Langkah kaki itu menggema diseluruh penjuru ruangan, setiap langkah dari telapak kaki yang ia hentakan terdengar seperti petaka bagi seorang Devandra Bryandika Calvino Arlata."DEVA BUNDA MASUK!"
Deva langsung berdiri dari kursi kerjanya, menutup laptopnya sejenak. Seorang wanita paruh baya berpenampilan Stylist layaknya ibu-ibu sosialita memasuki ruangannya secara tiba-tiba. Wanita itu melangkah dengan raut yang penuh kekesalan, siapa lagi jika bukan nyonya besar arlata ibunda Deva. Hanya dihadapan mamahnya dinding hatinya yg dingin berubah melunak dalam sekejap.
Deva sudah hafal dengan raut wajah bundanya sekarang, seperti biasa bundanya akan menanyakan pertanyaan² yang masih belum bisa ia jawab sampai sekarang."Kapan kamu mau mengenalkan calonmu ke bunda?"
Pertanyaan keramat itu lagi! Entah sudah berapa kali sang bunda menyemburnya dengan kaimat yang sama!
"Bun, untuk sekarang dev_"
Nyonya arlata maju mendekat dan menjulurkan jari telunjuknya tepat dihadapan deva, membuat pria itu sedikit terkejut dan memundurkan kakinya beberapa langkah
"Jangan banyak alasan lagi tuan muda arlata!" Tajam nyonya arlata "sampai kapan kamu akan menjadi pria lajang?"
Deva menghela berat alasan apa lagi yang akan ia berikan kepada bundanya
"Bunda tidak mau tau! Secepatnya kenalkan pacarmu ke bunda, kamu itu sudah umur duapuluh enam tahun dan kamu masih JOMBLO!"
"Deva jomblo terhormat bun_"
"Jomblo terhormat sampai kapan? Sampai kamu sunat dua kali?"
Deva meneguk ludahnya sendiri, semakin lama ucapan bundanya semakin menakutkan
"Bunda sudah lelah mendengar ucapan teman² bunda, kenapa km tidak menikah² dan tidak ada skandal antara km dengan perempuan! Bunda lelah karena km dikira gay sama mereka selama ini devaaaaa" kesal nyonya arlata
Ia berjalan menuju jendela besar disebelahnya sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat mengomeli anak keduanya itu
"Kamu sudah sukses, sudah mapan cepatlah menikah! Itu harapan bunda sebelum meninggal!" Ucap nyonya arlata sambil pergi meninggalkan ruangan putranya
Deva bernafas lega karena bundanya sudah keluar dari ruangan kerjanya, ia menyenderkan kepalanya sejenak merasa pusing dengan ucapan sang bunda yang semakin hari semakin menakutkan.
Baru saja ia bersandar dan bernafas lega, tiba² ia dikagetkan lagi dengan kedatangan bundanya yang slalu tiba²
"SATU LAGI!! BUNDA MAU PUNYA CUCU KEMBAR!!" Tegasnya sambil membanting keras pintu ruangan deva
________________________________________
Terimakasih yang sudah memberikan vote untuk cerita saya kali ini^^
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓜𝔂 𝓒𝓸𝓸𝓵 𝓒𝓮𝓸
Teen Fiction"𝒕𝒂𝒕𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒄𝒂𝒏𝒅𝒖 𝒅𝒊 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊" 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒎𝒖𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒔...