BIP : 01

25 1 0
                                    

The Writers Marigold

Bullyship In Friend - Kelompok 4

Created By : ccefyhi

***

Rintik air sedikit demi sedikit menetes, membasahi kota dengan malam yang penuh ketenangan. Perlahan semakin deras, hingga menimbulkan suara khas nan indah.

Seorang gadis tersenyum, dia menatap luar jendela yang saat ini sedang bercuaca hujan deras. Dia mengulurkan tangannya melewati jendela kayu yang sengaja di bukanya, tak peduli dengan cipratan air hujan yang mengenainya. Tetesan demi tetesan air hujan membasahi tangannya. Guratan senyum di bibir gadis itu tak dapat di artikan.

***

"Bianca, Rendra, ututu sahabat Vinka." Vinka memeluk kedua sahabatnya, mereka berdua selalu menjemput Vinka tiap pagi.

"Ih, apaan sih, geli tau gak!" ucap Bianca, sahabat sedari kecil Vinka.

Bianca memang orang yang tidak terlalu asik. Tapi, Vinka senang memilikinya. Ia mengharapkan bianca akan selalu disisinya. Bianca adalah orang yang selama ini mengisi hari-hari Vinka.

"Mandi sana, bau!" ucap Rendra, sahabat dari masa SMP, karena ia baru pindah dari desa sewaktu kelas 7.

"Iya ... iya ... bye," gerutu Vinka.

Vinka melepas kedua tangan yang sedari tadi tidak lepas dari kedua sahabatnya, ia segera menuju ke kamar mandi.

***

Masa-masa remaja SMA memang paling indah. Hampir semua kisah para remaja tertuang disini, baik kisah menyenangkan maupun menyedihkan.

Begitu pula dengan Vinka, dia adalah orang yang tidak pandai bergaul bahkan dengan teman sekelasnya. Buktinya, dia hanya mempunyai dua teman sekaligus sahabat. Walau ia sering disapa teman sekelasnya, Vinka bukanlah orang yang pandai mencari topik apalagi dengan orang yang baru ia kenal, jadi pembicaraan mereka hanya stop sampai disitu saja.

Seperti biasa hari-hari Vinka di SMA ini diisi oleh bianca dan rendra. Kalau dipikir-pikir hanya mereka yang cocok dengan Vinka.

Suasana kelas sama seperti kelas pada umumnya. Ketika ada guru, mereka diam tak berkutik apalagi jika gurunya termasuk guru killer yang ditakuti semua murid. Dan jika tidak ada guru tentunya kelas akan menjadi rame seperti ada pasar malam di dalamnya.

"Eh woy tutup pintunya." ucap salah satu teman sekelas Vinka, panggil saja Rayhan, anak paling rusuh di kelas Vinka.

"Asik, dangdutan. Musik bro, tarekkk sess.." ucap teman Rayhan, Gara.

Rayhan bersama teman-temannya bertingkah tidak jelas. Tentu saja yang lain akan merasa risih karena suasana kelas menjadi tambah ricuh ketika ada yang mencoba melarang mereka.

"Matiin, berisik tau gak." ucap Adel, dia paling gasuka kalo ada musik keras, apalagi jikalau enggak bawa headset.

Sementara Vinka, ia tidak memperdulikan mereka. Ia sibuk dengan dunianya bersama Bianca. Hanya Bianca, karena Rendra tidak satu kelas dengannya.

"Eh Bianca, mau rencanaiin sesuatu gak nanti?" ucap Vinka mulai memulai pembicaraan.

"Rencanain apa?" tanya Bianca.

"Foto-foto bareng gitu bertiga, biar bisa jadi kenangan." jelas Vinka penuh kegirangan.

"Boleh boleh, mau dimana tapi ya?" tanya Bianca lagi.

Bullyship In FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang