"Park Jimin, aku mengambil engkau menjadi seorang suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus"
Kedua mempelai pria itu bergantian menyematkan cincin pernikahannya kepada jari manis pasangannya, lalu mencium lembut di bibir. Terlihat begitu manis.
Tepukan dan sorakan hangat dari dari para saksi terdengar sangat emosional, begitupun kedua orangtua Jimin yang langsung memeluk anaknya beserta pasangan hidup anak satu satu nya yang sebentar lagi akan mereka lepaskan untuk menjalani kehidupan yang baru. Ya lebih tepatnya telah dilepaskan dan sekarang sudah menjadi tanggung jawab Yoongi untuk menjaga Jimin.
Sunday
12-oktober-2017
8.PM.KST"hati-hati di jalan eomma, appa", setelah semua barang-barang dibereskan, kedua orangtua Jimin berpamitan, meninggalkan Jimin bersama Yoongi di apartemen Yoongi. Kata Jimin, ia menyukai suasana apartemen Yoongi, jadi ia memilih tinggal di apartemen Yoongi.
"iya Jimin, jaga dirimu, jangan merepotkan suami mu ya sayang. Yoongi, kami menitipkan Jimin bersamamu, dia sering manja, jadi bersabarlah", ucap eomma Jimin sambil menepuk pundak Yoongi. Yoongi tersenyum menanggapi.
"eomma..."
"ah satu lagi! Selamat menikmati malam pertama kalian~", ucap eomma Jimin lagi, memberikan kedipan satu mata kepada Jimin, lalu pergi sebelum mendapat pukulan dari Jimin nya menuju lift.
Yang digoda wajahnya sudah memerah seperti tomat, ah Jimin malu sekali, sungguh ia ingin tenggelam saja saat ini. Yoongi yang sedaritadi menyadarinya terkekeh kecil, lalu mengajak Jimin masuk.
Jimin berkeliling sebentar, memastikan apakah semua barangnya sudah lengkap, lalu mengintip sedikit ke dalam kamar Yoongi, Yoongi nya sedang membereskan kamar mereka, mengatur letak barang-barang miliknya agar barang baru milik Jimin dapat tertata disana juga.
"ah jimin? ada apa?", Yoongi mengetahui apa yang Jimin lakukan sedaritadi, mengintipnya.
"hyung.. Apa kau butuh bantuan?" mengedarkan pandangan, Jimin lalu masuk ke kamar Yoongi, ikut memindah-mindahkan barang-barang milik mereka yang masih berantakan.
Yoongi terkekeh kecil, menganggukkan kepala sekilas memberi koda kepada Jimin.
Yoongi yang melihat Jimin masuk, menopang dagu nya dengan telapak tangan, lalu memperhatikan setiap gerakan Jimin, menyadari nya, Jimin lalu menoleh, membalas tatapan dari Yoongi.
"jimin, kau cantik", Yoongi bergumam kecil, yang pasti nya bisa Jimin dengar, abaikan ucapan Yoongi, Jimin kembali mendongak, menatap bingkai foto besar yang telah ditutup.
"em .. hyung, aku boleh bertanya sesuatu?", tanya jimin, yang langsung dijawab oleh anggukan dari Yoongi.
"tentu"
"aku ingin melihat itu
Jimin menunjuk sebuah bingkai foto besar yang ditutupi oleh beberapa buah koran.
berapa lama kau akan menyembunyikan itu, hyung?"END
.......
maaf :( dust flows sampai sini aja ya, aku fikir cerita nya agak ga nyambung, sorry, aku ga lanjutin cerita ini, maaf dan terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dust Flows
FanfictionYoongi dan Jimin, keduanya saling menyayangi. keduanya saling melengkapi. melindungi. menemani. mencintai. Dengan lumpuh nya ingatan Jimin, beserta lumpuhnya keberanian Yoongi, membuatnya hancur begitu saja. Sebuah hubungan yang benar-benar telah te...