Bagian Dua | Sehari Sebelumnya

8.9K 2.3K 1.8K
                                    

Hai, selamat malam ☺️

Selamat membaca cerita Social Media Syndrome😉

Tolong sikapi dengan bijak dan bila ada kata-kata atau perilaku yang kurang berkenan mohon untuk tidak di contoh.

Jangan lupa tag teman kalian untuk membaca cerita ini!

Peraturan untuk membaca cerita ini :

1. Silahkan berikan vote

2. Berikan setidaknya 1 komentar, lebih banyak lebih bagus.

Kedua hal itu berguna untuk mendukung agar cerita ini lebih banyak diketahui oleh banyak orang.

Terima kasih untuk kalian yang melakukan keduanya❤️

Semoga cerita ini tidak mengecewakan.

***

Now Playing | Utopia - Antara Ada dan Tiada

Now Playing | Utopia - Antara Ada dan Tiada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian Dua | Satu Hari Sebelumnya

Jika melihat dari ekspresi wajah kamu, membuat saya bingung. Apakah yang kamu ceritakan adalah cerita asli atau hanya sekadar karangan fiksi?

***

Satu hari sebelumnya...

Kediaman, keluarga Dhananjaya.

Kematian Sultan mungkin hanya menjadi tekanan sebagian kecil bagi keluarga Dhananjaya. Mungkin ini terdengar aneh, namun begitulah kenyataannya. Gavin Dhananjaya, selalu kepala keluarga, ayah dari Sultan dan Adipati, juga ketua pengawas yayasan sekolahnya.

Saat ini keluarga Dhananjaya tengah makan malam bersama, kursi di samping Adipati kosong, biasanya diisi oleh kembarannya. Jujur saja, Adipati merasa kangen, dia juga marah karena disaat keluarganya bisa speak up dan mecari tau kebenaran tentang tragedi itu hanya diam dan tutup mulut. Seolah kematian Sultan adalah kasus bunuh diri biasa.

Padahal, bunuh diri tidak bisa dikategorikan kasus biasa. Itu benar-benar harus diusut.

"Adi...," panggil Gavin, ada penekanan disaat Gavin memanggilnya.

Adipati menoleh ke arah Ayahnya itu, "Iya Pa."

"Besok bakalan ada detektif dan polisi yang ke sekolah," beritahu Gavin, "Adi bisa ngatasinnya? Kalau Adi gak siap ngomongin soal Sultan Papa bisa bicara buat enggak libatin kamu."

Kan, aneh, lagi. Seolah ada yang ditutupi.

Masa keluarganya sendiri yang membunuh kakaknya?

"Gapapa kok Pah," ujar Adipati, "Adi bakalan bersikap kooperatif."

"Papa tau kematian Adik kamu adalah luka buat keluarga kita, kalau kamu gak siap bilang Papa ya."

"Papa gak mau Adi menjadi saksi untuk memberikan keterangan?" tanya Adipati, namun Ayahnya menggeleng.

Social Media SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang