"LO DENGAR GAK SIH?!"
Terdengar bentakan dari pria tampan yang kini tengah berdiri membelakangi gadisnya. Sedangkan gadis yang berada di belakangnya hanya bisa menunduk dengan mata yang mulai berkaca- kaca.
Aldo. Pria tinggi dengan wajah tampannya itu terlihat marah sekarang, rahangnya mengeras diiringi dengan tatapan matannya yang semakin menggelap. Ia hampir saja lepas kendali sekarang, jika saja ia tak ingat sekarang mereka tengah berada di rooftop sekolahnya.
Air mata yang sedari tadi Regina tahan pun akhirnya mengalir membasahi pipinya. Regina terisak karena bentakan yang dilakukan oleh sang kekasih.
Aldo, yang mendengar isakan dari kekasihnya itu pun langsung berbalik dan sedikit menunduk menatap gadisnya.
"Lo harusnya dengerin apa kata gue na! Dan lo gk bakal nangis gini karena gue bentak. gue gak mau lo deketan lagi sama tuh curut! Gue gak suka, Ngerti!"
Regina mengusap kasar air mata yang ada di pipinya. Ia perlahan mendongak menatap mata hitam kelam yang lebih tinggi dihadapannya sekarang.
" Ya tapi kan tadi tuh cuma salah paham Do, lo cuma liat pas dia ngerangkul gue aj, tapi aslinya gk kek yg lo liat. Bisa gk sih jdi cwok tuh jangan segitunya!" Bela Regina.
"Ya tapi gue tetap gak suka! lo itu pacar gue REGINA, ngerti!!" Ucap Aldo yang diakhiri dengan sedikit penekanan.
"Gue gak paham lagi sebenarnya sama lo, di satu sisi gue sayang banget sama lo tapi di sisi lain gue juga gak sanggup lo bentak seolah gue sendiri yang hobi cari perkara dalam hubungan ini. Sekali-sekali lo belajar ngertiin posisi gue do. Jangan hanya lo doang yang mau di ngertiin." Jelas Regina seraya menghela napas lelah.
"Lo juga tau klo gue gak pernah main-main sm perasaan gue. Seluruhnya gue kasih ke lo, cuma satu sifat gue dari awal yang lo harus lebih ngerti lagi. Kalo gue gak suka milik gue di sentuh orang lain. Gue gak suka berbagi." Jelas Aldo.
"Dan gue bukan barang yang lo jadiin hak milik!" Balas Gina.
"Gue anggap lo lebih dari berharga sayang," ucap Aldo tersenyum miring.
Regina menghela nafas lelah, ia rasa Pertengkaran ini tak akan berakhir jika dari keduanya tak ada yg ingin mengalah.
Dengan sedikit menghela nafas lelah, ia mengerakkan tangannya dan mengusap lembut pipi kekasihnya. Tatapanya melembut bersamaan dengan senyum manis di wajahnya.
" Ya udah aku minta maaf ya sayang," Ucap Regina lembut.
Aldo terdiam, menikmati usapan lembut dari kekasihnya. Tatapannya pun ikut melembut disertai dengan tangannya yang juga ikut menggenggam tangan kekasihnya yang ada di pipinya.
"Hm, awas aja kek tadi lagi!" Ancam Aldo di iringi tatapan tajamnya.lagi.
"Iya, nggak. Janji deh." ujar Gadis tersebut meyakinkan, sambil menganggkat tangan kanannya lagi dan menjulurkan jari kelingkingnya kedepan wajah kekasihnya.
Aldo membalas uluran kelingking kekasihnya dan menautkannya menjadi satu di hadapan wajah keduannya.
"Hm, yaudah sekarang kita balik ke kelas. Lo gak mau di cap pembolos kan?" Tanya Aldo yang dibalas cibiran.
Lelaki itu pun beranjak dari sana mengajak Sang gadis menuju kelas, Aldo yang mendahului dan Gina yang mengikuti dari belakang sembari menggerutu pelan.
Aldo yang mendengar cibiran dari kekasih cantiknya itu terkekeh pelan dan menggelengkan kepala tanda tak mengerti dengan perubahan suasana hati kekasihnya.
••••••••••••••
Kring ... Kring ... Kring ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [END]
Short StoryPelik. Kata yang mewakili segalanya. Romansa sekolah, kisah cinta di antara anak SMA. Kisah Cinta dengan segala sifat nya yang membuat Sosok 'Gina' sedikit terkekang. Sulit bergerak bebas, meskipun hanya pergi liburan bersama para sahabatnya. Aldo s...