Tak perlu ada kata berpisah untuk sebuah pengkhianatan.
Karena dengan adanya pengkhianatan, itu artinya sudah terucap kata perpisahan.
***
“Semua masih tentang dia kan, Kai?” tanya seorang gadis, masih dengan ekspresi datar.Hening. Tak ada jawaban atau pun sahutan dari lawan bicara yang ia panggil dengan sebutan Kai. Gadis itu pun kembali diam, bergelut dengan pikirannya sendiri. Semua pertanyaannya akan terasa sia-sia karena lawan bicaranya memilih untuk tak memberikan jawaban apa-apa.
“Aku pergi ya, Kai? Sepertinya aku sudah mendapatkan penjelasan hanya dengan diam yang kamu lakukan,” ucap sang gadis lagi.
Kali ini ia mulai beranjak dari tempat duduknya. Masih berdiri dengan hening, belum meninggalkan tempat. Hati dan pikirannya jelas tidak singkron kali ini. Namun sekali lagi ia kembali mempertimbangkan, apakah pergi adalah pilihan terakhir dan pilihan yang tepat untuk saat ini.
“Kana,” terdengar suara yang memanggil nama gadis itu. Tentu saja itu adalah lelaki yang sejak tadi menjadi lawan bicaranya.
Gadis bernama Kana tersebut menoleh sejenak ke arah lelaki itu.
“Maaf.” Laki-laki itu kembali berucap, walau masih dengan satu kata.
Setelahnya semua kembali hening, tak ada lanjutan pembicaraan dari laki-laki itu atau pun dari Kana. Laki-laki itu masih terlihat tenang duduk di ruang tamunya. Sedangkan Kana juga masih berdiri tegak di depan pintu, tanpa kata. Niatnya menunggu jika mungkin ada lanjutan pembicaraan atau penjelasan dari sang laki-laki. Nyatanya tidak, sampai kapan pun mungkin tidak akan ada yang namanya penjelasan.
Kurang lebih sekitar 2 menit sudah berlalu semenjak kata maaf itu terucap. Memang tak ada lanjutan apapun, semuanya tetap hening. Kana menoleh ke arah lelaki itu sejenak. Menunjukkan senyum terbaikknya, kemudian membuka pintu dan memilih pergi.
“Memang sepertinya kisah kita hanya sampai disini, Kai.” Kana berucap dalam hatinya.
Tak ada lagi air mata yang ia teteaskan saat ini. Bukan karena ia tak bersedih, tapi sedih itu sudah terlalu sering datang hingga ia merasa kebal dan tak butuh lagi air mata untuk menghadapinya. Meski begitu, hatinya cukup sesak.
Dalam hitungan hari memang mereka akan berpisah, tapi bukan perpisahan seperti ini yang Kana harapkan. Mungkin juga bukan perpisahan seperti ini yang Kai harapkan. Akhir masa sekolah ternyata juga menjadi akhir dari hubungan mereka berdua. Bahkan akhir ini adalah sebuah perpisahan tanpa adanya kata berpisah. Tak ada penjelasan, pembelaan bahkan kalimat keputusan bahwa hubungan mereka memang berakhir.
Tetap saja, untuk saat ini bagi Kana semua telah berakhir. Tak ada lagi kisah yang harus ia perjuangkan. Tak ada lagi kisah yang harus ia tangisi. Baginya tak perlu ada kata berpisah untuk sebuah pengkhianatan. Karena dengan adanya pengkhianatan, itu artinya sudah terucap kata perpisahan.
***Hai semua, aku ada cerita baru lagi nih. Kenapa judulnya 365? Kayak judul lagu aja, hehe. Emang cerita ini terinspirasi dari lagunya Tiara Andini yang judulnya 365 yang menurutku bagus banget.
Kenapa kok bikin cerita lagi padahal yang lain belum selesai? Jadi mulai sekarang akan ada jadwal update story ya setiap minggunya. Cerita Romansa & Rahasia, Grey dan 365 akan update rutin setiap minggunya yaa.
Jadi tidak perlu khawatir, bisa jadi juga dalam satu minggu bisa double update untuk satu cerita.
So, tetep setia jadi pembaca ananonimo yaa
Dan kalau kalian suka video2 galau dan baper, silahkan mampir juga ke ig @ananonimo_ 🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
365
Teen FictionTentang hitungan angka 365. 365 hari aku teringat tanpa mencoba mengingat. 365 hari semua terkenang tanpa ingin kukenang. 365 hari sang takdir membawa kita untuk kembali bersama.