#You Never Walk Alone

1.1K 142 22
                                    

Mungkin setelah ini saya akan up lebih lama dari biasanya. Dikerenakan stok ide menipis dan saya sendiri sedang dalam masa masa sibuk. Jadi mohon pengertiannya.

Seperti biasa,

Vote

&

Comment!

.
.
.
.
.
.
.

Save me → You Never Walk Alone

Typos. Hospital!au. bl. sci-fi. mpreg.

.
.
.
.
.

You never walk alone

.
.
.
.
.
.








Hal terberat yang pernah Win alami adalah kesendiriannya,

Sendiri. Tidak ada yang bisa memahami dirinya sebaik dirinya sendiri. Win terbiasa sendiri, bahkan jika orang berlau lalang melewatinya, berada di dekatnya, mengajaknya berbicara, di tempat ramai penuh desak-desakan sekalipun, Win selalu merasa ia sendiri.

Win kesepian, ia membutuhkan sandaran yang bisa ia ajak berdiskusi, tapi kenyataan menamparnya terlampau keras. Win memang di takdirkan sendiri, selalu, dari ia di lahirkan.

Airmatanya masih mengalir membasahi bantal, begitu dari dua hari yang lalu, meratapi nasib kenapa Tuhan seakan tidak ingin ia bahagia. Kenapa Tuhan seakan senang sekali mempermainkan dirinya. Kehidupannya yang malang. Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawanya saja. Win benar-benar tidak kuat, ia berada di titik terendahnya, kemudian ketika pemikiran bernama mati itu datang, kenapa sangat menyenangkan untuk dibayangkan. Kenapa rasanya mati seperti berada di surga sesungguhnya.

Win membawa tubuhnya beranjak menuju lemari pakaian, mengambil mantel panjang yang cukup menutupi perutnya yang membuncit, hamil. Win kembali hamil benih manusia brengsek mana, Win tidak tahu siapa ayah anaknya ini, karena terlalu banyak pria yang menyumbang sperma di tubuhnya.

Kaki kurusnya berjalan menuju jalan setapak yang sunyi, kota xx di malam hari begitu indah, akan lebih baik ia mati tanpa di ketahui orang lain, melompat di jembatan atau rel kereta api misalnya.

Oh, Win menyukai opsi kedua, ia akan cepat  mati tapi Win tidak menemukan rel kereta api di sini. Yang ada hanya jembatan dengan arus air yang deras di sana.

Jemarinya yang dingin meremat erat pagar pembatas jembatan, menarik sekali lagi napas yang memberat kemudian memejamkan kedua matanya, bersiap melompat.

Sret...

"Ahh.."

Tarikan di kedua bahunya terlalu kencang, membuat Win menubruk dada bidang seseorang yang memeluknya erat. Begitu erat dan tetes airmata yang jatuh di pelepisnya membuat Win membeku. Kemudian sosok yang memeluknya erat itu membalik tubuhnya, menangkup kedua pipinya dengan wajah tertawa menahan tangis. Menyatukan kedua dahi mereka seraya berbisik parau.

"Aku menemukanmu Win, akhirnya aku menemukanmu.."

"Kau tidak sendiri sekarang, aku akan selalu di sisimu, menggenggam tanganmu, kau harus percaya padaku."

Sejak hari itu  Joss tidak pernah membiarkan Win lepas dari pandangannya.

Bibir dingin keduanya menyatu dalam lumatan penuh cinta. Joss tidak membiarkan Win pergi lagi, tidak akan pernah, karena Joss sudah berjanji akan bersama Win selamanya. Entah itu badai, atau dijalan penuh bunga, Joss tidak akan Win berjalan sendirian lagi.




Save Me ♡ BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang