[03]

13 2 0
                                    

"Ya inikan mimpi doang Sher, ya udah sih lupain aja. jangan terlalu di pikirin," jawab Gina sambil menarik tangan Sherly dan tersenyum menenangkan.

Ketika berjalan menuju kelas. Tampak sosok lelaki berjalan pelan dari arah belakang mereka dan mengagetkan keduanya, Sontak saja mereka terkejut. Terutama Sherly yang sedari tadi sibuk dengan pikiran nya sendiri mengenai mimpi yang Gina ceritakan.

"Hayoo mikirin apa? Panas terik gini udah melamun aja Sher, kerasukan tau rasa lo," ujar Arfan dengan seringai jahil nya.

"Apaan sih? Nggak lucu tau!" jawab syherly seraya mendelikkan matanya kesal.

Sesampainya di kelas, teman teman gadis itu pun bingung melihat tingkah Sherly yang mendadak menjadi pendiam.

"Sherly kenapa tuh, tumben banget?" tanya Arfan ke Gina.
"Nggak tau tuh, tadi gue cuma ceritain mimpi gue tentang dia aja tapi nggak tau deh kenapa jadi diem gitu," balas Gina sambil mengeluarkan buku dan alat tulis.

"Emangnya mimpi lu gimana? Ceritain dong," Tanya arfan penasaran sambil membujuk Gina.
"Nanti aja lah, Bu Lisa udah datang tuh." jawab Gina memotong pembicaraan.

Tibalah waktunya untuk pulang sekolah. Arfan mengajak teman temannya untuk makan siang di salah satu Kafe langganan mereka.

Sesampainya di sana, mereka memesan makanan dan minuman yang biasa mereka pesan. Sembari menunggu, tawa meramaikan suasana di tempat duduk mereka di iringi canda yang di buat oleh beberapa dari mereka.

Namun, berbeda dengan gadis yang duduk di antara mereka. Sherly yang hanya duduk dan sibuk dengan pikiran nya sendiri. Aldo yang melihat sherly bersikap demikian pun lantas bertanya kepada para manusia di meja itu dengan mengangkat alisnya dan dibalas gelengan pelan tanda tidak ada satu pun yang tahu.

"Tumben nih, si bawel kita diam aja? Ada apa nih? Baru diputusin pacar, ya?" goda Aldo sambil melepas tawa mencoba menarik perhatian Sherly. Namun, justru dibalas decakan kesal oleh gadis itu.

"Ck, Apasih. Gue lagi kepikiran aja soal mimpi Gina tentang gue tadi." sahut Sherly dengan nada semakin pelan.

"Oh ya Gin, lo masih punya hutang cerita loh sama gue," ujar Arfan masih penasaran akan mimpi Gina.

"Hm. Jadi gini, dalam mimpi gue. Gue ngeliat Sherly jalan ke satu tempat, kek lapangan gitu dan gue gak tau itu lapangan apa tapi lapangan itu tuh sepi banget. Ngeri nya lagi di sana tuh cuma ada gue sama Sherly aja. Aneh nya, pas gue coba samperin si Sherly dari arah belakang nih eh gue lihat si Sherly jalan maju ke arah rumah eh gak tapi lebih kek gubuk yang sekali tendang mungkin udah roboh. Gue coba panggil si Sherly tapi dia malah buang muka, pas waktu Sherly masuk ke rumah tua itu tuh tiba tiba pintunya nutup malah rapat lagi dan gue dengar suara Sherly minta tolong, gue langsung lari ke arah tuh gubuk tapi sayangnya gubuk tua itu bersebrangan dengan jurang. Ya gue gak tau harus gimana, gue bingung sampe situ." Gina bercerita dengan serius sedangkan teman-temannya hanya menyimak dengan berbagai ekspresi yang mereka tampilkan.

"Terus gimana kelanjutannya? Sherly keluar dari gubuk itu?" tanya Arfan yang masih saja penasaran.

"Gue nggak tahu, Fan. Gue keburu dibangunin nyokap." keluh Gina sambil menghela nafas.

"Tuhkan gimana gue nggak kepikiran coba, gue takut. Mana serem banget lagi." Sherly nampak ketakutan, bisa dilihat dari matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Ah, paling cuma mimpi aja, Sher. Kalau kata orang orang tuh hanya sebatas 'Bunga tidur'. Pelengkap tidur, makanya di anjurkan berdoa sebelum tidur supaya gak mimpi buruk." ujar Aldo bermaksud menenangkan.

"iya, gue berharap gitu," timpal Gina menyetujui sang kekasih.

"Tapi ya, mungkin nggak sih mimpi lo itu pertanda akan terjadi sesuatu sama Sherly? Kan ada juga tuh yang bilang kalo mimpi bisa jadi sebuah pertanda yang bakal jadi nyata di kemudian hari." sahut Raga yang justru membuat ketakutan Sherly menambah.

My Possessive Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang