Dusta 03

4 3 0
                                    

Hai.....!!!! Aku kembali lagi, ku ucapkan terimakasih buat yang masih nunggu cerita aku. Makasih banyak buat para readers, tolong apresiasi ceritaku dengan ketuk tanda bintang dan coment ya guys.

Oke, check this out and happy reading!

🍂🍂🍂🍂🍂

Sesampainya di sekolah Meyta tersenyum riang dan menyapa teman-teman yang di jumpainya.

Hari ini ia punya rencana untuk mengajak Rony untuk membeli kado untuk adiknya. Meyta sudah tak sabar lagi menunggu moment itu.

"Hemmm... Ada sesuatu yang membuatmu bahagia? Ayo cerita!" ujar Laras sahabat Meyta, ia menghampiri sahabatnya lalu merangkulnya.

"Coba tebak?" ujar Meyta menyeringai.

"Apa, apa, apa. Ayo beritahu! Aku benar-benar penasaran." ucap Laras.

"Rahasia!" kata Meyta lalu berlari.

"Hei! Tunggu aku!" Laras mengejar sahabatnya itu.

Meyta menoleh ke belakang, melihat sahabatnya terengah-engah karena berlari, Meyta berhenti.

"Akhirnya kamu berhenti berlari." ujar Laras mencoba mengatur nafas.

"Karena kamu adalah sahabat terbaikku, maka aku akan memberitahumu." Meyta membisikkan sesuatu di telinga Laras.

Laras terpaku, mulutnya ternganga. Terbuka membentuk O, sehingga memungkinkan lalat bisa masuk. "Jadi, itu rahasia yang ingin kamu beritahukan padaku?" tanyanya.

"Yups, benar sekali." kata Meyta tersenyum bahagia.

"Ya, semoga lancar."

"Terimakasih!" ucap Meyta, lalu mereka masuk ke kelas bersama.

Bel berbunyi tanda pelajaran akan segera berlangsung, guru sudah datang dan mulai memberikan materi. Murid-murid mendengarkan dengan seksama, jika ada poin-poin penting maka mereka akan mencatatnya.

2 jam telah berlalu, bel berbunyi dengan nyaring tanda istirahat.

"Mau ke kantin?" ajak Laras.

"Mari!" kata Meyta.

Mereka berdua keluar kelas bersama.

"Tunggu sebentar! Kamu duluan, aku masih ada perlu sama Rony."

"Oke!" kata Laras dengan senyum menggoda.

Setelah Laras pergi, Meyta melangkah ke kelas Rony.

Rony baru keluar kelas dan melihat Meyta berjalan mendekat menghampirinya.

"Ada apa sayang?" ujar Rony tersenyum manis.

"Bisakah sepulang sekolah kamu menemaniku?" Meyta tersenyum dan penuh harap.

"Kemana sayang?" tanya Rony.

"Emm, temani aku beli kado buat Danu ya?"

Mendengar nama Danu dari mulut Meyta membuat Rony menjadi kaku, bagaimana tidak, dari awal ia menjalin hubungan dengan Meyta. Orang yang pertama kali menentang adalah Danu, dan sampai sekarang ia tidak menyukainya.

Melihat Rony terdiam dan tak menjawab membuat Meyta gelisah. "Kenapa?" tanyanya.

"Tidak apa-apa." ucap Rony meyakinkan.

"Jadi, apakah kamu mau?" tanya Meyta lagi.

Rony sedikit ragu-ragu lalu ia mengangguk.

Meyta tersenyum bahagia lalu berkata. "Oke, nanti tunggu aku di gerbang sekolah. Aku mau ke kantin dulu, bye sayang." Meyta hendak pergi, tapi Rony menggenggam tangannya.

Cinta Tak Harus Bersama(Masih Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang