PERKARA KUNCI

28 5 2
                                    

"Lo nggak usah mikir kalo hidup Lo nggak berguna. Mustahil bagi Tuhan nyiptain manusia secara sia-sia"

🌸🌸🌸

"Gerbang itu nggak bakal kebuka sendiri kalo cuma Lo liatin gitu!"

Gadis cantik dengan rambut yang dikuncir kuda itu menatap laki-laki didepannya. Seragam abu-abu putih melekat di tubuhnya, dan juga sepatu merah muda yang ia kenakan. Baju seragamnya masih rapih, wangi parfumnya juga menyeruak. Kulitnya putih bersih, matanya cantik.

Gadis itu masih memegang sisa roti dengan selai kacang, dan langsung melahapnya ketika selesai berbicara.

"Ngapain ngeliatin gue gitu? Gue bukan tontonan" Gadis itu mulai berbicara lagi ketika roti itu tidak lagi memenuhi mulut kecilnya. Tangannya sekarang meraba-raba tasnya. Mengambil botol air mineral, dan diteguknya cepat.

"Ahhh, seger banget!!" hela nya saat air itu berhasil masuk ke kerongkongannya.

Gadis itu kembali menatap lawan bicaranya. Mata cantiknya menyapu tampilan orang dihadapannya itu dari kaki sampai rambut. "Lo mau sekolah nggak? Ngapain ngeliatin doang?" tanya nya ketus.

"Maksud Lo?"

"Akhirnya Lo bicara juga! Gue kira Lo sakit gigi karna nggak respon gue!" ucap gadis itu.

Tangannya kembali meraba-raba tas sekolahnya. Memasukan kembali botol minum berwarna tosca itu kedalam tempatnya.

"Buka lah gerbangnya. Lo nggak sekolah di Hogwarts kali, gerbang ini nggak punya kekuatan ghaib" lanjutnya.

"Gimana cara buka nya?".

Lelaki itu mengucapkan kalimatnya dengan datar. Polos dan membuat siapapun yang mendengarnya geram sekaligus jengkel. Sama seperti gadis dihadapannya. Dia sudah mengumpulkan umpatan-umpatan kasar, namun kembali ia urungkan untuk mengucapkan.

"Pake kunci lah" sahutnya.

Lelaki itu mengerutkan keningnya heran. "Gue nggak punya" lanjutnya.

"Cari!"

"Hah?" Lelaki itu kembali mengerutkan keningnya dalam-dalam. Ia benar-benar tidak mengerti maksud gadis itu. Mencari kunci gerbang sekolah? Gila.

Gadis itu menghela napas kasar. Lelaki ini tidak bisa diajak kerjasama, pikirnya. Atau memang lelaki ini terlampau polos? Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke arah rerumputan di samping gerbang sekolahnya. Merunduk-runduk seperti mencari sesuatu di dalam rerumputan itu. Satu menit, dua menit. Gadis itu belum juga menemukan apa yang ia cari.

"Lo mau bantu gue nyari, atau mau diem aja kayak mumi? Lo jadi cowok gerak dong!"

Lelaki itu tersentak saat mendengar suara nyaring yang tertuju ke arahnya. 'Mencari apa?' batinnya. Ia masih berusaha mencerna kalimat dari perempuan yang masih merunduk-runduk didepannya itu.

"Buruan gerak!!"

"Iya!" sambarnya cepat sebelum telinga kembali berdengung mendengar teriakan gadis itu. Lelaki itu kemudian mencari-cari sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak tau. Mencari di rerumputan sisi berlawanan dari perempuan itu. Berlagak seolah mencari benda yang sangat dibutuhkan saat ini. Kunci, benda itu terlintas di pikirannya sesaat. Tapi ia buru-buru menampiknya. Mana mungkin kunci gerbang sekolah favorit diletakkan di rerumputan, seperti di rumahnya.

Lima menit berselang. Mereka masih sibuk mengais-ngais tanah, mencoba mencari sesuatu di rerumputan itu. Keringat mulai mengucur di dahi. Matahari semakin terik, mengingat ini sudah pukul delapan pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear D,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang