhir kalinya sebelum kita menikah."
Kalimat terakhir Zoyan seperti terasa pekat keluar dari tenggorokannya.

"Aku hanya ingin mencarikan kebahagiaan untuknya sebagai kado terakhirku." Sambung Zoyan.

Giliran Rieka yang terdiam. Di satu sisi, pria tampan didepannya telah membuatnya cemburu. Tapi dibagian hatinya yang lain, dia bisa merasakan betapa sulitnya membuang perasaan yang bertahun-tahun merajai hati. Seperti menghancurkan tembok pertahanan yang pernah dibangun dengan penuh harapan. Juga seperti mengeringkan air sungai dimusim hujan.

"Tapi aku akan lebih berhati-hati sekarang. Ada hati yang harus aku jaga. Dan itu adalah hati tunanganku. Orang yang harusnya lebih spesial dari sahabatku sendiri. Maafkan aku ya."
Zoyan tersenyum manis.

Rieka balas tersenyum. Sehingga suasana seolah kembali cair. Dan tanpa disadari sudah berapa lagu telah berganti. Tak ada Tulus lagi dengan -pamit- nya berganti Adera dengan -lebih dari indah- nya.

"Oh ya, mau aku bantu tanya papa untuk yang itu?" Tanya Rieka sambil menunjuk amplop cokelat yang ia tau apa isinya.

"Tidak usah. Aku akan melakukannya sendiri. Ini masalah pribadi. Aku tidak ingin lebih banyak orang yang tau. Aku sudah minta bantuan teman. Semoga aku bisa mendapat informasi itu secepatnya."

" Baik Boss. Bilang ke tunangan kamu ini kalau butuh bantuan. Aku akan selalu ada buat kamu. Kamu tau itu. Karena aku lebih mencintai kamu. Hehe."
Rieka nyengir. Disambut senyum tulus dari Zoyan.

                        *****************

Angin, bawa terbang tentangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang