Sebuah pesan masuk di handphone milik Elen membuyarkan lamunan anehnya. Gadis itu pun beranjak mengambil handphone yang diletakkannya di meja belajar.
+62 856-7888-xxxx
Save, Fino."Hah? Sekarang dia jadi stalker? " monolog Elen.
Elensa
Done.Fino
Makasih.Elensa
Sama-sama.Fino
Nggak ada yang marahkan?Elensa
Siapa?Fino
Cowok lo lah.Baru saja Elen hendak membalas pesan dari Fino, sebuah pesan masuk di whatsapp Elen lagi. Gadis itu pun keluar dari roomchat Fino.
Bang Al
El, bisa ke rumah nggak?Elen
Bisa bang, ada apa emang?Bang Al
Bunda kayak diganggu deh, El.Elen
Otw.Bunda itu ibu kandung Alan, Alan memanggilnya demikian, bahkan Elen, Raka, juga Revan memanggil bunda juga.
Elen mengobrak-abrik isi laci kamar Raka, mencari kunci mobil. Elen sudah bisa menyetir, tapi jika kemana-mana Elen tidak pernah mengijinkan gadis itu untuk menaiki mobilnya. Tidak ada. Pasti Raka membawanya. Antisipasi Raka sangat gesit ketimbang pikiran dangkal Elen.
Suara klakson mobil terdengar dari halaman depan rumah Elen, gadis itu segera berlari ke depan, setelah mengambil cardigan navy miliknya yang dipadukan dengan celana hitam dan kaos putihnya.
"Hai cewek! Jalan yuk! " Revan memunculkan kepalanya dari dalam mobil.
Dengan cepat Elen berhambur masuk ke dalam mobil, tanpa basa-basi. "Buruan ke rumah bang Al! "
"Loh? Pulang dong gue? "
"Revan! Darurat ini, " ucap Elen tidak sabar.
"Okok, siyap tuan putri. "
Revan pun menancap gas dengan cepat, sesuai perintah Elen.
Sesampainya di rumah Alan, Elen dan Revan turun dari mobil. Revan kini paham kenapa teman kecilnya itu terburu-buru, saat perjalanan Elen menceritakan yang terjadi, termasuk mata ketiga yang Elen punyai sekarang.
"Masuk El! Van! " Alan sedari tadi memang menunggu di luar.
"Bunda dari siang teriak-teriak kata bibik, abang baru pulang aja kaget. Tolong ya El! Biasanya Raka yang bantu. " Elen mengerti.
Gadis itu pun mendekati bundanya, setelah Alan membuka pintu kamar yang sempat dikuncinya.
"Assalamualaikum bunda. " salam Elen.
"Ber-hen-ti... Pa--aa-nas.... " seru Mita, bunda Alan dengan serak."Bunda, bunda, ini Revan dateng lagi loh. " kali ini Revan berjalan mendekat. Pukulan yang tidak dapat terelakkan membuat Revan terhuyung ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Indigo!
Teen FictionGenre: Horror-teenfiction-school Up: 1 minggu 1 kali (Senin) ===================================== "Melihat kalian itu bagai mimpi buruk dalam tidurku, andai ini memang mimpi, maka bangun adalah solusi. Namun, aku sadar ini nyata. I can see you! " ...