Chapter 4

1.6K 147 14
                                    

Mohon maaf kalo ada typo dan penulisan yang salah.

Happy Reading

***

Waktu menunjukkan pukul 23.40, malam-malam begini Shila keluar dari kamarnya karena merasa haus. Setelah Shila minum pikirannya terus memikirkan Athur. Shila merasa bersalah kepada Athur karena tadi Athur benar-benar terlihat khawatir. Besok, di sekolah Shila akan langsung melabrak Gibran dan yang lainnya. Rasanya Shila ingin membuang mereka dari dunia ini.

Saat Shila akan pergi dari dapur dan menuju ke kamarnya, Shila melihat ada sebuah kertas yang misterius.

Shila membawa kertas tersebut dan melihat sebuah tulisan yang ada dikertas itu.

Di rumah ini ada pembunuh, suatu saat pembunuh itu akan membuat keluarga Winata hancur.

***

Sesampai di sekolah Shila langsung mencari Gibran, Arya, dan Reno. Shila ingin tahu apa yang mereka lakukan sampai Athur marah padanya. Gibran, Arya, Reno belum datang ke sekolah karena memang mereka sering datang terlambat. Shila akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas dan mencari Gibran nanti saat istirahat.

"Lo dari mana, Shil? Datang ke kelas langsung pergi keluar," tanya Alana pada Shila yang baru saja datang.

Shila duduk di samping Alana. Nara dan Zanna yang duduk di depan Shila dan Alana menghadap ke belakang setelah Shila datang.

"Gue abis nyari si Gibran, Arya, dan Reno," jawab Shila.

"Mau apa lo nyari Reno?" tanya Nara.

"Lo jangan cemburu. Gue nyari Reno karena ada urusan penting. Lagi pula gue kan udah punya Athur," jawab Shila sambil tersenyum.

Nara memang diam-diam menyukai Reno. Tapi, dia tidak pernah mengatakannya pada Reno. Sebenarnya Shila sering mengatakan pada Nara agar dia memperjuangkan cintanya. Tapi, bagi Nara perempuan itu dikejar bukan mengejar. Maka dari itu sampai sekarang Nara hanya bisa mencintai Reno dalam diam.

"Siapa juga yang cemburu? Gue cuma nanya," ujar Nara tak terima.

"Udah lah lo ngaku aja. Lo cemburu kan? " tanya Alana sambil tersenyum jahil.

"Enggak kok," jawab Nara dengan pipi yang mulai memerah.

"Udah kasian tuh si Nara mukanya udah kaya kepiting rebus," ucap Zanna yang melihat wajah Nara mulai memerah.

"Udah deh lo semua gak usah godain gue terus!"

"Nih, ya, Nar, kalo lo emang beneran cinta sama Reno lebih baik lo perjuangkan dia sebelum diambil orang," jelas Shila.

"Gue gak bisa kaya lo Shil. Bagi gue perempuan itu dikejar bukan mengejar. Kalo emang dia jodoh kita, suatu saat pasti akan dipersatukan oleh Allah," ucap Nara menjelaskan.

"Gak pa-pa kali perempuan ngejar cowok. Lagian, ya sekarang itu gak zaman nunggu cowok peka. Bisa lumutan kita kalo nungguin terus!"

"Tetep aja bagi gue perempuan itu dikejar bukan mengejar!" ujar Nara pada Shila.

"Ehh udah-udah Bu Mimin datang," ucap Alana sambil menunjuk ke arah pintu.

Bu Mimin masuk ke dalam kelas dan menyimpan bukunya di meja.

"Loh bukanya sekarang gak ada pelajaran kimia ya?" tanya Shila pada Alana sambil berbisik.

"Tau tuh bu gendut! Dasar pikun salah masuk kelas!" ucap Alana sambil ngegas.

Bu Mimin memang guru pelajaran kimia. Tapi, sekarang bukan waktunya pelajaran kimia. Tapi, yang datang malah guru kimia. Aneh, itu yang ada di pikiran mereka.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang