Tiga Puluh

23K 2.6K 94
                                    

"Setiap orang punya batas kesabaran yang berbeda."

- Kekasih Halal -

💠💠💠

Pagi ini, kaki Athaya sudah mulai membaik. Kemarin, sebenarnya saat telinganya kembali mendengar suara kamera seseorang, ia ingin berlari dan mengejar orang itu. Namun, Alan melarang. Itu sebabnya, saat ini kakinya sudah lumayan.

"Masih mikirin yang kemarin?" tanya Alan.

Athaya mengangguk. Jelas saja, ini udah yang berulang kalinya. Tidak mungkin jika ia salah dengar atau salah menebak. Jika kamera itu bukan tertuju pada mereka, lantas kenapa suaranya selalu berada di sekitar mereka?

Ya, Athaya tahu dirinya dan Alan bukan artis atau orang yang wajib dikenal. Namun, tidak ada salahnya menebak tentang hal ini, kan? Karena jika tebakannya benar, itu berarti privasi mereka mulai terancam. Kamera itu benar-benar membuat Athaya tidak nyaman.

Kalau Alan, sih, cuek-cuek aja. Soalnya Alan memang seperti itu. Tidak pedulian. Walau itu menyangkut dirinya. Selagi tidak merugikan. Namun, bagaimana jika masalah ini merugikan Alan? Kan gak lucu kalau Alan nonjok dinding lagi.

"Sayang," panggil Alan.

"Maaf. Aku benar-benar gak nyaman Alan. Kamera itu benar-benar mengganggu!" balas Athaya.

"Nanti aku minta tolong Noah buat cari tau siapa pelakunya. Kamu tenang, ya," pinta Alan.

"Kayaknya nama gue terpanggil, nih!" celetuk Noah yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah Alan dan Athaya.

"Pernah liat orang pegang hp dan posisinya kayak lagi foto aku atau Athaya, gak?" tanya Alan.

"Bentar, deh!" jawab Noah. Tangannya terulur mengambil ponselnya di saku celana. Kemudian mengulurkan ke depan agar Alan dan Athaya bisa ikut melihat apa yang akan ia tunjukkan. "Kalian belum liat grup murid sekolah ini? Walau gak ada gurunya, kalian udah masuk, kan? Pagi ini, fotonya disebar sama nomor gak dikenal. Waktu gue hubungi, nomornya malah udah diblokir."

"Aku gak masuk, kemarin link yang dibagiin udah kadaluarsa." Athaya menunjukkan cengirannya dengan ekspresi polos.

"Aku gak masuk."

Noah menghela napas panjang. "Bener-bener dah! Tapi memang banyak yang gak masuk, sih."

Athaya mengambil ponsel Noah dan melihat semua foto yang disebar tanpa izin. Beberapa detik kemudian, matanya membulat karena beberapa foto yang sedikit terbuka. Lalu, ada satu fakta yang ia sadari, semua foto itu adalah foto Alan. Hanya Alan, dirinya tidak ada.

Tidak, Athaya tidak protes kenapa fotonya tidak ada. Hanya saja, kenapa harus Alan? Kenapa Alan yang difoto? Bukankah masih banyak cowok lain yang lebih tampan dan masih jomlo? Apalagi foto Alan seperti ini, Athaya tidak terima! Sangat tidak terima!

"Yang jadi admin grup ini siapa?" tanya Athaya. Ekspresinya sangat serius, sampai-sampai Alan dan Noah terperangah dibuatnya.

"Rika, anak IPS 1," jawab Noah.

Athaya mengangguk. Ia tahu siapa Rika. Gadis itu anak baik-baik. Tidak mungkin jika Rika yang menjadi dalang dibalik ini. Pasti ada yang lain, yang setiap saat ada di sekitar dirinya dan Alan. Mencari posisi yang pas, agar fotonya harus ada Alan. Foto di dalam grup itu, rata penampilan depan Alan. Namun, ada juga yang penampilan belakang Alan.

Kekasih Halal [END] [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang