Attempt To Love ♡ BrightWin

Bagian 9

Hai Attempt to Love up ya...

Selamat membaca^^

Jangan lupa sebelumnya kasih bintangnya dan komennya 😊

Alur kali ini ancur banget sumpah, alurnya makin kesini makin lambat dan absurd, aku yang nulis jadi bingung gimana ngelanjutinnya😥

Aku kalau lama update itu lagi mikir gimana nulisnya ya, mood nulisku lagi naik turun :')
Kalau mood ku bagus aku gercap kok ngeup nya.

Yang gak suka bisa mundur alon-alon aku gak maksain kalian baca ceritaku.

.
.
.
.
.
.
.
.

Attempt to love

TYPOS. MATURE. BL. MPREG. AOB
VERSION.

INSPIRATION/REMAKE BY NOVEL TEXAS GLORY FROM LORRAINE HEATH (Aku cinta semua novel karya Lorraine Heath, rekomen banget deh, sumpah!)

.
.
.
.
.
.
.
.

Bright Vachirawit Chivaaree bertekad untuk terus membangun kejayaaannya di dunia perbisnisan. Tapi semua kerja kerasnya akan hancur sia-sia, kecuali ia memiliki anak laki-laki sebagai pewaris tahta kekayaan keluarga Chivaaree.

Untuk itu ia membutuhkan seorang istri, tapi sayangnya tak ada satupun wanita yang menarik perhatiannya.

Bright pun pada akhirnya mendapatkan jawaban atas persoalannya pada keluarga Opas-iamkajorn musuh yang berselisih dengannya salama empat tahun terakhir.

Dengan puluhan hektar tanahnya Bright menukar sang anak tengah keluarga Opas-iamkajorn.

.
.
.
.
.

Frank menghentikan mobilnya didepan sebuah toko kelontong. Mengajak Win untuk turun. Frank membukakan pintu toko untuk Win, senyum main-main tersungging dibibirnya.

View berdiri disudut tangga, sedang meletakkan kaleng-kaleng makanan di atas rak. Gadis itu menoleh, sudut bibirnya terangkat hangat.

"Apa yang bisa ku bantu?" Tanya seorang pria tua dengan rambut berubah uban semua. Win ingat ia pernah bertemu pria ini dipesta pernikahan nya. Pria tua yang datang jauh jauh dari Thailand untuk melihat pernikahan Bright. Mr. Jeenprasom.

"Win membutuhkan sesuatu."

"Kalau begitu apa yang kau butuhkan, mrs. Chivaaree?" Mrs. Chivaaree? Win kira ia tidak akan pernah terbiasa mendengar nama itu.

"Aku... uh... buku.. aku membutuhkan beberapa buku."

Mata Mr. Jeenprasom melebar. "Kau sudah selesai membaca buku-buku yang suamimu belikan minggu lalu?"