22

15.4K 1K 70
                                    

Sesil!

Tapi Sesil dan Ardo memiliki hubungan di masa lalu.

Tapi Sesil dan Ardo memiliki hubungan di masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada Typo tolong dikoreksi
.
.
.
.
.
.
.

Sudah satu minggu berlalu, Ayrin masih tetap berfikir positif tentang sang kekasih, begitu pun dengan Sesil yang tidak menunjukkan gelagak yang mencurigakan, Sesil masih seperti Sesil yang kita ketahui, menyebalkan.

Ayrin masih fokus dengan smartphone yang menunjukkan beberapa gambar baju dan celana, ah! Dia sangat malas pergi ke mal, dan memilih untuk membeli barang kebutuhannya lewat aplikasi online saja.

"Yuhu!" Ayrin yang masih sibuk dengan smartphonenya, langsung memutar tubuhnya saat melihat Tere memasuki ruang kelas dengan kantong putih yang ia pegang.

"Good morning!" Sapanya lagi yang dibalas dengan tatapan tanya oleh Ayrin. Ada apa dengan gadis yang satu ini? Kenapa ia tampak aneh? Cih!

"Nggak nyangka gitu gue bisa ketemu ama cogant di depan." Ucap Tere yang membuat Ayrin menganggukkan kepalanya tanda mengerti sumber kebahagian yang diucapkan Tere.

"Lo minta nomernya, nggak?" Tanya Ayrin yang membuat Tere menggelengkan kepalanya.

"Yah kasian!" Ejek Ayrin yang kembali mengotak-atik smartphonenya.

"Kalau minta nomernya sih gue berani, tapi kalau Devan tau gue centil di sekolah? Bisa-bisa gue dilarang ke sekolah." Balas Tere sambil berjalan mendekati Ayrin yang tampak sibuk dengan benda pipih yang berada di tangannya.

"Siapa yang ngelarang? Emang lo serius tahan nggak liat gue meskipun sehari?" Azka yang baru saja menampakkan batang hidungnya di balik pintu, tersenyum manis ke arah Tere dan Ayrin yang sekarang menatapnya.

"Malah kalau liat muka sama rambut warna-warni lo setiap hari, malah bikin eneg tau nggak!" Setelah mengucapkan kalimat balasannya, Tere kembali menghadap ke depan dan tidak memperdulikan Azka yang kini menggerutu.

"Mending lo balik ke kelas lo! Di sini nggak butuh siswa yang ngubah cat rambutnya setiap minggu!" Teriak Tere tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Azka, tapi tetap mengangkat jari tengahnya ke arah Azka.

Ayrin yang mendengar kedua sahabatnya berdebat dengan nada ngegas pun hanya bisa meringis, karena ia berada di depan Tere yang sibuk meneriaki Azka.

Tanpa memperdulikan usiran Tere, Azka bergegas cepat menuju ke kursi yang biasa digunakan ayang bebebnya- Sesil-

"Ayrin, ada Ardo!" Ucap Azka sambil menunjuk ke arah pintu yang menampilkan tubuh tegap Ardo yang masih setia menatap punggung mungil milik kekasihnya.

Possessive (Girl)Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang