"Kenapa, va?"
Raga memandang sendu gadis cantik yang menjadi kekasihnya dibangku taman sekarang. Ia tak tahu kenapa tiba-tiba saja Eva menyuruhnya datang ke taman disiang hari seperti ini, bahkan Eva berkata adalah hal penting yang harus mereka bicarakan. Namun, ketika sampai di sini malah ucapan Eva yang meminta putus yang ia dapatkan.
Eva yang brada di samping raga jelas sekali menghindari tatapan Raga sekarang, ia tak kuat bila melihat tatapan sendu kekasihnya sekarang ini.
"Ya-ya ... Gak papa do. Aku rasa kita emang udah gak bisa bersama lagi, kita beda jalan, kita beda agama, kita beda keyakinan, dan ki-kita beda banyak hal do, banyak. Kamu sadar gak sih kalau dari dulu itu gak sejalan? Hiks .. Hiks"
Tangis Eva pecah sekirika ketika kata-kata itu keluar dari mulutnya sendiri tanpa ia saring. Ia sendiri tak akan mau mengatakan hal ini jika saja kedua orang tuannya tak memaksaanya untuk mengatakan ini. Ya, orang tua Eva sudah tau tentang hubungan beda agama antara Eva dan Raga, entah dari mana mereka tahu tapi yang jelas tiba-tiba saja orang tua Eva langsung menyuruh Eva memutuskan Raga, dengan ancaman Eva akan dipindahkan keluar negri jika tidak meutuskan hubungannya dengan Raga sekarang.
Dan jadilah dia disni sekarang, berhadapan dengan kekasih tampannya yang mungkin akan menjadi mantan kekasihnya sebentar lagi.
"Aku gak mau." Ucap Rqga dengan tajam.
Seketika Eva langsung menoleh kearahnya, dengan qajah sembabnya.
"Kenapa Ga?" ucap Eva lirih, dengan menunundukkan kepalannya.
"Aku.Gak.Mau, camkan itu sayang."
"Ta-tapi kita gak bisa kaya gini ga, hiks ... Hiks..."
"Tapi kan kita gak harus putus juga, va." Kini giliran Raga yang berucap lirih.
"Kenapa kamu minta putus va? apa salahku? apa yang buat kamu bertindak sampai meminta putus seperti ini? bukannya kemarin kita kemarin dan tadi kita baik-baik saja, huh." jelas Raga lagi, ia tak habis pikir
kenapa bisa kekasihnya ini langsung meminta putus secara sepihak seperti ini."Gak ada ga, aku yang memang ingin kita pisah! kita berdua udah besar, sebentar lagi kamu akan lulus jadi berpikir lah secara dewasa ga,"
Raga mengusap wajahnya kasar, apa-apaan jawaban kekasihnya itu, berpikir dewasa? jadi dia pikir hubungan mereka selama ini hanya dianggap hubungan anak-anak begitu?
"Berfikir dewasa? dewasa bagaimana yang kau maksud va? jadi kau fikir hubungan kita selama ini hanya hubungan anak-anak begitu? Ucap Raga frustasi.
"Mengertilah ga" ucap Eva dan langsung berdiri untuk pergi namun ditahan oleh Raga.
"Va, va ... kamu gak bisa gini dong va, masa kamu gantungin aku kayak gini? jadi gimnna hubungan kita sekarang dan nantinya? " tanya Raga meminta penjelasan.
"Gk ada lagi yang perlu dijelasin ga! aku..." Tahan Eva dan laangsung menoleh ke arah Raga, "...Kamu sudah gak ada yang perlu dipertahankan lagi. Dan kita ... Putus." Jelas Eva dan langsung menghentakkan tangannya yang di tahan Raga dengan kasar.
Dan sebelum Eva benar-benar berlalu dari pandangan Raga, Eva menyempatkan menoleh dan ...
"Mengertilah ga, lambang salib yang ada di leher mu tak kan mungkin bisa bersatu dengan tasbih yang ada di genggamanku, kecuali di antara kita nanti ada yang bis mengubah slalh satunya" ujar Eva dan langsung berlari meninggalkan Raga.
Sedangkan Raga, Ia masih mencerna ucapan sang keka__ Aa lebih tepatnya mantan kekasihnya. Ia tak menyangka akan begini akhir kisah cintanya, Ia memang mengerti kalau dari awal hubungan mereka ini salah, tapi bukan ini yang ia harapkan. Ia tak menyangka jika akan berakhir putus seperti ini nantinya. Baginya Eva adalah yang pertama dan terakhir untuknya. Tapi jika sudah begini apa yang bisa dilakukan ya? ingin sekali ia berteriak pada tuhan, mengapa kisahbya akan berakhir seperti ini? apa kah memang ia harus melepaskan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [END]
Short StoryPelik. Kata yang mewakili segalanya. Romansa sekolah, kisah cinta di antara anak SMA. Kisah Cinta dengan segala sifat nya yang membuat Sosok 'Gina' sedikit terkekang. Sulit bergerak bebas, meskipun hanya pergi liburan bersama para sahabatnya. Aldo s...