Chanyeol PovAku masih menatap lirih tubuh istriku yang terbaring kaku. Aku masih menggengam erat tangannya. Airmataku tak hentinya menetes.
Aku hancur!
Bahkan sangat hancur!Aku tak mengerti mengapa Tuhan melakukan hal ini kepadaku?
Dia memberiku kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan.
Entah apa dosa yang telah aku perbuat hingga dia menghukumku seperti ini?
Aku hanya menginginkan istriku kembali, karena hanya dia yang aku butuhkan. Aku tak bisa mengurus putriku sendiri.
Aku membutuhkannya, sangat membutuhkannya.
Setelah Krystal dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit, aku dan Kak Suho memutuskan untuk membawa jasad Krystal pulang ke rumahku.
Aku masih tak percaya dan tak terima semua ini.
Aku melihat puluhan orang yang datang dengan pakaian serba hitam saat mobil ambulans yang membawa jasad Krystal tiba.
Aku tak suka melihatnya, aku memalingkan wajahku. Aku masih menggenggam dan menatap lekat wajah istriku. Aku tak memperdulikan ekspresi mereka.
Bahkan aku tak peduli saat anakku tiba-tiba menangis dengan kerasnya. Yang aku pedulikan saat itu hanyalah Krystal, istriku.
Aku meminta Kak Suho dan beberapa pria yang lain membawa jasad Krystal ke kamar kami.
Tak ada kecurigaan dari mereka. Aku langsung menyuruh mereka pergi, lalu dengan cepat aku mengunci kamarku dari dalam.
Aku tak memperdulikan apa kata mereka di luar sana. Aku mengintip dari celah jendela kamar kami, puluhan orang yang sedang menyiapkan peti mati untuk istriku.
Aku mengepalkan tanganku, rahangku mengeras. Aku tak suka melihatnya. Aku kembali mengayuh kursi rodaku menuju tepi ranjang Krystal. Aku berusaha turun dari kursi roda dan bersimpuh dihadapan Krystal.
Tanganku masih menggenggam erat tangannya. Aku mengecup punggung tangannya dengan lembut.
Hatiku sakit!
Sangat sakit!Aku masih belum percaya jika istriku telah tiada, aku mengurungnya di kamar.
Terdengar sangat jelas teriakan Kak Suho yang berkali-kali memanggil namaku dan menyuruhku untuk membuka pintu, namun aku hiraukan.
Hampir sejam aku mengurung diri di kamar bersama jasad Krystal. Bahkan lidahku tak kuasa menyebut jasad Krystal. Karena bagiku Krystal masih hidup, dia hanya tidur sebentar karena lelah setelah melahirkan.
Aku masih menatap lekat wajahnya, hingga suara ketukan pintu dari luar sana benar-benar mengusikku.
TOK.. TOK.. TOK..
"Chanyeol. Buka pintunya, ayolah Yeol jasad Krystal harus segera disemayamkan, jangan seperti ini" teriak Suho.
Aku menoleh dan tersenyum sinis, ku jawab pertanyaan Kak Suho dengan lirih.
"Tidak kak, tunggu sebentar lagi Krystal pasti akan kembali kak, dia pasti akan hidup kembali"
"Yeol. Jangan seperti ini, ikhlaskan Krystal, Chanyeol. Dia telah pergi, ikhlaskan dia"
Aku menghampiri Krystal dan tidur di ranjang. Aku menepuk pelan pipi Krystal untuk membangunkannya dari tidur ranjangnya.
"Krystal. Bangun sayang buka matamu, aku akan selalu menunggumu disini sampai kau membuka matamu. Untuk apa aku bisa bicara lagi tapi kau tak pernah mendengarkanku" bisiknya lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fiksi PenggemarKrystal yang sedang hamil besar harus mengurus suaminya yang lumpuh, dia mengerjakan pekerjaan rumah dan bekerja di kantor setiap harinya. Tak pernah mengeluh karena dia sangat mencintai suaminya, hanya bisa berharap suatu saat nanti Tuhan akan memb...