26

15.4K 968 21
                                    

Boleh kah, sekarang Ayrin berterima kasih pada Tuhan? Yang dengan tidak adilnya menempatkannya pada keluarga yang nyaris sempurna, tapi sayangnya Ayrin juga tidak ingin berbagi pada mereka yang tidak pernah merasakan kasi sayang, biarkan Ayrin egois untuk kali ini lagi!

Boleh kah, sekarang Ayrin berterima kasih pada Tuhan? Yang dengan tidak adilnya menempatkannya pada keluarga yang nyaris sempurna, tapi sayangnya Ayrin juga tidak ingin berbagi pada mereka yang tidak pernah merasakan kasi sayang, biarkan Ayrin ego...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

Dua tahun yang lalu..

Gadis cantik berusia empat belas tahun sedang sibuk memilih sepatu yang akan ia pake menuju pesta ulang tahun salah satu temannya yang dirayakan di sebuah hotel berbintang,

"Hm, aku mau pake yang ini aja deh!"

Tangan mungilnya menunjuk ke arah salah-satu sepatu berwarna pink yang senada dengan baju yang ia gunakan sekarang.

"Mama!" Teriak Ayrin yang membuat sang Mama memasuki kamar itu,

"Iya sayang!"

"Mah pengen pake yang ini aja,"

Ayrin mengangkat sepatu yang ia pilih, dan langsung diangguki tanda setuju oleh Kay yang kini mulai memperbaiki rambut Ayrin,

"Mah! Aku udah pinter bawa mobil,"

Mendengar kalimat Ayrin membuat Kay terkekeh pelan, yah! Anak gadisnya ini memang sudah pintar mengendarai mobil, karena Ayrin sudah mengikuti kursus bersama kedua sahabatnya- Sesil dan Tere

"Iya, tapi kalau udah 17 tahun baru boleh bawa mobil,"

"Yah! Percuma dong belajar cepet."

"Buat pengetahuan aja, Sayang," bujuk Kay sebelum mencium puncak kepala putri sulungnya,

"Ya udah, Ayrin berangkat dulu,"

Setelah berpamitan dan mencium tangan sang Mama, Ayrin dengan langkah santainya keluar dan berbicara dengan salah satu sopir yang akan mengantarnya,

"Cepetan Pak, nggak pake lama, nanti rambut Ayrin nggak cetar lagi,"

Mendengar ocehan lucu sang Nona membuat lelaki paruh baya itu tersenyum lalu membukakan pintu penumpang untuk sang Nona.

"Silahkan, Nona Ayrin,"

"Princess Ayrin!" Ralat Ayrin sambil menatap memelas ke arah sang sopir yang selalu melupakan nama panggilannya.

Perjalanan menuju hotel terasa cukup singkat, karena Ayrin sibuk memainkan smartphonenya.

"Makasih, Pak Anton, nggak usah nunggu, entar kalau pulang, Ayrin kabarin."

Possessive (Girl)Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang