6 : Thanks, Kak Jo

186 72 122
                                    

Haloooo all, ketemu lagi sama 'Kak Jovan' di part 6 !!
Sudah siap baca bagian 6 nya?
Baca Basmallah dulu ya guys sebelum baca, biar berkah.

Jangan lupa ramaikan di setiap paragraf nya^^
Enjoy and happy reading, all<3

***

Setelah tiga puluh menit mereka berjalan-jalan di Mall, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Waktu juga sudah hampir menunjukkan pukul setengah enam sore, untung saja dari Jovan sempat mengabari Maya jika dirinya dan sang Adik akan main sebentar ke Mall. Jadinya Maya tak akan mengkhawatirkan mereka berdua.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua diam dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Cilla mendengarkan musik sambil memejamkan matanya sedangkan Jovan fokus menyetir.

Jovan melirik kearah Cilla, sepertinya sang Adik kelelahan hari ini. Ia lalu mematikan musik yang berputar di radio, tak ingin mengganggu Cilla.

Jalanan Jakarta sore ini cukup ramai karena berpapasan dengan jam pulang kerja. Jovan sempat memikirkan, bagaimana reaksi Cilla jika tahu mengenai penyakit yang ia derita sekarang. Apakah akan terkejut atau bersikap tak acuh. Entahlah, tapi ia berharap sang Adik jangan sampai tahu tentang penyakitnya ini walaupun nantinya juga akan terbongkar.

Lima menit kemudian, mereka sampai di depan rumah. Pintu gerbang lalu dibuka oleh penjaga rumah mereka, Jovan lalu menjalankan mobilnya masuk ke area rumah.

Dilihatnya, Cilla masih tertidur. Ia antara tega dan tak tega untuk membangunkan adiknya. Tapi ya bagaimana lagi, ia harus tetap membangunkan Cilla.

"Dek, bangun. Udah sampe," ujar Jovan dengan nada yang pelan.

Cilla dengan perlahan membuka matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk. Ia pun segera membuka safety belt dan juga melepas earphone yang sedari tadi terpasang di telinganya. Kemudian ia keluar dari mobil, tanpa mengucapkan kata sedikitpun pada Jovan.

Jovan kemudian menyusul Cilla yang sudah lebih dahulu keluar, tak lupa juga mengunci mobilnya. Setelah selesai ia masuk kerumahnya.

****

Jam pulang sekolah yang harusnya menyenangkan berubah menjadi sebaliknya dan memusingkan, semua karena makhluk yang sehari-hari memenuhi hidup Cilla. Ya, siapa lagi kalau bukan sang sahabat; Siti.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Siti tak henti-hentinya meminta Cilla agar mengizinkannya untuk main kerumah sahabatnya itu. Namun Cilla berkali-kali menjawab 'tidak'.

Bukannya pelit atau semacamnya, ia hanya kurang suka dengan sikap Siti yang jika main kerumahnya selalu mengoceh tak jelas. Apa saja bisa Siti bahas, sampai-sampai artis Indonesia yang sedang naik daun ia bicarakan.

Dan juga satu hal lagi yang membuat ia tak suka adalah, Siti adalah fans dari kakaknya; Jovan. Setiap kali Siti main kerumahnya, ia selalu bertingkah lebay saat bertemu Jovan. Itulah mengapa Cilla melarang Siti untuk main kerumahnya.

"Cilla, izinin gue yah buat main kerumah lo. Kan dah lama gak main," pinta Siti sambil memegang salah satu tangan Cilla.

"Ih enggak, gue kan dah bilang enggak Siti!" jawab Cilla dengan nada yang sedikit meninggi.

"Ih lo mah, gue janji deh gak kayak kemaren-kemaren. Boleh yah?" Siti terus saja berusaha, entah kerasukan apa ia ingin main kerumah Cilla secara tiba-tiba.

"Kerasukan apa sih lo? Tiba-tiba aja pengen maen kerumah gue," tanya Cilla heran.

"Gak tau, mungkin kerasukan setan rumah lo makanya jadi pengen maen," jawab Siti seadanya.

KAK JOVAN [SUDAH TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang