5

452 58 12
                                    

"Hyung apa tidak sebaiknya kau mencoba terlebih dahulu?" - hoseok tidak mau diam, dia sangat kesal.

Yoongi manaikan satu alisnya, "apa?" - Yoongi jelas bingung, sejak tadi mereka hanya diam di perjalanan, dan tiba-tiba hoseok bicara  yang tidak jelas.

"Jimin"- jawab nya singkat, tak perlu di jelaskan, pasti Yoongi sudah tau, ini tentang Jimin yang di tolak mentah-mentah saat mengajak kencan di lapangan tadi.

"Tidak" - Yoongi langsung menoleh kan wajahnya ke arah jendela, sangat jengah dengan pembahasan mereka belakangan ini, Jimin, Jimin, dan Jimin.

"Hyung, Jimin mengajak mu kencan pasti bukan tanpa alasan" - ini namjoon yang sejak tadi hanya diam, mencoba tidak ikut campur akhirnya tidak bisa.

"Ya, aku tau ada pasti ada alasan di balik itu, dan alasannya adalah membuat ku jatuh dalam pelukannya, dan dia meninggalkan ku dalam kehancuran" - jawaban Yoongi sontak saja membuat mereka melotot, terutama seokjin yang sejak tadi memang hanya diam.

"Kau tidak bisa menuduh dia begitu saja, yoongi-ah" -seok jin yang dasarnya tidak pernah santai di pancing menaikan suaranya oleh Yoongi, tentu saja akan berisik.

Yoongi hanya diam, kepalanya masih melihat ke arah luar jendela, "kau terlalu negatif thinking Hyung, kebiasaan mu harus di hilangkan" - ini namjoon, dengan suara yang sangat lembut.

"Ck, diam lah" - sedetik kemudian mereka hanya diam karena Yoongi menyumpal telinga nya dengan earphone, tau situasi, Yoongi hanya lelah.

🤡🤡🤡

"Terimakasih" - setelah Yoongi mengucapkan itu, hoseok, namjoon, dan seokjin pergi meninggalkan yoongi yang memang sudah sampai ke rumahnya, Yoongi tak langsung masuk, dia takut, rumah nya sangat gelap saat dia datang, Yoongi mengumpat dalam hati, pasti teman-temannya sengaja tidak turun karena tadi melihat rumah nya tadi, Yoongi tau teman-teman nya ingin menghilangkan phobia Yoongi terhadap gelap, tapi tidak bisa kah jangan malam ini?!?.

Dua puluh menit Yoongi masih diam, mencari cara untuk masuk kedalam rumah nya ini, dan ya, dia baru ingat di punya handphone. Baru saja Yoongi akan menyalakan handphonenya, ada notifikasi dari nomor asing yang membuat Yoongi mengernyit, "Jimin?" - ucap nya, asal tebak

+82 90*********

Hai Hyung!
Ini aku, Jimin ᕙ(@°▽°@)ᕗ

Save nomor ku, ya!
Jika kau lapar atau butuh sesuatu, bilang saja oke?
19.20

Melihat ini, ingin sekali Yoongi meminta bantuan kepada Jimin, tapi mau di taruh dimana muka Yoongi?, Heol, Yoongi baru saja menolak ajakan kencan dari Jimin mentah-mentah, dan tiba-tiba ingin meminta bantuan?, Yoongi masih ingin punya muka.

"Haaaah~, Seperi nya aku harus menelfon hoseok" - baru Yoongi akan mengangkat handphone nya lagi, suara panggilan itu entah kenapa membuat nya sedikit tenang, suaranya tak asing,Jimin.

"Hyung!" - Yoongi langsung menoleh, Jimin langsung berlari dengan kedua tangan yang memegang americano, terlihat sangat antusias.

Perasaan lega Yoongi dan tubuh nya tak sesuai, Yoongi langsung mengkerut kan kening saat tau Jimin ada di daerah sini, "sedang apa kau di sini?"- dan akhirnya kalimat itu Ter ucap dari Mulut pria pucat itu, membuat yang di tanya mendecih, "ck, mahal sekali" - gumam nya.

Yoongi nambah mengkerut kan keningnya saat mendengar itu, apa nya yang mahal? Yoongi kan hanya bertanya, "aku menunggu mu sejak tadi, Hyung!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Whalien 52 [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang