Jeslyn melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada dikamarnya di asrama Gryffindor. Lily Evans, Marlene Mckinnon dan Dorcas Meadowes menjadi teman sekamarnya. Ia merasa minder berada ditengah - tengah tiga makhluk cantik titisan bidadari.
"Lagi - lagi mereka."geram Lily ketika, ia dan Jeslyn berjalan dikoridor menuju Kelas Transfigurasi. Mereka menemukan dua biang kerok Hogwarts sedang menjahili murid Slytherin kelas satu.
"Cukup, Potter!"teriak Lily.
"Pagi Lily."sapa James dengan senyum manis tanpa dosa diwajahnya.
Jeslyn membantu siswi Slytherin itu berdiri. "Terima kasih."cicitnya sambil membersihkan roknya, kemudian temannya lalu pergi dari sana
"Kau tidak perlu repot - repot untuk menolongnya, Rousseau."kata Sirius dengan tak suka.
"Mereka hanya murid kelas satu, Black."desis Jeslyn.
"Potong dua puluh poin dari Gryffindor."tegas Lily.
"Oh jadi kau lebih membela para ular dibanding kami?"Sirius meletakkan kedua tangannya dipinggang.
Jeslyn tersenyum mengejek. "Kekanakan sekali kau, Black." Sirius Black dimasa ini sangat menyebalkan.
Lily menarik tangan Jeslyn. "Sudah jangan dengarkan dia, ayo kita ke kelas."
Lily mengajak Jeslyn duduk dibangku paling depan. Dikelas Transfigurasi asrama Gryffindor digabung dengan Ravenclaw. Profesor Minerva McGonagall tampak lebih muda dan energik. Beliau sudah menjabat sebagai Kepala Asrama Gryffindor dimasa ini.
Lagi - lagi Maraunders membuat ulah. Saat kelas Rune Kuno usai, Jeslyn melihat mereka sedang memantrai lantai koridor menjadi basah dan licin.
Bruk
Sial.
James dan Sirius tertawa. Sirius tertawa paling keras. Jeslyn mengaduh. Bokongnya sakit sekali.
"Balasan untukmu Rousseau."
Jeslyn menatap Sirius dengan tajam. Remus mendekatinya lalu membantunya berdiri. "Thanks."kata Jeslyn. Remus tersenyum kecil dan mengangguk.
Jeslyn menggumamkan mantra Pembersih untuk membersihkam roknya yang kotor.
"Apa yang kau lakukan, Jessie?"Sirius melihat ujung tongkat sihir Jeslyn hampir menyentuh hidungnya.
"Jangan panggil aku begitu."kata Jeslyn dengan sengit. "Aquamenti."air menyembur dari tongkat Jeslyn membasahi Sirius.
"Hei!"Sirius menyeka air diwajahnya dengan kasar. Seragam dan rambutnya basah kuyup. "Berhenti kau!"teriaknya.
Namun Jeslyn mengabaikannnya. Ia mengibaskan rambutnya. Gadis itu terus berjalan hingga menghilang dibelokan.
"Bagaimana rasanya dikalahkan oleh seorang gadis, Black?"Marlene tertawa mengejek, ia melewati Sirius bersama Dorcas yang juga ikut tertawa.
Sirius menggerutu. Otaknya sedang menyusun rencana untuk membalas perbuatan gadis brunette itu.
*****
Jeslyn menatap sengit cowok yang duduk dihadapannya. Ia mengiris - ngiris daging steaknya seolah itu adalah jemari tangan Sirius. Mereka berdua beradu pandang dengan tajam.
Peter dan Remus sampai bergidik karena aura mereka sungguh menyeramkan. Sementara James sibuk menggoda Lily.
Hidangan makan malam menghilang digantikan oleh hidangan penutup.
"Porsi makanmu lumayan banyak rupanya."celetuk Sirius. Ia sudah menghabiskan dua cup puding dan sekarang ia akan menghabiskan tiga potong kue karamel.