"Dia pergi karna kamu!" "Apa kamu pantas dicintai?" "Pembawa sial" Kalimat-kalimat itu selalu terngiang-ngiang di pikirannya. Berputar-putar tanpa bisa ia kendalikan. Setiap malam, setiap ia sendiri, ia tak benar-benar sendiri. Ia ditemani oleh pikiran-pikiran masalalu yang menghantuinya. "Bagaimana aku bisa berharap, jika yang pandai ku lakukan hanyalah menuliskan dengan baik sedih-sedih diantara kita?" Aku tau, waktu hanyalah selalu berwujud waktu. Ruang hanya berwujud ruang. Dan nyata yang berwujud nyata hanya sekali saja.