akibat nakal di sekolah
"Farrel, kamu dipanggil Bu Tania tuh di ruang BP!" temen sekelas Farrel yang bernama Chika memanggil Farrel sepulang sekolah. Seketika wajah Farrel pun berubah biru. Hah? Ada apa nih? Duh, pasti mau hukum gue nih gara-gara kasus kemaren! Batin lelaki ganteng kapten tim basket itu.
"Ada apa, ya, Chie?" tanya Farrel berusaha memastikan.
Chika menggeleng. "Kagak tau lah, lo dateng aja gih ke sana? Cepetan! Gak tau apa Bu Tania kalo marah kayak gimana?"Farrel menggeleng.
Sambil tertawa, Chika pun menjelaskan. "Tau Pak Andrian guru olahraga yang badannya keker kaya tentara itu? Kemaren Pak Andrian nyolek pantat Bu Tania di lorong sekolah. Jelas dong Bu Tania langsung marah. Selangkangan Pak Andrian ditendang keras bangeeet, Faar! Aku aja ampe ngeri denger bunyi tepakannya. PLAAAKKK!!! Gitu. Ampe jatoh kayak kejang-kejang gitu Pak Andrian di lantai, kaya pengen muntah, hihihi. Lucu liatnyaaa!"
Farel merinding. Ia sudah sering biji kejantanannya dihajar Friska dan tahu pasti gimana tersiksanya Pak Andrian pasti. "Lucu darimana! Bisa mati tauk, cowok diremukin buah zakarnya gitu!" sergah Farrel.
"Biarin, weeek. Lemah. COWOK ITU LEMAH!!" Chika menjulurkan lidah. "Cowok brengsek emang harus diancurin bijinya. Kamu juga bakal aku tendang lho Far telornya, kalo kamu macem-macem ama aku, hih!"
Farrel merengut. Lelaki itu pun lansgung pergi meninggalkan Chika berjalan ke ruang BP sambil misuh-misuh.
********
Farrel membuka pintu ruangan kantor bu Tania dan langsung mengucapkan salam. "Siang, bu!"
"Ah, siang juga, Farrel." Bu Tania tersenyum ramah, suaranya sungguh anggun mempesona. "Kamu udah ibu tunggu-tunggu, Farrel. Silakan, berkumpul ama Bryan dan Erik." Telunjuk guru BP cantik itu mengarah pada sebuah sofa yang ada di kantornya. Benar, di sana ada Bryan dan Erik duduk dengan gelisah.
"Bre, ngapain lo disini?" bisik Farrel.
"Lah, elo ngapain di sini? ada kasus apa, sih?" balas Bryan.
"Ada deh, rahasia dong, hahaha," elak Farrel.
Erik berdecak. "Ah, palingan gak jauh-jauh dari kasus asusila. Cewek mana lagi yang lu lecehin, Far?" ia meninju bahu Farrel.
Farel mendengus. "Ah, lo juga pasti ya, Rik, kasus soal cewek. Si Bryan juga pasti sama, nih!"
"Wo ya jelas..." Bryan terkikik pelan. "Kita kan the handsome brothers, hahaha. Cewek-cewek emang tercipta untuk kita nikmatin, betul nggak?"
"Sialan lo, hahaha." Farrel ikut tertawa. Tapi seketika tawanya meredup kala teringat nasehat sang Papa. Duuh, ngeri juga ya kalo burung perkasa gue ini sampe habis digunting kaya punyanya Papa. Tapi ah, gak mungkin! Batin Farrel berusaha menenangkan diri.
Mereka bertiga pun kemudian terdiam, menatap badan bu Tania yang memang selalu tampil sexy dengan blazer hitam, kemeja putih, rok span ketat pendek hitam, dan stocking berwarna senada membalut kakinya. Guru cantik itu juga mengenakan sepatu heels hitam yang sangat tinggi. Farrel terkejut, mirip-mirip sepatu high heels kepunyaan mama yang pernah dipake menjejek-jejek kantung zakar papa yang diceritakan kemarin. Tadi pagi, papa menunjukan pada Farrel sepatu mama yang inilah yang pernah menghancurkan biji kebanggaannya. Gunting rumput besar yang pernah digunakan mama untuk mengkebiri kejantanan papa juga diperlihatkan pada Farrel, sengaja digantung di depan pintu kamar papa dan mama, sebagai peringatan untuk papa bahwa dengan benda inilah keperkasaan papa tertaklukan untuk selama-lamanya oleh ketegasan mama.
Pintu terbuka kembali. Masuklah satu orang lagi ke ruangan bu Tania. Bu Tania tersenyum lebar menyambut orang itu. Tapi Farrel, Bryan dan Erik terkejut karena yang masuk adalah Pak Rendy, guru biologi yang paling tampan di sekolah disukai banyak siswi.
"Siang bu Tanny...," Pak Rendy menyapa menggoda, tapi bu Tania acuh.
"Oke, karena kalian semua udah terkumpul, saya akan jelaskan maksud pertemuan siang ini." kata bu Tania guru seksi berstocking hitam itu. "Kalian dikumpulkan di sini karena saya akan memberikan dan menjelaskan... hukuman apa yang akan kalian terima, gara-gara kasus pelecehan seksual yang kalian lakukan bulan kemarin."
Senyum pak Rendy tiba-tiba menghilang. "Eh, tunggu, apa-apaan ini? Kok saya juga?"
Bu Tania menatap Pak Rendy tajam. "Mohon diam dulu, Pak Rendy. Kamu pikir saya nggak tau hah, pelecehan yang bapak lakukan di kamar mandi perempuan hari senin kemarin? Saya punya informasi dan bukti-buktinya. Kaget, kan? Hahaha! Jadi diam dulu sebentar!"
Pak Rendy terdiam, menatap Bu Tania dengan bingun dan geram.
"Kebetulan, hari sabtu besok saya mau melakukan pelatihan bela diri sederhana untuk para siswi. Hanya empat siswi saja, sebagai duta ballbusting, atau ballbusting idol. Fungsi ballbusting idols ini adalah meneruskan serta mensosialisasikan pada semua siswi di sekolah ini tentang pelajaran yang saya berikan."
"Hukuman untuk kalian adalah... kalian diperintahkan untuk menjadi model alat peraga untuk training ballbusting saya. Ingat ya besok datang ke Aula sekolah tepat jam 10 pagi, bawa celana renang yang ketat! Siap Erik, Bryan, Farrel dan Pak Rendy?"
Farrel, Bryan dan Erik Cuma bisa mengangguk pasrah sambil mencelos lemas. Terbayang bakal tersiksanya telur masa-depan mereka besok pagi. Sedangkan pak Rendy, masih protes.
"APA-APAAN INI?" teriaknya. "Saya ini kan guru! Masa saya harus jadi alat peraga buat bela diri siswi-siswi perempuan? Saya nggak mau! Di mana harga diri saya sebagai guru!"
"Terserah. Kalo saya laporin kasus kamu ke kepala sekolah, kamu bisa dipecat, Pak Rendy." Sahut bu Tania santai. Pak Rendy pun menelan ludah.
"Gimana? Siap?"
"Siaaaap....," jawab Farrel, Bryan dan Erik lemes. Kemudian Bu Tania melangkah seksi mendekati pak Rendy yang tidak menjawab. Tiba-tiba saja, dengan gerakan secepat kilat, guru cantik itu menumbuk keras selangkangan pak Rendy dengan sodokan lututnya yang kokoh
BRUKKKK!!! "AAAAAH!"
Pak Rendy menjerit sambil bungkuk meloncat-loncat pegangi kantung sperma berharganya. Muka gantengnya tampak sedikit lucu termonyong-monyong menahan sakit di ruangan itu.
"Siap, pak Rendy? Apa perlu diremukin sedikit lagi biji testikel brengsek kamu biar kamu jawab?" bu Tania menatap pak Rendy yang kini berjongkok menahan sakit sambil meringis-ringis.
"Tolong jawab Pak Rendy, sebelum saya tendang dan---"
"I,,,iya! Iya! Saya paham bu Tania! Besok saya dateng, aaaaawwwh." Pak Rendy masih terpejam jongkok pegangi 'anu'-nya yang diserang tiba-tiba.
"Nah, gitu don!" bu Tania tertawa. "Mudah-mudahan bisa jadi pelajaran dan penyadaran ya, buat pak Rendy, kalo guru itu tugasnya mendidik, bukan melecehkan para siswi. Ngerti?"
"I,,,iyaa aaaah, ngerti bu Tania, aaaaawh...." Pak Rendy masih tampak kesakitan. Jelas, hantaman lutut bu Tania pasti tepat mengenai sasaran dan titik lemah. Bu Tania memang terkenal sudah profesinal dan berpengalaman menghancurkan kesombongan kaum lelaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Yang Rapuh (Cerita Femdom Ballbusting)
Teen FictionKumpulan Cerita tentang Ballbusting. Perempuan mengalahkan lelaki. Girl Power. UNTUK 18+ taun keatas. WARNING : sarat adegan kekerasan dan cedera