Sinopsis :
Sejauh ini Yoongi merasa, ia terlahir hanya untuk mencintai Jungkook, namun mampukah ia memperjuangkan mimpinya?
Jungkook meminta waktu dua bulan untuk berpikir. Selama penantian menegangkan itu, Yoongi harus menelan berbagai kepahitan ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kotak cokelat dalam pelukan Yoongi itu masih belum diturunkannya meski sudah setengah jam ia berdiri di depan tempat pembuangan sampah di basement apartemennya. Yoongi melongok sekali lagi ke dalam kardus berisi foto-foto dan barang pemberian Jungkook itu.
Yoongi sudah memutuskan, kali ini sungguh-sungguh memutuskan untuk membuang semuanya disini. Berhenti memberikan ruang ingatannya untuk Jungkook disini. Kedua tangannya terulur ke arah tong besar itu dan dengan hati-hati ia membuang semua isinya disana.
Foto-foto, pigura, boneka tangan, kotak musik, mawar yang sudah kering, kartu ucapan selamat ulang tahun, surat cinta bodoh dari Jungkook, gelang perak dan masih banyak barang kecil berserakan dibawah sana, bercampur dengan sampah yang lain. Yang terakhir, Yoongi melemparkan kotak itu ke dalam sana dan untuk alasan itu perasaan lega mulai merayapi hatinya.
Ia tenang. Dan sekarang dengan kedua tangannya yang bebas dari "kenangan" Jungkook itu, Yoongi menyugar rambutnya kebelakang, mengusap matanya untuk mengurangi perih dan selanjutnya..... mengulurkan tangannya pada seseorang yang membutuhkan dirinya.
Yoongi berbalik sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Kancing putih yang terlepas dari bagian dada seragam Taehyung. Yoongi membentangkan telapak tangannya dan tersenyum.
"Tolong sembuhkan lukanya, Yoongi...."
Kalau Yoongi bisa menyembuhkan luka Taehyung sembari menyembuhkan lukanya sendiri, kenapa ia harus merasa berat?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak bisakah kau mendengarkan semua ini sebagai permohonan?" Yoona ingin meraih kepalan tangan Taehyung yang menggantung di samping tubuhnya. Taehyung masih membelakanginya, seolah-olah menoleh ke belakang adalah suatu pekerjaan sulit yang akan membuatnya mati.
"Milik siapa?" tanya Taehyung sinis. "Aaah.... milik siapapun itu kenapa aku harus peduli? Kalau begitu ingin tinggal di perkebunan itu kenapa mengajakku? Kenapa terus menyeret-nyeret aku ke dalam semua masalahmu?"