Akhir yang berakhir

1.3K 116 8
                                    

Dari berbagai macam sudut pandang yang kita pahami, kita hanya bisa memilih satu di antaranya. Menganggap baik, atau buruk.

Bagaimana kita menatap dunia, bagaimana kita menilai dunia, bagaimana kita memilih apa pilihan kita, sudah memang menjadi kewajibannya.

"Dia lelaki, seharusnya ia bisa menjaga dan melindungi sang kakak dalam keadaan seperti apapun."

Coba posisikan diri kalian sekarang, sebagai laki-laki. Baik kalian memang laki-laki, maupun perempuan. Coba sekarang, posisikan diri kalian sebagai laki-laki.

Kalian adalah seorang lelaki, penderita Autisme. Kalian adalah seorang lelaki, pengidap sindrom Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda. Kalian adalah seorang lelaki, pengidap kanker darah stadium dua, yang setiap minggu harus menjalani cuci darah di rumah sakit, dan tidak bisa lagi bergerak tanpa bantuan kursi roda. Lalu, kalian mempunyai saudara perempuan. Saudara sekaligus keluarga satu-satunya yang kalian punya saat ini.

Dengan kekurangan kalian sebagai penderita Autisme, mampukah kalian menjadi pelindung kakak perempuan kalian setiap saat, sementara orang-orang di sekitar terus menyiksa mental dan fisik kalian tanpa henti?

Kalian sebagai penderita sindrom kepribadian ganda, tubuh kalian dapat dikuasai oleh alter lain sewaktu-waktu tanpa kalian sadar. Salah satu alter yang muncul saat itu adalah alter yang sangat lemah. Mampukah kalian menjadi pelindung kakak perempuan kalian setiap saat?

Kalian mengidap kanker darah stadium dua yang setiap minggu harus rutin cuci darah di rumah sakit, kondisi lemah, tubuh tak kuat hanya untuk berjalan, mampukah kalian menjadi pelindung kakak perempuan kalian setiap saat?

Hal-hal kecil yang berdampak besar pada orang lain, yang selama ini jarang kita sadari adalahㅡ kita selalu memandang hal di dunia seperti apa yang sudah menjadi kodratnya.

Laki-laki fisiknya lebih kuat dari wanita, maka laki-laki harus menjadi pelindung wanita.

Wanita fisiknya lebih lemah dari laki-laki, maka laki-laki harus menjadi pelindung wanita

Kalimat pertamanya memang berbeda, tapi kalimat kedua akan tetap menjadi sama. Orang-orang hanya memandang kodrat laki-laki sebagai laki-laki, tanpa bisa membedakan, mana yang wajib dan mampu, mana yang tidak.

Kita tidak hidup sendirian. Kita hidup bersama dengan banyak orang yang memiliki karakter, kemampuan, dan sudut pandang yang berbeda pula.

Jika merasa kesulitan, jangan pernah berpihak kepada siapapun. Meski terasa berat, menjadi pihak netral memang keputusan yang cukup bijak. Jika ragu untuk berpihak, cukup diam dan jadi pengamat. Jika bisa membantu, bantulah. Jika tidak bisa, setidaknya jangan menambah penderitaan mereka.

Ada banyak manusia yang tidak diperlakukan seperti manusia di bumi ini. Asalkan kita mempunyai mindset yang logis, tak lagi harus merasa ragu dalam berpihak dan menilai, mana yang baik, mana yang burukㅡ mana yang benar, mana yang salah.

.
.
.

15 September 2020
( Di revisi pada 5 Desember 2020 )


Butterfine


Selesai.

@haeyayo.

Butterfine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang