Sejak kecil Yoongi itu special, ayah nya bilang seperti itu, dia berbeda dari semua jenis manusia lain nya, namun perbedaan ini lah yang membuat nya menderita, Yoongi sendiri, di kucilkan, tidak ada seorangpun pun yang peduli, seperti sang paus, whalien 52.
"Ayah, Seperti apa warna langit? Kihyun bilang langit sangat indah" - pria berkulit pucat ber umur lima belas tahun itu berucap, sekarang mereka sedang berada di taman rumah sakit
"Langit? Menurut ayah, warna langit tidak tertebak, kadang mereka berwana biru, karena berwarna putih, dan saat hujan, mereka ber warna hitam, namun mereka memang indah" - tuan min melihat ke atas, dimana langit-langit itu berada.
"Ayah, Seperti apa warna biru? Aku hanya bisa melihat warena hitam, semua hitam, ayah." - pria itu berucap lagi, kali ini kata-katanya seakan menusuk jantung, menyakitkan.
"Sebentar lagi kau akan bisa melihat mereka semua, bersabar, oke?" - ucap tuan min yang membuat Yoongi kecil itu mengangguk antusias.
Hidup Yoongi itu hitam, sangat pekat, semua nya hitam, Yoongi hanya tau hitam, kenapa begitu?.
Mata Yoongi di nyatakan tidak bisa berfungsi sejak ia lahir, entah apa penyebab nya, namun Yoongi kecil tidak mempersalahkan itu, memang kenapa jika dia tidak bisa melihat? Setidaknya dia memiliki orang-orang hebat di sekitarnya, itu fikirnya.
Namun, walau Yoongi tidak bisa melihat, dia sangat pintar, dia pandai menggunakan anggota tubuh lainya yang bisa ia gunakan, contohnya tangan dan telinga, ia gunakan untuk bermain piano walau tanpa melihat, bukan kah itu hebat?
Ya, itu ke special-alan yang di maksud, dia hebat bermain piano, bahkan tergolong hebat dari yang lain, di tambah dengan kondisinya yang 'special', tapi Yoongi tidak mau masalah matanya menjadikan alasan mereka kagum, Yoongi hanya ingin mereka melihat min Yoongi, sang pemain piano yang hebat.
Awal itu, memang hidup Yoongi biasa saja, tapi sejak ayah nya mengajak nya pindah dari Daegu ke Busan, semua nya bak neraka, di sekolah baru nya tidak ada yang mengerti seni, mereka hanya berfikir Yoongi bisa karena dia anak orang kaya, dan lebih parah nya lagi, mereka sering mengolok-olok kondisinya, Yoongi tidak bodoh, dia sudah lima belas tahun dan duduk di kelas sembilan smp sekarang, dia bisa merasakan getaran sakit di dada nya saat mereka bilang 'cacat'.
Yoongi mencoba memendamnya, dia tidak ingin merepotkan ayah nya, Yoongi tau, ayah dan ibu nya sedang ada masalah, dia hanya tidak ingin menambah beban jika bercerita tentang masalahnya di sekolah, jadi dia hanya bisa menangis saat kesal, seperti saat ini, Yoongi yakin orang-orang di kelas nya sedang berkumpul mengelilinginya, "hey cacat, apa kau fikir kau hebat mengalahkan ku bermain piano?" - ucap salah satu laki-laki yang Yoongi yakin Korban sakit hati saat di les piano kemarin, "kau berjalan saja masih harus menggunakan tongkat, bodoh" - lanjut nya, dan itu berjalan sangat lama.
Di jauhi, di ejek, di tertawa kan, semua sudah Yoongi rasakan, namun hari ini, Yoongi tidak tahan, dia pulang dengan meraung-raung menangisi jika ia ingin bisa melihat, dia ingin seperti yang lainnya, ia tidak ingin lagi menjadi special, dan itu berhasil membuat tuan min sakit, anak nya menyembunyikan masalahnya.
Walau tak mudah serta beresiko, ayah min melakukan operasi untuk Yoongi, tentu saja dengan menyumbangkan kedua mata nya kepada anaknya, dan melihat itu, Yoongi menangis dan terus melontarkan kata maaf, namun ayah nya selalu berkata, "tidak apa, ayah sudah kenyang melihat dunia".
Dan sejak itu, Yoongi merasakan pahit manis nya dunia, dia bisa melihat awan, dia bisa melihat ayah nya, dia bisa melihat dunia, semuanya, kawan, Yoongi bisa melihat!, Walau kadang sakit melihat ayah nya yang kesakitan.
🤡🤡🤡
"Astaga, kenapa kau dimana-mana?" - ucap Yoongi kesal saat lamunan nya di buyar kan oleh pria aneh ini, ya aneh menurut nya, menurut semua orang dia itu manis, kalian sudah tau kan siapa?
"Jangan melamun, di sini banyak penunggu nya, Hyung" - Jimin mendudukan diri nya di kursi sebelah Yoongi, mereka sedang berada di lapangan basket yang kosong sekarang, sebenernya Jimin sejak tadi di sini, tapi dia diam, heol, kalian tau bukan jika Jimin bisa membaca fikiran, dan Jimin tidak ingin menyia-nyiakan saat calon pacarnya ini memikirkan masa lalunya yang bisa ia ketahui.
Yoongi hanya diam tidak menanggapi, ingin bertanya Kenapa dia di sini namun ini tempat umum, Yoongi hanya merasa tidak berhak menanyakannya.
"Aku kesini mencari mu, Hyung" - ucap Jimin lagi karena merasa di abaikan.
"Aku? Kenapa?" - Yoongi jelas bingung, se ingat dia tidak urusan dengan sang pujaan kampus ini
"Tidak apa, hanya rindu sekali tidak lihat mu walau sehari"
Yoongi diam lagi, tidak berniat menjawab, "oh ya Hyung! Taehyung membohongi ku, dia bilang kau di rumah nya, entah dari mana si kaparat itu mendapat ka foto mu" - ucap jimin, berniat bercerita.
"Pasti hoseok, siapa lagi" - ucap Yoongi terkesan tidak peduli
"Jika tidak ada apa-apa lagi, aku pergi" - Yoongi sudah berdiri, tapi tangan nya di cegah, "Hyung, ayo berkencan!".
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Whalien 52 [Yoonmin]
Fanfiction"Suga yang menyembunyikan semua fikiran nya sendiri, dan Jimin yang bisa baca fikiran orang lain, apa kau yakin itu sebuah kebetulan?"