#Phuwin

1.5K 175 9
                                    



Maafkeun, aku baru bisa ngeup 🙇 janji abis ini bakal jarang up kok. Baik ga aku 😄


Seperti biasa, don't forget to↓


Vote & Comment










.
.
.
.
.




Save me → Phuwin


Typos. Hospital!au. bl. sci-fi. mpreg. Sad




.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam itu kota Nonthaburi kembali diguyur hujan yang lebat. Sudah memasuki pertengahan bulan di Juli, banyak orang memilih mendekam dikamar mereka, Win pun ikut terlarut dalam suasana, di gendongnya bayi mungilnya. Bayi berwajah kemerahan yang lucu, bayi laki lakinya yang tampan.

Bayinya baru saja ia lahirkan disekitaran pertengahan bulan Juli, di penghujung musim kemarau , Win menangis memeluk bayinya yang masih kemerahan dengan bekas darah, terlalu suci untuk di nodai monster bernama Joe.

Phuwin Tangsakyuen Opas-iamkajorn.

Bayinya, Phuwin kecilnya. Yang menatapnya dengan mata sipit kecilnya, rambut lebat dan hidung mancungnya, tubuh lumayan berisinya, Phuwim sangat kecil. Hingga rasanya Win tidak sanggup memeluknya terlalu erat, tapi jika ia tidak memeluk Phuwin erat orang-orang itu akan datang mengambil Phuwin-nya. Bayi mungilnya. Bayi yang ia jaga sepenuh hatinya dan ia lahirkan dengan mempertaruhkan nyawa.

Win tidak bisa membayangkan orang jahat di tempatnya tinggal mengambil Phuwin-kecilnya, merampas harta satu-satunya yang ia miliki.

Win pasti sudah gila jika itu terjadi. Permatanya dirampas, Win tentu tidak memiliki tujuan hidup lagi.

"Hai, sayang. Phuwin." Win mengusap jemari kecil Phuwin lembut.

Phuwin menggeliat, kelopak matanya terbuka tertutup melihat wajah Win yang memerah menahan tangis. Win mencium kening Dongpyo, meletakan bayinya di ranjang kecil yang sempit di kamarnya. Merentangkan selimut tipis yang sekiranya mampu membungkus bayi mungil itu.

"Phuwin, ibu 'bekerja' dulu ya, Phuwin tidak boleh nakal, ibu janji tidak lama." airmata itu tanpa diminta jatuh kepipi Phuwin.

Win pandang sekali lagi wajah bayinya, berat rasanya meninggalkan Phuwin yang baru saja ia lahirkan untuk memuaskan nafsu hidung belang di tempatnya bekerja.

Win juga tidak bisa menitipkan Phuwin pada tetangganya, ia tinggal di tempat ini saja sudah membuat tetangganya mencemoohnya, bagaimana jika mereka tahu tentang Phuwin nya. Mungkin cemoohan itu akan semakin menyakitkan, Win tidak apa-apa jika mereka mengguncing dirinya, asalkan bukan anaknya, bayinya tidak bersalah, tidak ada yang boleh mencaci Phuwin-nya.

Tidak ada, bahkan jika itu Joe sekalipun.

Karena Win terlalu sayang pada bayinya. Ia mempertaruhkan hidup matinya demi anaknya. Tidak ada yang boleh menyentuh seujung kuku pun phuwin.










Save Me ♡ BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang